NASIHAT ANAS TERHADAP KEKEJAMAN HAJJAJ Salah seorang tabi’in - TopicsExpress



          

NASIHAT ANAS TERHADAP KEKEJAMAN HAJJAJ Salah seorang tabi’in murid Anas bin Malik yang bernama Zubeir bin Adiy mengatakan: Kami mendatangi Anas dalam rangka mengeluhkan kezhaliman Hajjaj terhadap kami. Maka kata Anas, “Sabarlah kalian, sebab tidaklah kalian melalui suatu hari atau zaman, melainkan yang datang setelahnya lebih jelek dari itu. (Demikian seterusnya) sampai kalian menghadap Allah (mati)”. Inilah yang kudengar dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Ahmad sebagaimana lafazh di atas, dan Bukhari) KEZALIMAN HAJJAJ KEPADA ANAS BIN MALIK Seorang tabi’in bernama Ali bin Zaid bin Jud’an menuturkan: Aku pernah berada di istana Hajjaj saat ia menginterogasi para pengikut Ibnul Asy’ats. Ketika Anas berdiri di hadapannya, Hajjaj berkata: “Hei orang busuk yang tenggelam dalam berbagai fitnah. Sesekali kau di pihak Ali, kemudian di pihak Ibnu Zubeir, lalu di pihak Ibnul Asy’ats [Ali bin Abi Thalib, Ibnu Zubeir, dan Ibnul Asy’ats adalah orang-orang yang pernah berseteru dengan Bani Umayyah, sedangkan Hajjaj adalah kaki tangan Bani Umayyah yang demikian loyal, sehingga memusuhi setiap orang yang dianggap berseberangan dengan ‘majikannya’] “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kamu akan kubunuh dan kukuliti laksana seekor biawak !!” celetuk Hajjaj. “Siapa yang Anda maksud wahai Amir ?” tanya Anas. “Kamulah yang kumaksud. Semoga Allah menulikan telingamu !” bentak Hajjaj. “Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun” kata Anas. Ia pun keluar dari sana lalu mengatakan: “Demi Allah, andai saja aku tak ingat akan anak-anakku, dan khawatir dia (Hajjaj) menganiaya mereka, niscaya akan kuucapkan kepadanya kata-kata yang membuatnya pasti membunuhku” lanjut Anas [Al Mizzi meriwayatkan kisah ini dari jalur Ibnu Jud’an dengan lafazh jazm (Qaala), yang berarti bahwa sanad kisah ini laa ba’sa bihi (tidak bermasalah) menurut beliau (lihat: Tahdzibul Kamal 3/373)] Kendatipun demikian, Anas radhiyallahu ‘anhu tidak membalas kekurang ajaran tersebut dengan sikap yang sama, walaupun ia sangat berhak membela diri dari tuduhan ini. Anas lalu menyurati Abdul Malik bin Mirwan selaku khalifah yang mengangkat Hajjaj sebagai gubernur Irak, dan mengeluhkan sikap Hajjaj yang kurang ajar tadi.[Lihat kisah selengkapnya dalam Al Jalis Ash Shalih (3/151-153) dan Tarikh Dimasyq] Dalam versi lainnya, Imam Al Hakim meriwayatkan kisah ini dari Simak bin Musa, katanya: “Saat Anas menghadap Hajjaj, ia menyuruh agar lehernya ditonjok! Hajjaj lantas berkata: “Wahai warga Syam, apakah kalian mengenal orang ini? Dia adalah pembantu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Tahukah kalian mengapa kutonjok lehernya?”. Tanya Hajjaj. “Amir-lah yang lebih tahu” jawab mereka. “Itu karena ia berada di antara bencana yang terjadi dalam fitnah pertama, dan berkhianat dalam fitnah yang terakhir”.[Al-Mustadrak 3/574, dengan sanad yang hasan. Fitnah yang pertama maksudnya peperangan antara Ali dengan Mu’awiyah, atau antara pasukan Syam yang dipimpin oleh Hajjaj melawan Ibnu Zubeir. Sedangkan fitnah yang terakhir maksudnya adalah pemberontakan Ibnul Asy’ats beserta warga Irak melawan Bani Umayyah] Hajjaj konon berkeliling mempertontonkan Anas kepada pasukannya. Anas lantas menyurati Abdul Malik bin Marwan dengan mengatakan: “Bagaimana menurutmu jika pembantu Nabi Musa mendatangi kalian, apakah kalian akan menyakitinya?”. Maka Abdul Malik menyurati Hajjaj dan menyuruhnya agar membiarkan Anas bin Malik untuk tinggal di bumi mana saja yang dia suka. Ia juga menulis surat kepada Anas dan mengatakan “Tidak ada seorang pun yang berkuasa atasmu selainku”.[Diriwayatkan oleh Al Hakim dlm Mustadrak-nya dengan sanad yang sama, dari penuturan Muhammad bin Mughirah. Menurut Hisyam Al Kalbi, surat Anas terhadap Abdul Malik bunyinya adalah: “Bismillahirrahmanirrahiem, untuk Abdul Malik bin Marwan dari Anas bin Malik… Amma ba’du, Hajjaj telah mengucapkan kata-kata keji dan memperdengarkan sesuatu yang munkar kepadaku, padahal aku tidaklah seperti itu. Maka tahanlah dia dariku sebab aku merupakan pembantu serta sahabat Rasulullah. Wassalaam” (Lihat: Al Bidayah wan Nihayah )] Meskipun demikian menyakitkan perlakuan Hajjaj terhadap Anas, Anas tetap saja tidak memberontak atau mengajak orang-orang untuk ‘berdemonstrasi’ menuntut agar Hajjaj dicopot dari jabatannya…. Dan jangan lupa, bahwa status beliau adalah pembantu setia Rasulullah dan satu dari segelintir sahabat Nabi yang masih hidup… bahkan umur beliau kala itu telah demikian lanjut, sebab beliau wafat tahun 93 H dalam usia 103 tahun menurut pendapat paling shahih, sedangkan fitnah Ibnul Asy’ats berakhir pada tahun 84 H. Ini berarti bahwa usia beliau saat dicaci-maki oleh Hajjaj adalah 90 tahun atau lebih.
Posted on: Tue, 20 Aug 2013 12:12:16 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015