Muhamad Anandito Attaya Dito panggilannya, belajar Wushu sejak - TopicsExpress



          

Muhamad Anandito Attaya Dito panggilannya, belajar Wushu sejak usia 8 tahun hingga tahun ini usianya 12 tahun, tidak terasa sudah 4 tahun lamanya. Dito diikutkan olah raga bela diri Wushu oleh papanya karena Dito sering sakit sakitan, asma, demam, batuk, pilek, dan sifat pemalu tertutup, susah bersosial dengan teman temannya. Sifat Dito sangat pendiam, tidak berani berbicara lantang atau bersikap aktif bandel selayaknya anak laki laki di usianya. Dito anak yang sangat penurut dan penakut, kesan lemah sangat terlihat dari matanya. Papanya ingin Dito jadi kuat dan pemberani, dan memilih Wushu karena olah raga ini lebih seimbang dalam menumbuhkan keberanian yang dipadukan dengan sisi seni keindahan dan kelemturan maupun kelembutan. Awal latihan Dito hampir selalu langganan muntah, atau mimisan,using, pucat, dan asma kambuh walau porsi latihan masih standar. Melihat tegasnya sang Pelatih, Papa Dito sempat khawatir apakah Dito mampu menekuni Wushu agar kuat. Tetapi dengan teman temannya bersama berlatih, percaya dirinya semakin timbul, karena porsi beratnya latihan merata ke semua anak anak dalam kelas, dan yang muntah ataupun lemah fisik tidak hanya Dito saja. Ingin agar anaknya cepat maju, Dito dan dua teman dekatnya yaitu Kian Kian dan Sing Sing menambah jam latihan khusus dengan pelatih tiap minggu pagi. Kelas hanya berisikan 3 orang, porsi latihannya pun cukup berat. Dito sekalipun lemah, tapi Papa Dito sangat gigih menemani dan menyemangati. "Papa selalu menemaniku saat latihan, melihat aku menangis ingin menyerah, tapi Papa tidak pernah ikutan menyerah. " kata Dito. Semakin bertambah bulan kemajuan Dito semakin baik, kemampuan hapalan jurus dan tehniknya bagus, Dito mulai masuk ke program latihan seminggu 3x dan siap untuk bertanding. Papa mama Dito sudah sangat senang sekali bisa melihat Dito punya percaya diri untuk tampil di panggung pertandingan mendemokan jurus jurus Wushu. Tidak terbesit bisa juara Wushu, asal ada pengalaman saja, Papa Mama tahu kalau Dito itu lebih lemah dibanding yang lain. Dito mendalami toya karena Dito dalam hal gerakan rapih dan tangannya terampil walaupun lemah. Dito sangat terinspirasi oleh Edgar, senior Dito yang menjadi juara dunia toya Junior pada tahun 2011 di kejuaraan dunia wushu junior Singapura. Kejuaraan yang pertama kali diikuti Dito adalah kejurnas junior tahun 2010 di Jakarta, Dito tidak mendapat medali, nilainya jauh dari juara. Tapi rasa senang dengan suasana tanding yang seru bertemu berbagai lawan dan teman, Dito semakin terpacu terinspirasi untuk berlatih. Fisik Dito semakin kuat, dan asmanya mulai menghilang di tahun 2011. Pada tahun 2012 Dito berhasil meraih juara 3 nasional di kejurnas junior Riau. Senang sekali bisa meraih juara 3, dan Pelatih merasakan keberuntungan saja medali ini bisa didapat Dito, karena saat itu peserta kejurnas di Riau tidak banyak. Pelatih selalu mengingatkan Dito " jurus Dito rapih tapi masih belum cukup tenaga dan berbobot, jangan senang dulu, tahun depan masih bertanding, latihan yang lebih serius ya !! " Pada tahun 2013 kejurnas berikutnya di Jogjakarta, Pelatih Dito kembali tidak menyangka Dito dapat meraih medali emas nomor toya seIndonesia. Padahal kali ini pesertanya banyak dan lawan beratnya bertanding semua. Mungkin karena pelatih selalu melihat Dito sebagai anak yang lemah sejak awal, dan beragam penyakit Dito yang sering muntah, mimisan, nangis, asma dalam melatih Dito selama 4 tahun dalam seminggu 3-5x bertemu, tidak menyadari kemampuan Dito semakin bagus dan sudah mengagumkan juri juri nasional. Pelatih kadang tidak sadar saking setiap kali latihan fokus dalam memperkuat segala kelemahan atletnya, tidak menyangka atletnya yang dari sangat lemah bisa menjadi juara terbaik nasional. Dito bersama lima teman seperguruannya, Zoura, Edgar, Kelvin, Jason pun terpilih oleh PBWI untuk mewakili jurus toya di kejuaraan Asia Junio di Manila pada 8 Agustus 2013. Gogi Gora Pelatih Edgar sekaligus Pelatih Dito, tahu benar pengalaman bersaing di jurus Toya Junior level usia 0-12 tahun ini, Edgar adalah anak Indonesia pertama yang meraih medali Toya Junior ini untuk Indonesia saat Edgar masih berusia 12 tahun di tahun 2011. Berselang Kejurnas Junior Jogja dan pengumuman terpilihnya Dito dam kawan kawan hanya berjarak satu bulan ke hari pertandingan Wushu Asia Junior, Pelatih segera mempersiapkan atlet atletnya semaximal mungkin. Dito pun dilatih intensif 6x seminggu, Pelatih sangat keras pada Dito, bersama Zoura, Edgar, Jason, Kelvin yang juga terpilih ke kejuaraan ini mewakili Garuda Merah Putih. Melihat kesempatan yang tidak boleh disia siakan, latihan dan persiapan harus semaximal mungkin. Dito pun ternyata dua kali jatuh sakit dalam bulan itu, Dito tapi tidak tampak menyerah. Sudah terbiasa dengan sakit penyakit, demam kembali latihan lagi, demam lagi, sembuh latihan lagi. Pelatih dan Papa Mama Dito berharap Dito tidak membuat malu negaranya, dan bisa bersaing apa adanya semaximal mungkin dengan Jepang, Korea, Malaysia, Vietnam, Singapura, Macau, Hongkong, China, Iran, Filipina, dll.. Berat berat lawannya, tidak berharap banyak selain mempersiapkan diri sebaik mungkin. Hasilnya....Dito kembali lagi membuat kejutan, dengan pulang membawa medali perak toya putra junior seAsia ! Kejuaraan Wushu Junior Asia ini dilaksakan di Manila Filipina 8-11 Agustus 2013. Dito kalah tipis denga tuan rumah Filipina. Luar biasa kagetnya Pelatih dan Papa Mama, kalau Dito bisa menjadi salah satu Naga Asia Junior. Prestasi ini sungguh dilalui oleh Dito dengan air mata dan keringat, anak yang keriting dan lemah ini bisa menjadi seorang symbol juara toya seAsia. Papa Dito orang Cirebon, dan berhasil menjadi jawara Wushu seJawa Barat, Indonesia, dan Perak Asia. Sobat sobat kecil maupun sobat Harmoni yang dewasa, inilah sedikit kisah kecil perjuangan seorang anak kecil, tapi merupakan perjuangan sangat BESAR baginya. Bila kita mendalami sesuatu dengan konsisten, kadang tanpa kita sadari, hitungan 0 telah menjadi 10.... lalu menjadi 100, dan seratus telah menjadi 1000. . Konsisten dan pantang menyerah, tidak disangka tubuh kita sudah kuat sampai level internasional. Www.GogiGoraWushuKids
Posted on: Wed, 21 Aug 2013 15:48:20 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015