NEXT INFORMATION: - TopicsExpress



          

NEXT INFORMATION: ZIONISME DAN GLOBALISASI DUNIA arul-65.blog.friendster/2008/07/zionisme-dan-globalisasi-dunia/ Zionisme adalah sebuah paham (ideology) anti agama. Berasal dari kata Zion, nama sebuah bukit di Palestina. Gerakan Zionisme Internasional didirikan pada tahun 1897 oleh seorang Yahudi bernama Theodore Hertzl, seorang jurnalis Hongaria yang merupakan salah satu petinggi gerakan Freemasonry1. Gerakan Zionisme memiliki satu tujuan yaitu membentuk negara Israel Raya, negara yang ditujukan untuk menampung bangsa Yahudi yang berdiaspora ke berbagai wilayah sampai ke Asia, Eropa, dan Amerika. Negara ini kelak akan mereka gunakan sebagai basis penguasaan global. Sebagai pijakan awal berdirinya negara Israel, pada tahun 1895, Hertzl menulis buku yang berjudul Der Judenstaat (Negara Yahudi). Buku ini memberikan inspirasi bagi umat Yahudi untuk membentuk sebuah negarayang dengan itu mereka dapat bersatu sebagai kesatuan ras. Tulisan Hertzl ini mendapat sambutan hangat kaum Yahudi Ortodoks dan Yahudi Sephardim di berbagai negara −terutama di Turki, Eropa Timur, Rusia, dan Jerman− yang pada saat itu mengalami pembunuhan massal, penindasan, pembantaian, dan trauma inkuisisi oleh gereja Katolik. Selama 4000 tahun mereka mengalami masa kelam, terombang-ambing, diusir, dan dimusuhi. Kaum Yahudi begitu dimusuhi oleh bangsa-bangsa Eropa dikarenakan ketamakan mereka menguasai berbagai sektor perdagangan, ekonomi, dan pemerintahan. Sumber lain mengatakan permusuhan ini dikarenakan ajaran Talmud2 yang begitu kejam dan berbahaya. Ritual mereka yang mistis dan mengerikan juga menjadi pemicu permusuhan di Jerman, Prancis, dan Polandia. Dengan badai rasisme yang lahir di abad 19, tujuan Zionisme membangun Israel semakin subur di kalangan Yahudi. Harun Yahya, seorang ilmuwan dan pemikir Turki, mengatakan bahwa timbulnya rasisme adalah akibat dari pengaruh teori evolusi Darwin yang pada saat itu populer di masyarakat Barat. Dengan menggunakan dalil rasisme ini, kaum Zionis menyuarakan pada kaum Yahudi bahwa merekalah umat terbaik pilihan Tuhan. Ras tertinggi di dunia dimiliki oleh bangsa Yahudi, sedangkan bangsa lain kedudukannya sama dengan binatang dan najis. Maka dari itu bangsa Yahudi tidak pantas hidup berdampingan dengan bangsa lain dan untuk itulah bangsa Yahudi membutuhkan tanah air untuk mereka sendiri. Provokasi kaum Zionis ini mengadopsi pernyataan dalam Talmud yang menyebutkan, ”Sebab engkau adalah umat yang kudus bagi Allah, Tuhanmu; engkaulah yang dipilih oleh Allah, Tuhanmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.” ( Kitab Ulangan 7:6) dan ”…sejak adanya mereka, maka dari itu, semua manusia non Yahudi mengotori alam, karena roh mereka lahir dari bagian yang najis.” (Kitab Zohar I,131a). Suksesnya buku Hertzl dan merebaknya rasisme membuahkan hasil bagi kaum Zionis. Terlaksanalah sebuah Konferensi Yahudi Internasional untuk pertama kalinya di kota Bassel, Swiss, pada tahun 1897. Konferensi ini dihadiri oleh perwakilan umat Yahudi dari berbagai penjuru negara. Dari konferensi yang diprakarsai oleh Hertzl ini lahirlah ketetapan bahwa tanah Palestina adalah wilayah yang pantas mereka duduki tak peduli bagaimanapun caranya. Kaum Zionis beralasan bahwa Taurat menyebutkan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka. Mereka memungkiri pernyataan Taurat yang menyatakan keingkaran Bani Israil pada masa Nabi Musa telah menyebabkan hilangnya hak mereka atas Palestina. Selain itu Palestina sudah sah menjadi hak umat Islam sejak masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Alasan tersebut diadakan demi tertutupnya tujuan rahasia utama Zionis yaitu menjadikan Palestina sebagai basis penguasaan global. Kaum Zionis sudah memperhitungkan posisi Palestina yang dikenal sebagai jantung dunia. Walaupun miskin sumber daya alam, Palestina mempunyai posisi yang sangat strategis dari segi geopolitik3. Jika dilihat di peta, Palestina adalah jembatan penghubung antar tiga benua, yakni benua Asia, Afrika, dan Eropa. Pada zaman kuno, Palestina merupakan tempat bertemunya peradaban-peradaban kuno dunia, rute penting perdagangan internasional, dan pusat ekspedisi militer. Dari sisi lain, letak Palestina yang berada di tengah-tengah negara-negara Arab, sangat memungkinkan untuk memecah belah umat Islam. Sudah sejak lama Zionis menganggap Islam ancaman terbesar dalam terwujudnya rancangan globalisasi mereka. Konferensi Yahudi Internasional pertama melahirkan suatu konspirasi yang amat jahat dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Konspirasi ini dikenal dengan nama Protocol of Zion (Protokolat Zionisme)4. Protocol of Zion −beberapa pihak menganggap protokolat ini hanya berita palsu (fake document) atau cerita fantasi yang dibuat oleh kalangan anti Semit di Rusia− diterbitkan secara sembunyi-sembunyi oleh Prof. Sergei Nilus di Rusia pada tahun 1905. Kaum Zionis menyadari hal ini sangat membahayakan posisi mereka sehingga mereka mencari buku-buku tersebut dan membakarnya. Yang tersisa hanya sedikit, salah satunya dapat dilihat di museum London. Ada 24 protokolat yang dihasilkan dari konferensi tersebut. Isi protokolat tersebut bisa dikatakan cerminan isi Talmud yang sarat rasisme. Berikutnya akan dijelaskan gambaran isi protokolat Zionisme dibawah ini. Dalam protokolat, kaum Zionis memandang perlunya memecah negara-negara lain agar tidak bersatu melawan mereka. Dalam protokolat disebutkan, bangsa non-Yahudi itu bagaikan hewan dan binatang buas yang hanya bisa ditundukkan dengan cara kekerasan. Mereka juga meluaskan ideologi kapitalis dan komunis agar tidak ada manusia yang beragama, merusak tatanan pemerintahan negara lain, menggunakan harta, uang, dan wanita sebagai alat provokasi, dan masih banyak lagi isi protokolat yang esensinya adalah bertujuan untuk memecah belah umat manusia. Dengan ini mereka dapat membentuk tatanan dunia baru (the new world government) yang mereka pimpin berdasarkan keinginan mereka. Langkah konkrit yang mereka lakukan adalah menguasai segala macam media informasi di dunia agar opini publik dunia dapat mereka kontrol dan selalu di bawah pengaruh mereka (Protokolat nomor 12). Dalam bukunya Sejarah Yahudi dan Zionisme, Prof. Dr. Ahmad Syalabi, seorang guru besar Sejarah dan Peradaban Islam di Universitas Kairo, beliau mengatakan bahwa dalam kesepakatan-kesepakatan tersebut, kaum Zionis memiliki dua keuntungan besar, yakni dapat menguras habis kekayaan negara lain dan dapat memprovokasi rakyat jelata. Untuk itu kaum Zionis berpencar ke seluruh penjuru dunia dan berperan di setiap lini kehidupan manusia di dunia, seperti bidang ekonomi, politik, kesehatan, dan media informasi telekomunikasi. Mereka bergerak dengan tidak menampilkan diri di permukaan percaturan dunia agar keberadaan mereka tidak terdeteksi dengan pasti dan program jahat mereka tidak disadari oleh masyarakat. Di sisi lain mereka juga ”bekerja sama” dengan negara lain dengan memberi pinjaman uang dan berbagai fasilitas agar mereka memiliki kekuasaan dan pengaruh di negara setempat. Walau demikian, keotentikan protokolat Zionisme masih menjadi bahan perdebatan para ahli sejarah. Pada tahun 1908, gerakan Zionisme sudah mulai mengembangkan sayapnya di Kekhilafahan Turki Ustmani. Namun terjadi hambatan ketika Sultan Abdul Hamid II menolak memberikan tanah Palestina walaupun sejengkal. Maka konspirasi pun dilakukan dengan menggulingkan pemerintahan Sultan Abdul Hamid dan menggantinya dengan Kemal Attaturk, anggota Freemasonry. Sejak saat itulah sekulerisasi Turki kian nampak dan terlihat sampai saat ini. 1 Freemasonry terdiri dari dua kata, yaitu Free dan Masonry. Free berarti bebas dan Masonry berarti membangun. Sesuai dengan namanya, tujuan gerakan ini adalah membangun tatanan dunia baru yang jauh dari ketuhanan. Tak banyak yang diketahui mengenai organisasi ini selain anggotanya. Gerakan yang sangat rahasia ini ─menurut banyak sumber─ menganut aliran pagan yang mengalami penurunan dan transformasi dari masa Mesir Kuno sampai ke umat Yahudi saat ini,. Tidak semua anggota Freemasonry beragama Yahudi dan tidak semua Yahudi anggota Freemason. Gerakan ini bernuansa mistis dan menggunakan banyak simbol yang disadur dari peradaban Mesir Kuno. Freemasonry memiliki asas materialis dan humanis sekuler yang menurut mereka harus disebarkan ke seluruh penduduk dunia. Dalam mewujudkan misi penguasaan global, Freemason juga memandang perlunya sebuah basis atau pusat kekuatan yang ”sah”, maka dibentuklah Gerakan Zionisme Internasional untuk membangun negara Israel. Kader-kader lain bentukan Freemansory diantaranya adalah Illuminati, Rotary Club, Lion Club, The Knight Templar, ajaran Setanisme dan Theosofi. 2 Talmud adalah salah satu perwujudan Taurat pada masa kini. Pada masa perjalanan (masa fatrah) sejarah Bani Israil (saat ini disebut dengan bangsa Yahudi), banyak Rabi atau pendeta Yahudi yang membolak-balik isi Taurat agar sejalan dengan keinginan mereka. Isi Talmud terdiri dari Taurat, al-Mishna, dan Gemara. Namun tidak semua sekte Yahudi mengakui Talmud, misalnya sekte al-Qurraiyin dan Nurturei Karta. Sebagian besar kaum Zionis adalah penganut Yahudi Ortodoks (perkembangan dari Yahudi sekte Phareesis) yang berpedoman pada Talmud @@@@@@@@ MISTERI HOLOCAUST wirawax.wordpress/2006/11/28/misteri-holocaust/ Setiap bulan Mei, tepatnya tanggal 9, dunia Barat, khususnya mantan pasukan Sekutu, merayakan berakhirnya Perang Dunia II. Bagaimana pun juga, perang yang akibatnya hampir melanda seluruh dunia itu telah menorehkan sejarah tersendiri bagi umat manusia. Dunia masih ingat, Perang Dunia II menyisakan kenangan tentang kekejaman paham ultra-nasionalis Nazi, dan holocaust. Holocaust adalah peristiwa pemusnahan hampir seluruh Yahudi Eropa oleh Nazi Jerman dan kelompoknya selama Perang Dunia II. Orang Yahudi sering menyebut peristiwa ini sebagai Shoah, istilah Ibrani yang berarti malapetaka atau bencana hebat. Holocaust sendiri berasal dari bahasa Yunani, holo yang artinya seluruh, dan caustos yang berarti terbakar. Secara asal, holocaust artinya adalah persembahan api atau pengorbanan religius dengan pembakaran. Konon, Nazi Jerman dipercaya telah memusnahkan sekitar 5,6 sampai 5,9 juta orang Yahudi. Kebencian Jerman: Latar belakang cerita pemusnahan ini terletak jauh setelah akhir Perang Dunia I (PD I) di mana Jerman berada pada pihak yang kalah. Waktu itu, banyak orang Jerman yang menyalahkan Yahudi sebagai sebab kekalahan Jerman pada PD I, beberapa bahkan mengklaim Yahudi telah berkhianat kepada negara selama perang. Tambahan lagi, pada akhir PD I, sekelompok Yahudi mencoba mengobarkan revolusi ala Bolshevik Soviet di negara bagian Jerman, Bavaria. Orang Jerman semakin menganggap Yahudi adalah musuh yang berbahaya bagi negara. Saat itu, Nazi sebagai sebuah partai politik mampu menarik massa dengan basis pandangannya yang anti Semit. Hitler, pemimpin Nazi, menyalahkan keadaan buruk Jerman pada akhir PD I pada konspirasi Yahudi internasional. Nazi percaya Yahudi bertanggung jawab atas apa yang mereka sebut sebagai degenerasi masyarakat modern. Ketika Nazi naik panggung politik, kebijakan yang menekan Yahudi pun diterapkan. Hak-hak Yahudi dicabut, harta benda mereka disita, rencana untuk mengusir mereka keluar Jerman dirancang, sampai, konon, pemusnahan fisik yang berarti pembantaian. Musim semi 1941, Nazi mulai membantai Yahudi di Uni Soviet yang dianggap sebagai sumber hidup Bolshevisme. Orang Yahudi menggali lubang kubur mereka sendiri kemudian ditembak mati. Musim gugur tahun yang sama, Nazi meluaskan pembantaian ke Polandia dan Serbia. Kamp pembantaian untuk Yahudi mulai dibangun di Auschwitz, Dachau, Bergen-Belsen. Kamp itu dilengkapi kamar gas dan tungku besar. Mereka menggunakan kamar gas untuk membunuh orang Yahudi. Beberapa orang Yahudi dimasukkan ke dalam kamar gas, kemudian gas Zyklon-B, sebuah gas pestisida berbahan dasar asam hidrosianik, dialirkan. Ada juga cerita orang Yahudi yang dibakar hidup-hidup dalam tungku. Bahkan, ada yang percaya Nazi Jerman membuat sabun dari lemak orang Yahudi dan kelambu lampu dari kulit orang Yahudi. Sejarah Dipertanyakan: Selama kurang lebih 2 dekade, ‘sejarah’ pembantaian ini bertahan di benak orang. Kesaksian dan memoar orang Yahudi yang bertahan hidup dari holocaust menceritakan semua kengerian di atas. Sampai pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang diyakini dari holocaust selama ini. Dalam bukunya, ia mengklaim bahwa sebenarnya tak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu. Arthur Butz menerbitkan The Hoax of the 20th Century: The case against the presumed extermination of European Jewry pada 1976. Ia mengklaim bahwa gas Zyklon-B tidak digunakan untuk membunuh orang tapi untuk proses penghilangan bakteri pada pakaian. Mengenai kematian massal di Auschwitz, Robert Faurisson, profesor literatur di University of Lyons 2 mengklaim tipus-lah yang membunuh para tawanan itu, dan bukan kamar gas. Seorang ahli konstruksi dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter, pergi ke Auschwitz dan mengadakan penyelidikan serta tes di tempat itu. Kesimpulannya adalah kamar gas di Auschwitz tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang. Setelah orang-orang ini mempertanyakan kebenaran holocaust, gelombang kritisasi dan penyangkalan terhadap apa yang terjadi di holocaust mulai bangkit. Mereka yang meragukan kebenaran holocaust ini menyebut dirinya sebagai revisionis. Holocaust yang Meragukan: Secara umum, revisionis setuju dengan sejarawan lain bahwa negara Jerman di bawah Nazi memperlakukan Yahudi dengan kejam dan bengis. Pencabutan hak-hak Yahudi, penawanan di ghetto, kerja paksa, penyitaan harta benda dan deportasi dari Jerman merupakan hal-hal yang masih diiyakan oleh para revisionis. Yang disangkal para revisionis adalah bahwa Jerman mempunyai kebijaksanaan tertentu untuk memusnahkan orang Yahudi dengan memasukkan mereka ke kamar gas atau tungku. Revisionis juga menyatakan jumlah 5,9 atau 6 juta korban sebagai pernyataan tanpa bukti yang dibesar-besarkan. Keraguan-keraguan revisionis ini bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi masterplan pemusnahan orang Yahudi di Eropa. Tidak ada dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggambarkan kebencian terhadap Yahudi. Foto-foto tawanan di kamp-kamp di Dachau, Buchenwald, dan Bergen-Belsen juga dipertanyakan penggunaannya. Memang, foto-foto itu menampilkan kondisi tawanan yang memprihatinkan. Tapi, revisionis yakin bukan penyiksaan dan kamar gas-lah yang menyebabkan mereka seperti itu. Sebabnya adalah lebih karena malnutrisi, epidemi tipus, disentri, dan diare. Penyakit-penyakit ini malah timbul sebagai akibat pemboman pasukan sekutu yang memutus jalur distribusi pangan, obat, dan pelayanan sanitasi. Anehnya lagi, foto-foto yang selalu ditampilkan dalam sejarah adalah foto-foto yang mengerikan. Padahal pihak revisionis berhasil menemukan foto-foto yang diambil pada saat yang sama namun menampakkan para tawanan yang sehat. Mereka bercakap-cakap sambil tertawa di kamp. Ada kerumunan tawanan yang bergembira melempaarkan topi merayakan pembebasan mereka. Namun, mengapa foto-foto yang terakhir ini tak pernah muncul? Kamar gas memang ditemukan di Auschwitz. Namun, para revisionis mengklaim bahwa kamar gas beserta Zyklon-B tidak mungkin digunakan untuk eksekusi manusia, melainkan untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian mati. Dari prosedur kesehatan inilah, mitor pembunuhan dengan kamar gas muncul. Museum Auschwitz, museum tentang holocaust, selama 50 tahun mengklaim bahwa 4 juta manusia dibunuh di sana. Sekarang mereka malah mengklaim mungkin hanya 1 juta korban. Revisi klaim ini pun tidak didukung oleh dokumentasi 1 juta orang tersebut. Lalu, kebohongankah jumlah 3 juta manusia selama setengah abad itu? Hal yang penting lagi adalah jika memang ada pembunuhan massal di Polandia terhadap Yahudi tentu Palang Merah, Paus, pemerintah sekutu, negara netral, pemimpin terkemuka waktu itu akan tahu dan menyebutnya dan mengecamnya. Tapi ternyata tidak ada. Winston Churchill menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World War, tanpa menyebut tentang program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Eisenhower menulir memoarnya, Crusade in Europe, juga tak menyebut tentang kamar gas. Keuntungan dari Cerita Sedih: Manakah yang benar? Revisionis atau pro-holocaust yang mempertahankan jumlah 6 juta korban, pembantaian terencana, dan kamar gas? Wallahu a’lam. Yang jelas ada keuntungan dari gembar-gembor holocaust yang mungkin dilebih-lebihkan ini. Keuntungan tersebut adalah untuk orang Yahudi. Yahudi yang merasa menjadi korban kemudian meminta tanah di Palestina, meminta ganti rugi kepada Jerman, dan meminta dana pembangunan ke negara lain sambil terus memelihara ingatan dunia akan holocaust. Rakyat Palestina-lah yang menderita. “Seluruh negara Yahudi dibangun di atas kebohongan holocaust.. apa bukti Hitler dan Nazi membunuh 6 juta Yahudi di kamar gas? Tidak ada bukti sama sekali, kecuali kesaksian dari sedikit Yahudi yang selamat. Jika 6 juta Yahudi telah dibakar, tentu akan ada segunung abu manusia, tapi kita tidak pernah mendengarnya. Tidak ada juga oven yang mampu membakar jutaan orang tanpa ada yang mencium baunya. Tidak ada bukti tentang sejumlah itu Yahudi yang hidup di Jerman pada 1930-an. Jumlah mereka kurang dari 4 juta dan setengah dari mereka telah mengungsi ke Soviet selama perang.” Kata Mahmud Al-Khatib di harian Al-Arab Al-Yaum di Yordania. Mufti Jerusalem, Syaikh Ikrimah Sabri, di New York Times berkata, “Banyak terjadi pembunuhan massal di dunia ini. Mengapa holocaust ini terasa lebih penting? Jika ini adalah permasalahan kita, tak ada yg peduli –entah ketika tentara perang Salib membantai muslim atau pembunuhan massal terhadap rakyat Palestina oleh Israel. Dan kita tidak terus menerus menggunakan dan menggunakan pembantaian ini untuk mengingatkan dunia tentang hutang dunia terhadap kita. Saya tidak pernah menolak bahwa holocaust terjadi, tapi kita percaya bahwa jumlah 6 juta itu dilebih-lebihkan. Yahudi menggunakan isu ini, dalam banyak cara, untuk memeras Jerman secara finansial. Holocaust merupakan alasan bahwa tidak ada kerusuhan yg lebih besar terhadap Israel sebagai sebuah kekuatan pendudukan. Holocaust melindungi Israel. Bukanlah kesalahan kita jika Hitler membenci Yahudi. Bukankah mereka (Yahudi) sangat dibenci di mana pun?” Detil-detil holocaust masih merupakan misteri. Yahudi masih berkepentingan menjaga holocaust semengerikan mungkin sepanjang masa dengan cara apa pun. Revisionis masih mengungkap konspirasi di balik propaganda holocaust ini. Alhamdulillah, umat Islam di negeri kita sekitar sepuluh tahun lalu menolak beredarnya film Schlinder’s List yang menceritakan penderitaan Yahudi di bawah Nazi. Jika kita menontonnya, mungkin kita akan menangisi penderitaan orang Yahudi dan lupa akan betapa biadabnya Yahudi membantai rakyat Palestina.
Posted on: Sat, 02 Nov 2013 09:51:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015