Ngentot rame-rame Pak Agung tersenyum sambil memapah Vivi masuk - TopicsExpress



          

Ngentot rame-rame Pak Agung tersenyum sambil memapah Vivi masuk ke dalam rumah. Batang penisnya yang besar panjang bergelantungan dengan puas. Langkah Vivi agak tertatih mengangkang, seolah-olah ia masih merasakan ada sesuatu yang mengganjal di selangkangannya walaupun sebenarnya batang kemaluan Pak Agung sudah terlepas dari belahan bibir vaginanya.. “Vii….!! LEPASKAN Vivi PAkk..!!” Farida melepaskan diri dari pelukan Andra yang tengah asik menggelutinya kemudian. Ia merebut tubuh Vivi dari Pak Agung dan menatap pria itu dengan tatapan mata mengancam. Vivi mengeluh dalam pelukan Farida. Sang guru tersenyum bijak, ia mengerti Farida ingin melindungi Vivi. Dengan hati-hati Farida memapah tubuh Vivi masuk ke dalam kamar, pintu kamar itu tertutup dari dalam seolah ingin menyembunyikan Farida dan Vivi dari kebuasan Pak Agung dan Andra. Jam dinding menunjukkan pukul 6.30 sore hari, itu berarti sudah berjam-jam lamanya Pak Agung melahap kehangatan dan kemulusan tubuh Vivi dengan berbagai macam gaya bercinta. Dengan santai pak Agung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lumayan lama juga pak Agung membersihkan diri. Setelah selesai, Pak Agung mengenakan pakaian tidur dan keluar dari dalam kamar mandi kemudian duduk di hadapan Andra yang menyalakan laptopnya dan men-double-klik mouse di tangan untuk masuk ke sebuah folder yang dihidden. “Sekarang, tinggal pasang, connect, terus kita upload foto mereka, dan kita kirimkan email untuk Pak Dion…, beres dehh… he he he he” Dengan santai Andra memasang sebuah modem external, ia mengklik tombol connect, diuploadnya foto-foto Pak Dion CS pada sebuah blog yang sudah disiapkan olehnya saat menyusun rencana kudeta terhadap Pak Dion cs. Gerombolan binatang buas pemangsa gadis kini terancam oleh binatang buas lain yang lebih cerdik, setelah mengupload foto-foto XXX Pak Dion Cs, Andra mengirimkan sebuah email untuk Pak Dion dan tak lupa ia membubuhkan alamat Blog xxx-nya. (Red : wah wah wahhh…. rupanya dari tempat yang tersembunyi, Pak Agung dan Andra mendesak Pak Dion Cs untuk lengser dari kursi mereka di sekolah, ini lah saatnya The Beast memeras The Beast ^_^ ) --- Silahkan, berkunjung kealamat yang tertera… Mungkin isinya menarik bagi bapak.. Login : xxxxx Password : xxxxxxxxx --- “Ayo Pak…, Kita bertarung…” “Hem…., maksud kamu ??” Andra mengocok-ngocok gelas di tangannya, ada dua lintingan kertas yang tersisa. Pak Agung mengodokkan tangannya berusaha meraih salah satu lentingan kertas yang tergulung. Si pegulat tangguh mencegah tangan pak Agung yang hendak membuka lintingan kertas di tangannya. “Jangan dibuka pak….ikatkan lintingan kertas itu pada biji catur, pada raja” Pak Agung tersenyum, ia mengangguk-ngangguk, sepertinya sang guru mulai mengerti apa yang ada di benak Andra. Si pegulat tangguh juga mengikat sebuah lentingan kertas miliknya pada biji raja di papan catur. “Nah…siapa yang keluar sebagai pemenang maka…” “Akan mendapatkan nama yang terikat pada biji raja lawannya ha ha ha ah, bagus-bagus, anak jaman sekarang tambah kreatif, hebat…, Bapak suka cara berpikir kamu yang kreatif!!” Pak Agung semakin antusias, mereka saling memeras otak berusaha untuk merobohkan biji-biji catur lawannya. Pion demi pion hitam dan putih saling berguguran, demikian pula mentri dan kuda saling menyusul, kuda dan benteng saling beradu, cukup lama biji-biji hitam dan putih saling bertarung diatas sebuah papan besar kotak-kotak hitam dan putih yang menentukan nasib Reina dan Maya, sebuah seruan keras mengakhiri jalannya pertarungan yang cukup alot. “SKAKKKK….!!” Andra berseru keras. “NGAHHHHH….” Pak Agung menepuk jidatnya, sang guru berbuat kesalahan fatal dan Andra segera mengakhiri perjuangan Pak Agung.. “He he he he he…, maaf ya Pakkkk.., ini milik Andraaaa” Andra mencabut lintingan kertas yang menjadi “haknya” “Yawdah, emang dah rejeki kamu…” Pak Agung menggaruk-garuk kepala, “Tapi Ingat, lintingan yang terakhir buat Bapak ya.., supaya adil” “Beres deh Pakkk, nihh, buat bapak, kita istirahat dulu pak, pinggang Andra sampe pegel-pegel nih……..” “Pegel tapi enak ?? ha ha ha ha…“ Andra terkekeh mesum Dengan menggunakan sebuah remote Pak Agung menyalakan LCD di ruangan itu kemudian ia duduk diatas kursi sofa empuk. Andra duduk di sebelah pak Agung, mata mereka melotot kemudian berbinar mesum menonton rekaman aksi Anita dan Veily yang tengah asik saling memadu kasih. Pikiran Andra menerawang kesaat-saat ia masih menjadi seorang pengintai. Kali ini, beberapa hari setelah kepindahan Riska ke kota lain, ia terpaksa bersolo karir dengan pertimbangan matang kalaupun dirinya sampai kepergok, sangatlah mustahil pak Dion Cs akan memperkosanya. Dengan berjingjit-jingjit Andra mendekati sebuah ruangan, sayup-sayup telinganya mendengar suara desah dan rintihan tertahan yang terdengar dari dalam ruangan itu. Dengan rasa penasaran Andra menunduk untuk mengintip dari lubang kunci. “uhhh ?? Wowww!” Andra membatin dalam hati, sesuatu di selangkangannya langsung berontak, matanya terasa nanar, dua sosok tubuh mulus tengah asik saling menyerang, Sretttt… Andra menurunkan resleting celananya kemudian sambil menonton aksi di ruangan itu, ia sibuk bercoli ria, tanpa ia sadari sesosok tubuh kekar berotot menghampirinya dari belakang kemudian menepuk punggungnya. “Huh..!! ehhh…., anu.., pak itu, nahh, kan itu ya pak…, ??Sretttt……… HWADOW…..!!” sangking kagetnya Andra Junior hampir saja terjepit saat Andra menarik resleting celananya ke atas, mata Pak Agung menatap Andra dengan tajam, ia sedang menimang-nimang sesuatu, akhirnya Pak Agung mengambil sebuah keputusan. “HEmm..!! Siapa nama kamu ??” “Andra, ehh bukan-bukan Roby.., roby Pakk…, D-Dayat, Saya Dayat Pak..!!” “Jangan BOHONG..!!” “A-A-Andra Pak…., Andraaaa…” “Ayo masuk…, bapak kenalkan kamu sama mereka..” Andra tersudut, mulutnya menceracau tidak karuan, pak Agung tersenyum kemudian dengan ramah mengajak Andra masuk ke dalam. Andra terpaku saat ia mendapat perlakuan ramah dari Pak Agung. Pak Agung memperkenalkannya kepada kedua orang siswi cantik itu. Andra seperti terhipnotis saat Veily dan Anita melenggok santai tanpa selembar benangpun menutupi tubuh mereka. Ia menurut saat Pak Agung menyuruhnya untuk melepaskan pakaian dan duduk di atas sebuah kursi. Nafas Andra berdengusan saat Veily dan Anita berlutut di samping kiri dan samping kanannya, telapak tangan Anita dan Veily mengusap-ngusap lutut Andra dan terus merayap naik keatas, sentuhan-sentuhan telapak tangan Veily dan Anita memberikan sebuah sensasi kenikmatan yang merayapi sekujur Andra. “uhhhh…” Andra mengeluh keenakan saat Anita dan Veily menarik-narik batang penisnya, tanpa merasa jijik mereka berdua menjilati batang penis Andra, kedua mata Andra melotot saat vagina Veily menaiki batang penisnya. Cegluk, Andra menelan ludah saat kepala penisnya bersentuhan dengan belahan vagina Veily yang hangat dan lembab. “Andra, kamu pernah bersetubuh?? “ “Huhh ?? b-belum sichh , “ “rasanya enak banget loh, coba kamu masukin , biar tahu seperti apa nikmatnya bercinta….” “Beneran boleh nih ?? “ “he-eh, he he he” Veily Mengangguk kemudian terkekeh sambil mengelus rambut Andra. Disertai rasa penasaran dan ingin tahu, Andra berusaha memasukkan ujung penisnya. Selama ini Andra bagaikan seseorang yang tersesat di padang pasir yang kering dan gersang. Kelembaban dan kehangatan rekahan vagina Veily yang berdenyut bagaikan sebuah oasis bagi batang penis Andra yang haus akan kenikmatan, terdengar suara desahan tertahan dari mulut Andra dan Veily saat kemaluan mereka menyatu. “pelan-pelan sayangg,UTSHHHH…!.” Veily mengeluh panjang saat batang penis Andra menyodok-nyodok kasar memasuki celah vaginanya, Kegelapan menyelami relung hati kecil Andra, wajahnya berubah drastis saat Veily menawarkan secangkir cawan kenikmatan. Desah dan rintihan gadis itu yang menggairahkan membuat Andra semakin jauh melangkah untuk mengenali sisi-sisi liar dari dirinya sendiri. “Cleppp.. bleppppp. bleppppp….Clepppphhhh…!!” terdengar suara berdecakan becek saat Veily semakin aktif menaik turunkan vaginanya Semula Andra merasa canggung, namun seiring dengan nafsu birahi yang semakin meningkat perlahan-lahan ia membelit dan mendekap tubuh Veily. Saat siswi cantik itu menurunkan vaginanya, Andra segera menyambut dengan menyentakkan batang penisnya ke atas kuat-kuat. “ahhhh, aaa, Owww,” “Krettt.. Cleppphhh. cLeppppp.. Kreeettttt… Clepphhh” Suara derit kursi bersahutan dengan suara desah dan rintihan Veily. Veily tersenyum kemudian kedua tangan gadis itu memeluk kepala Andra dan membenamkan wajah sipegulat tangguh pada belahan dadanya. “eeenn, nnnhhhh…. Crrr crrrrr crrrrr….ahhhhhh” Tubuh Veily mengejang, kedua matanya yang sipit terpejam rapat diiringi suara desahan panjang yang terdengar dari mulutnya yang ternganga, tubuhnya yang mulus tanpa cela terkulai dalam pelukan Andra. Tangan Andra bergerak lembut merayapi lekuk liku tubuh siswi cantik itu yang baru saja terhempas oleh badai kenikmatan. Dengan mesra Andra memeluk tubuh Veily yang hangat dan basah oleh lelehan keringat, +/- 5 menit kemudian pak Agung menarik tubuh Veily dan membantu menaikkan vagina Anita ke atas batang penis Andra yang masih perkasa. “Aduhhh…., P-pelan-pelannn Owwww…Nnnnnnggghhhh” Andra mengamblas-amblaskan batang penisnya dengan kasar hingga Anita terperanjat, gadis itu menekuk wajahnya, kedua matanya yang sayu bertatapan dengan mata Andra yang liar, ia meringis saat batang penis Andra bergerak kasar mengobrak-abrik kenikmatan didalam cepitan liang vaginanya yang peret. Tangan Andra mencapit pinggang Anita yang ramping dan membantunya untuk menaik turunkan vaginanya pada penisnya yang tertancap di selangkangan siswi cantik itu. Andra mengaitkan tungkai lutut Anita pada lengannya, sementara kedua tangannya memangku buah pantat siswi cantik itu. Hup, Andra berdiri sambil menopang buah pantat gadis itu, mau tak mau Anita terpaksa mengalungkan kedua lengannya ke leher Andra untuk menjaga keseimbangan. Dalam posisi inilah vagina Anita menjadi bulan-bulanan batang penis Andra. “OHHHH…, aduhh.. duhhhh AkhhhhEssshhhhh..!!AA.. AWW..!!” Anita meringis keras Ia agak meronta karena merasa kurang nyaman dengan tusukan-tusukan kasar Andra sebelum akhirnya memilih memasrahkan tubuhnya terayun-ayun mengikuti helaan batang penis Andra yang terjepit di belahan vaginanya, pak Agung merendahkan batang penisnya, ia mengincar liang anusnya, Andra menghentikan tusukannya, ia menatap dalam-dalam wajah Anita yang begitu renyah saat batang penis Pak Agung yang besar menembus liang anusnya, lelehan keringat mengucur di dahi, rahang dan leher gadis itu. Kedua tangan Andra menopang pangkal paha Anita sedangkan tangan Pak Agung mencapit pinggang gadis itu. “Veily, nah coba kamu pijati punggung Andra, seperti tempo hari kamu memijati punggung bapak…” “iya pak, kasihan Andra pasti pegel ya ?? hemmm ?? “ Veily merapatkan tubuhnya pada punggung Andra. “Ehh enggak koq, ngak apa, nggak pegel.. ehemm, Waduh ??” Andra menahan nafas saat merasakan sesuatu yang lembut dan kenyal menempel di punggungnya, dugg.. duggggg duggggg…, jantung andra berpacu dengan cepat, payudara Veily memijati punggung Andra. “Gimana ndra ?? Enak ya aku pijat… “ Veily berbisik ditelingga Andra, lidah Veily menjilati daun telinga Andra dan tangan gadis itu membantu menekan-nekan bokong Andra dengan kuat agar batang milik Andra bertubrukan hebat dengan belahan vagina Anita. “Aaaa..!! Aaaaa.. Aaaaaaaaa..!!oouuuuu, Aaaaaa…!!” hanya suara-suara vokal itu sajalah yang sering keluar dari bibir Anita saat dua batang penis jumbo bergerak bersamaan menikmati belahan vagina dan lubang anusnya yang sempit, ringisan Rintihan dan pekikan Anita membuat Andra dan Pak Agung semakin gencar mengayunkan batang penis mereka. “Owwwwhh,, Crrrruttt Crutttt….” Mata sipit Anita membeliak, serangan gabungan Andra dan Pak Agung memaksanya untuk menyerah, liang anus dan liang vaginanya berkontraksi dengan kuat, dua lubang kecil itu mencoba memeras dua batang penis yang masih asik berselancar diatas ombak kenikmatan yang bergulung-gulung. Lelehan peluh Anita membanjir hingga menetes ke lantai, sesekali batang lidahnya terjulur keluar saat batang penis Andra dan Pak Agung menusuk dalam-dalam liang vagina dan liang anusnya sekaligus. Setelah memijati punggung Andra dan mencupangi lehernya bagian samping kanan dan kiri, Veily memindahkan payudaranya ke punggung Pak Agung. Sambil menggesek-gesekkan buntalan payudaranya, Veily mencupangi leher Pak Agung. “S-sudah, sudahhnnnnhhhh, Veily saja Pak, Aduh Andraaaa…, , Akhhhh Owwwww…Creeeeeeett Crrrr” Anita memohon agar Andra dan Pak Agung menghentikan serangan mereka, rengekan Anita membuat Pak Agung dan Andra semakin ganas dan liar mengamblas-amblaskan batang penis mereka masing-masing untuk meraih secuil rasa nikmat yang tiada duanya. Dua batang penis berukuran jumbo itu seakan sedang bekerja sama memeras kembali cairan vagina Anita yang merengek-rengek kecil agar Pak Agung dan Andra melepaskan dirinya. “Pakkk, sama Veily aja yuk…. Plopppphhh“ Veily menarik lengan kanan pak Agung, dengan otomatis penis besar itu tertarik lepas dari liang anus Anita saat Pak Agung membalikkan tubuh Veily duduk di pinggiran meja, kedua kakinya mengangkang membentuk sebuah huruf “M” yang indah, untuk beberapa saat lamanya pak Agung mengelus-ngelus pangkal pahanya kemudian tangannya merambat naik meraih sepasang payudara gadis cantik itu dielusinya pinggiran payudara Veily dengan lembut diremasnya bongkahan susu gadis itu. “ihhhh, geli pakkk, ehe he he he” Veily terkekeh saat mulut Pak Agung menempel di dadanya Lidah Pak Agung terjulur menggapai putting susu siswi cantik itu yang mengeras, batang lidah pak Agung bergerak searah jarum jam mengitari putting susu Veily. Gadis itu mendesah saat Pak Agung menjepit putting susunya di antara kedua bibirnya kemudian bibir Pak Agung bergeser ke kiri dan ke kanan membilas puttingnya yang semakin keras meruncing. “Owww, Akhhh Bapakkkk… emmmhhh hisap , terus pak akhhhh” Pipi Pak Agung mengempot saat ia mengemut puncak payudara Veily, sambil melakukan hisapan, batang lidahnya tak pernah berhenti untuk menggelitiki puting payudara gadis itu. Veily mendorong wajah Pak Agung saat merasakan gigitan kuat pada puncak payudaranya. Sambil tersenyum nakal Veily turun dari pinggiran meja dan bersujud di hadapan batang penis Pak Agung, tangannya meraih batang besar di selangkangan gurunya. Hidung Veily mengendus-ngendus aroma batang penis Pak Agung, sesekali siswi cantik itu mengangkat wajahnya ke atas, memperhatikan wajah Pak Agung yang juga tengah memperhatikannya. Jantung pak Agung berdetak keras saat mulut Veily ternganga, lidahnya terjulur keluar, kemudian gadis itu meletakkan kepala penisnya agar berbaring di batang lidahnya yang hangat dan basah oleh air liur. “Happppp…..!! OAKKKHHH….” Pak Agung mengeluh keras saat mulut Veily mengatup menelan kepala penisnya. Veily menggerakkan kepalanya maju mundur mulutnya begitu efektif melakukan hisapan-hisapan kuat. Setelah memuntahkan kepala penis pak Agung dari dalam mulutnya, ia menggigit kecil leher penis sang guru kemudian menciumi batang besar panjang yang teracung di selangkangan Pak Agung, dicumbuinya kepala penis yang semakin membengkak itu. Dengan lembut disentil-sentilnya bulatan kepala penis Pak Agung yang bentuknya mirip seperti ubur-ubur. “Auhhh…, Errrrrrrhh !! kamu nakal sekali sayang,euhhhh “ Pak Agung mengelus kepala Veily, ia menarik batangnya saat merasakan gigitan di puncak kepala penisnya dan menggeram keenakan saat mulut Veily mengejar dan kemudian mencapluk kepala penisnya. Batang lidah siswi cantik itu bergerak dengan taktis menggelitiki kepala penis Pak Agung yang tertancap di dalam mulutnya, kenikmatan pak Agung semakin bertambah saat jemari Veily mengusap-ngusap buah zakarnya. Veily berdiri kemudian melangkah menghampiri dinding, kedua tangannya bertumpu pada dinding berwarna putih. Ia menunggingkan bokongnya, sementara sepasang kakinya merenggang. Pak Agung mendekati bokong Veily, kepala penisnya menggesek-gesek celah vaginanay dari arah belakang. “Pakk, kabarnya bapak dipindah tugaskan ke sekolah lain ya?” Veily bertanya pada pak Agung. “Iya ,emang Kenapa ?? “ “Nanti gimana donggg, nggak asik ah nggak ada pak Agung…” “Ha Ha Ha, dasar manja, kalau kamu lagi pengenkan bisa sms ama Bapak, janjian…. ngentot…, uh peret banget sih” “Aaaa, Uuuuuhhhh…,OUUHHHH….!!ad-duhhhh… “ suara rintihan lirih Veily terdengar menggairahkan saat liang vaginanya terdesak oleh sesuatu, matanya membeliak menerima amblasnya batang besar Pak Agung ke dalam rekahan liang Vaginanya Pak Agung terus mendesakkan batang besarnya hingga selangkangannya mendesak buah pantat Veily yang bulat padat. Tubuh gadis itu terdesak mengikuti irama sodokan penis pria itu. Wajahnya yang cantik menunduk kemudian terangkat keatas sambil mendesah keras, kedua matanya yang sipit terpejam-pejam saat batang penis Pak Agung mulai bergerak cepat mengocok-ngocok belahan belahan vaginanya dari belakang. “Wowwww ?? !! “ Pak Agung berseru kagum dengan goyangan pinggul Veily yang semakin liar. “enak Pak ??” “Enak…terus sayang…digoyang, aduhh kamu hebat sekali…!!” Pak Agung dan Veily menoleh ke arah suara pekikan Anita. Mereka berdua tersenyum sambil menonton Andra yang begitu liar menggeluti tubuh Anita di atas tiga buah meja yang berjajar disatukan. Andra berusaha menyetubuhi Anita sedangkan gadis cantik itu berusaha menghindari kebuasan Andra. “Andra,, sudah Andraa…, oww.!! mampus aku.., Uhh “ “Eitthhh, he he he ” Andra menarik tubuh Anita, gadis itu membalikkan tubuhnya dalam keadaan terlungkup, ia berusaha menyembunyikan vaginanya dari tusukan batang penis Andra. Anita baru menyadari kesalahan fatal yang diperbuat olehnya saat selangkangan Andra menaiki buah pantatnya, kepala penis Andra menggesek liang anusnya dengan nafsu yang semakin menggelegak Andra menekankan kepala penisnya kuat-kuat. “Andraa, jangan OO-OOOUUUWWWW…!! Hekkkhhhhh….!!” Tangan Andra mencengkram buah pinggul Anita, batang penisnya bergerak kasar menekan liang anus Anita, dijebolnya liang anus Anita tanpa kompromi, mata Anita membeliak saat batang penis Andra melesat bak anak panah yang membelah liang anusnya. “AHAKKSSSS…!!“ “AKHHHHH…” Terdengar dua buah suara yang cukup keras, suara pertama adalah suara seruan Andra yang merasakan rasa nikmat, sedangkan suara kedua adalah seruan kesakitan Anita saat Andra menyodominya dengan kasar. Andra mengamblaskan batang penisnya sedalam mungkin. Si pegulat tangguh berusaha mereguk habis kenikmatan yang tersedia di dalam jepitan liang dubur Anita. “Andraaa, aduhh akhh, jangan kasar begitu dongg.. akhhh” “aduhh enak amat sichh..Nita, uhhh, Hemmphhh Hiatttt….!!” mulut Andra menceracau bagaikan seorang pendekar mabuk yang tengah bersilat, berkali-kali pedang kenikmatan di selangkangannya membelah kasar liang anus Anita yang mengeluh merasakan besetan-besetan pedang jumbo di selangkanganya. Setelah puas menyodomi Anita, Andra membalikkan dan menaiki tubuhnya. Wajahnya meneduhi wajah Anita, matanya bertatapan dengan mata gadis itu yang sayu. “Ahh.. emmhh mmmhhh… hemmnnnnnhhhh” bibir Andra membekap bibir Anita Tubuh mungil gadis itu menggeliat resah di bawah tindihan tubuh Andra, pipinya terkempot-kempot saat berkuluman dengan Andra. Setelah puas, Andra melepaskan kulumannya, lama sekali ia menatap dan menikmati kecantikan wajah Anita sambil mengecupi bibirnya yang terus mendesah resah. “Andra pelan-pelan ya…” Anita menahan pinggul Andra, ia tersenyum saat Andra mengangguk , dengan pasrah ia mengangkangkan kedua kakinya. Terdengar suara rintihan lirih siswi cantik itu saat batang penis Andra memasuki celah vaginanya. Andra mengayunkan batang penisnya, kali ini dengan lembut, mata Andra tak pernah lepas dari wajah cantik Anita yang meringis menggairahkan saat batang penisnya memompa liangi vagina gadis itu. “Essshhhhh Hsssssshhhhhhh….crrrrruuttt crrrrr crrrr” Wajah Anita mengernyit hebat saat liang vaginanya ditumbuki oleh batang penis Andra. Ringisannya terdengar kuat, wajahnya yang cantik terangkat ke atas, kedua tangannya memeluk kuat-kuat punggung Andra. Selama beberapa detik tubuh mulusnya mengejang disertai helaan nafasnya yang bertahan, Andra tahu dengan pasti apa yang tengah dialami oleh Anita. Batang penisnya terasa nikmat diguyur oleh cairan vagina Anita, gadis itu mendesis saat Andra semakin asik merojokkan batang besarnya. Tangan Anita mendorong tubuh Andra, kini Andra duduk mengangkang di atas meja itu. Anita berniat mengistirahatkan vaginanya, bibirnya mengecupi dada Andra dan terus merambat turun kebawah. “HUAAAAAK….. Akhhhh“ Andra mengelus rambut anita, wajahnya tertekuk ke bawah, nafasnya semakin berat saat batang penisnya semakin dalam terselip di kerongkongan Anita, kepala penisnya serasa diremas-remas oleh tenggorokan gadis itu. “Aje gile, Nitaaaaa, Akhhhh…OAKKKHHH..!!” Andra meraung menikmati aksi oral yang dilakukan oleh Anita Mulut siswi cantik itu begitu ahli memanjakan batang penis Andra, cukup lama Anita mengoral Andra hingga ia merasakan batang di dalam mulutnya berkedutan kuat dengan cepat Anita segera memuntahkannya. “Srooottthhh Kecrottttt Crottttt……” lubang jamur Andra menyemprotkan cairan putih kental. Anita menjilati ceceran sperma Andra. Andra tersenyum, jilatan lidah dan kocokan-kocokan tangan Anita membangkitkan kembali batang penisnya yang hampir loyo. “Andra aku di atas ya….” “Oce-oce…, terserah deh, he he he” Andra kagum saat tubuh Anita bergerak gemulai menaiki tubuhnya. Belahan vagina Anita memayungi kepala penis Andra kemudian dengan perlahan gadis itu mengamblaskan batang penis Andra ke dalam belahan vaginanya. Tangan Andra mengusap-ngusap pinggang gadis itu yang ramping. Anita mengibaskan rambutnya ke belakang kemudian ia mulai menaik turunkan vaginanya dalam gerakan – gerakan erotis. “Wahhh…Anita makin pintar ya….” Pak Agung dan Veily menghampiri arena pertempuran yang masih berlangsung dengan sengit. Veily terkekeh kemudian memberi semangat pada Anita agar ia jangan sampai kalah oleh Andra, sementara Pak Agung memberikan semangat pada Andra. “Andra kamu h-harus menyerahh ohhhh….Haruss mmmhh, akhhh” “Nggak mungkin..!! aku masih kuat koq, he he he he” Andra merojokkan batang penisnya ke atas saat belahan vagina Anita merosot turun pada batang penisnya. Tubuh Anita tersentak-sentak turun naik di atas batang penis Andra. Anita berusaha melakukan perlawanan dengan menggoyangkan pinggulnya seperti sedang mengayak batang penis Andra. Andra mengerang keenakan, Anita berbangga diri dan menggoyang pinggulnya dengan lebih liar lagi. “Gimana Ndra ?? enak bukan he he he…, ayo nyerah say.. hi hi..” “Ouhhh, Ouhhh Ad-duhhhhhhh….. akhhhhh” Andra tertawa kecil dalam hati, ia sengaja berpura-pura kewalahan agar Anita senang, dibiarkannya gadis cantik itu berbangga diri sambil menaik turunkan vagina pada batang penisnya. Lelehan peluh mengalir membasahi tubuh mulus Anita, lama kelamaan Anita mulai curiga, dengan agak ragu ia bertanya pada Andra. “ennnggg…, Ndraa, kamu hampir keluar kan ??” “belum tuchhh he he he…” “auhhhhh….” Anita mengeluh saat Andra mulai membalas menyerang Saat vagina Anita bergoyang ke kiri, Andra menggocek-ngocekkan batangnya memutar ke kanan, saat vagina Anita bergoyang ke kanan, Andra mengocekkan batangnya memutar ke kiri. Tangan Andra turut menambahkan kenikmatan dengan mengelusi induk payudara Anita bagian bawah sebelum meremas-remas lembut sepasang payudaranya yang ranum sambil menyodokkan batang penisnya ke atas hingga amblas sedalam-dalamnya kedalam cepitan liang vagina Anita. “Ihhh…, addra-ndrahhh.., kamu licikkhh.. akhhh…crrrcrrrttt aduhhh” Tubuh Anita ambruk dalam dekapan Andra. Andra membalikkan posisi kemudian ia kembali menggenjot vagina Anita, suara decakan alat kelamin Andra dan Anita terdengar keras saat saling beradu. Rintihan-rintihan Anita diselingi suara pekikan kerasnya saat batang penis Andra bergerak liar menyodok-nyodok belahan vaginanya. “Clepp Cleppp Clepppphh…!!” “Ennhh Ahh-duhh Ahhhh,AWWWW..!! heee-ennnhhh… akhhh..!! “ Tubuh Anita menggelepar dibawah pompaan batang penis Andra. Tangan mungilnya menahan gerakan pinggul Andra namun itu semua tidak dapat menghentikan terjangan batang penis si pegulat tangguh. Akhirnya Anita mengalungkan kedua kakinya ke bokong Andra. “Ehhh…nakal ya… “ Anita mendesah lega dengan cara seperti ini ia dapat beristirahat sejenak, sedangkan Andra mendelik nikmat saat seluruh batang penisnya berendam di dalam celah sempit vagina gadis itu yang berkontraksi meremas-remas batang penisnya. Anita berusaha untuk memulihkan tenaga di tengah cumbuan-cumbuan Andra pada batang lehernya yang berpeluh. Andra menarik batang penisnya lepas dari jepitan vagina gadis itu kemudian menggeser wajahnya meneduhi buah dada Anita. Andra meletakkan batang lidahnya pada putting susu Anita, diremasnya payudara yang basah dilelehi peluh gadis cantik itu, dijilatinya buntalan payudara Anita hingga lelehan peluh gadis itu kini bercampur dengan air liurnya, diemutinya puncak payudaranya bergantian yang kiri dan yang kanan. Anita merengek dan merintih saat Andra kembali mengamblaskan batang penisnya. Andra menggarap liang vagina Anita hingga ia menjerit dan merintih keras. Gerakan batang penis Andra bagaikan sebuah pacul yang sedang memaculi belahan vagina gadis itu, menggaruk dinding-dinding vaginanya yang seret. “Aduh, andraaaa, aduhhh akhhhh…!emmmhh mmmhhhh..!!” Mulut Andra menyumpal bibir Anita untuk meredam keluh kesah gadis itu, Lidah Andra mengaduk-ngaduk lidah Anita, dengan malas lidah Anita membalas belitan lidah Andra. Gairah Anita terpancing saat lidah Andra membelit batang lidahnya, dua batang lidah yang basah dan hangat saling bergelut dengan nikmat, senikmat alat kelamin Andra dan Anita yang saling mendesak. “Pefffhh.. Phefffhhh Phefffhhhh…” “Ahh, ahhh ahhh.. awww…, uhhh---ahhh” Semakin keras Anita merintih dan mendesah, semakin kuat pula Andra menyodokkan batang penisnya. Tubuh mulus Anita terguncang hebat di bawah tindihan tubuh Andra, wajah orientalnya yang cantik terbanting ke kiri dan kanan sebelum akhirnya mata sipit Anita membeliak disertai suara lenguhan kerasnya, kakinya menjepit kuat-kuat pinggang Andra. “UNGGGGHHHHH, Crettttttttt Creeetttt…. Crrrrrrrr” “Aduh BAPAKKKK….!!!AWWW..!” Andra menolehkan wajahnya saat mendengar jeritan Veily. Sambil terus menyetubuhi Anita, ia menonton Pak Agung yang sedang mengayunkan batangnya menyodomi anus Veily. Siswi cantik itu menjerit liar saat batang penis Pak Agung yang besar panjang menghujami liang anusnya sementara tangan Pak Agung terus memijati kelentitnya. Sodokan demi sodokan Pak Agung membuat wajah cantik Veily berulang kali mengernyit. Hampir bersamaan Veily dan Anita menjerit mencapai klimaks. Pak Agung mengambil posisi tidur terlentang. Veily menaikkan liang anusnya menduduki batang pak Agung dengan posisi tubuh memunggungi sang guru. Andra turun dari atas meja ia menyodorkan batang penisnya ke mulut gadis itu. Veily memejamkan kedua matanya sambil menghisapi batang penis Andra. Gadis cantik itu menaik turunkan anusnya pada batang penis Pak Agung. Setelah agak lama Andra menarik batangnya dari mulut Veily dan meremas susunya. Sebelum ia menggesekkan kepala penisnya pada belahan vagina si cantik, tangannya menangkap pergelangan kaki Veily dan merenggangkannya selebar mungkin membentuk huruf V yang mulus dan indah, Gejrossshhhh…!! “Uhhhh, Ngggeeehkksss..?? !!” Nafas Veily tertahan di dada saat Andra membenamkan batang penisnya. Liang vagina dan liang anusnya kini disesaki oleh dua batang penis berukuran jumbo, baik dari diukur dari segi panjang maupun diukur dari segi diameter. “OUHHHH…!! AHHHHHH.. AHHHHHHH …AWWWW” Veily menjerit liar Tubuh mulus siswi cantik itu terdesak-desak hebat di antara tubuh Pak Agung dan Andra. Desir-desir kenikmatan membuat Veily lupa diri, erangannya terdengar keras, rintihan dan jeritannya semakin keras saat dua batang penis itu bergerak cepat menyodok-nyodok anus dan vaginanya. Berkali-kali Pak Agung dan Andra bekerja sama meledakkan cairan vagina Veily dalam ledakan-ledakan puncak klimaks hingga akhirnya mereka mengeluh bersamaan. “Oughhh Crruttt Crutttttt…emmmmmmhhhh” Veily mengejang, wajahnya yang cantik menyiratkan kenikmatan yang luar biasa.. “CROTTTT… Crrrrrrootthhhh” Pak Agung meremas payudara Veily, Spermanya mengisi Anus Sicantik “UHH CRooTT Crrroot,crottttt….” Andra membenamkan batang penisnya sedalam mungkin, Penisnya berkedutan dengan nikmat didalam himpitan liang Vagina Siswi cantik itu, Veily merintih lirih, rupa-rupanya rintihan kecil gadis itu membangkitkan kembali gairah Pak Agung dan Andra. “ohhhhhh ?? “ Veily tersenyum merasakan dua batang penis milik Andra dan Pak Agung yang memanjang dan membesar di dalam liang vagina dan anusnya. Ia mengibaskan rambutnya ke belakang sambil menggeliatkan tubuhnya untuk mengusir rasa pegal. Veily mulai bergerak dengan liar, saat vaginanya mendesak ke depan, batang penis Andra menyodok dengan kuat hingga terdengar suara tumbukan keras yang menggairahkan. Saat ia mendesakkan buah pantatnya ke belakang, batang penis Pak Agung melabrak liang anusnya. Gerakan ketiganya yang berkesinambungan terlihat begitu menggairahkan, apalagi disertai bunyi-bunyi aneh saat liang vagina dan liang anus Veily digempur oleh dua batang penis yang besar dan keras. “OHHHHH…!! Crrrettt crettttt…..” Tiba-tiba gerakan Veily tertahan, tubuhnya mengejang, helaan nafasnya tertahan di dadanya yang membusung dengan indah. Dinding liang vaginanya berdenyut-denyut memuncratkan cairan-cairan kenikmatan. Mata sipitnya terpejam saat kedua tangan pak Agung mencapit susunya dari belakang. Ia mengusapi buntalan payudara Veily yang membusung dan meremas-remas sepasang buntalan kenyal padat itu. Sambil meremas payudara Veily pak Agung menoleh ke arah Anita yang sedang duduk di pinggiran meja. Kedua kaki gadis itu terjuntai terayun-ayun dengan santai di pinggiran meja. “Anitaaa…, sini sayanggg…,” Anita turun dari atas meja dan mendekati Veily. Mata Andra melotot lebar-lebar merayapi kemulusan tubuhnya, gadis itu berlutut disisi Veily, bibirnya tersenyum nakal sementara kedua tangannya mengusap-ngusap payudara Veily. Jemari Anita memutari putting Veily yang mengeras, Veily mendesis keras saat Anita mencubit dan menarik-narik putting susunya. “aggghhh…., ann-anitaaaa… emmmhhhhh hsssshhhhhh” Anita melumat puncak payudara Veily. Seiring dengan itu, tubuh Veily kembali terguncang didesak oleh rojokan Pak Agung dan sodokan batang penis Andra. Tangan Andra menarik pinggang Anita, kemudian ia meminta agar gadis itu memberikan payudaranya. Anita menurut, ia berpegangan pada bahu Andra untuk menjaga keseimbangan kemudian menempatkan payudaranya yang ranum di hadapan mulut Andra yang langsung mengejar dan mengenyot-ngenyot payudara Anita yang segar ranum. “ahhhh.. aaaaa crrretttttt cretttt…..” Veily terkulai lemas, matanya yang sipit terpejam dan bibirnya tersenyum puas. Pak Agung membopong dan membaringkan tubuhnya di atas sebuah meja kemudian mengamblaskan batang penisnya ke dalam vagina siswi cantik itu yang kembali mendesah-desah dalam kenikmatan. Andra duduk di sebuah kursi dan menarik pinggul Anita. Dalam posisi saling berhadapan Anita mendudukkan liang vaginanya dengan pasrah di atas batang penis Andra. Anita meringis saat berusaha menekankan vaginanya ke bawah, gadis itu terpekik saat kepala penis Andra terpeleset dan menyeruduk tonjolan clitorisnya. “he he he, direm dong“ Andra berkelakar sambil mengecup bibir Anita. “emangnya kamu kira aku ini mobil ya?? Nihh…” Anita mencubit dada Andra hingga ia mengaduh kesakitan. “aduu-duhhh…, heitttt…..!!, Eitttt…!!” Andra menangkap dan menahan kedua tangan Anita yang hendak memberikan cubitan susulan. Matanya bertatapan dengan mata Anita yang sipit, bibirnya manyun kemudian mengapit bibir Anita. Bukan main senangnya hati Andra saat Anita membalas pangutan bibirnya. Ia memegangi pinggang Anita saat gadis itu mengangkat kedua tangannya ke atas kepala sambil membusungkan payudaranya. Andra tahu apa yang diinginkan oleh Anita. Mulutnya terbuka lebar dan mencapluki payudara gadis itu, memangut – mangut liar dengan gairah yang menggebu. “ahhh, Andraaa.. ahhhhhh.. hisappphh.. ennnh ennhhh…” Anita memeluk kuat-kuat kepala Andra yang tengah asik menyusu di puncak payudaranya sebelah kanan. Andra mendekap tubuh Anita, butiran keringat Anita menyatu dengan butiran keringat Andra. Keadaan kedua pelajar itu kini seperti sedang mandi di bawah kucuran keringat yang semakin deras. Kuku Anita mencakar punggung Andra hingga membekaskan gurat kemerahan saat mulut Andra mengenyot kuat-kuat puncak payudara siswi cantik itu dan tangannya meremas kuat-kuat induk payudara anita yang tengah dihisapnya. “Ohh.., Andraaaaa….” Anita menekuk wajahnya memperhatikan Andra yang tengah menjilati putingnya Ujung lidah Andra terayun lembut menjilat putting susu Anita yang runcing, Anita merintih saat mulut Andra menelan puncak payudaranya, pentil susunya yang mengeras berenang di dalam balutan air liur Andra yang hangat. Rasa nikmat semakin terasa saat Andra melanjutkan serangan dengan mengemuti puncak payudaranya. “ihh, gemes…he he he” Andra terkekeh sambil meremas payudara Anita Beberapakali ciuman Andra mengecupi buntalan payudara Anita sebelum akhirnya Andra menggesekkan kepala penisnya ke belahan vagina gadis itu. Anita menekankan rekahan liang vaginanya pada ujung penis Andra. Tubuhnya terperanjat saat penis Andra merekahkan otot vaginanya, tanpa ampun lagi batang besar milik Andra menerobos memasuki liang sempit Anita. Andra mengelus bahu Anita sambil mengecup-ngecup pundak gadis itu yang tengah berusaha menguasai diri dari sensasi sebatang penis besar yang tertancap semakin dalam pada belahan sempit di selangkangannya. Penis Andra saling mendesak dengan vagina Anita, keduanya mendesah menikmati rasa nikmat saat kemaluan mereka saling bergesekan satu sama lain. Gerakan keduanya semakin liar, suara rintihan gadis itu pun semakin sering terdengar dibarengi suara geraman gemas Andra. “nnnhhhh… crrutttt….” “Ouugghhh Kecroottttt……” “aaaaaa.. cretttt.. cretttt….” “Hihhhhh.!!! KECROTTTTT……” Terdengarlah suara – suara desah dan rintihan bersahutan dari mulut keempat orang di dalam ruangan itu yang tengah menikmati puncak klimaks. Setelah mencabut batang penisnya Andra membopong dan meletakkan tubuh Anita di sisi tubuh Veily. Siswi cantik itu terkulai lemas dengan batang pak Agung yang masih tertancap dalam himpitan liang vaginanya. Tampaknya Pak Agung enggan mencabut batangnya dari dalam himpitan goa sempit Veily. Kedua gadis itu saling berpandangan dan kemudian tersenyum sambil memejamkan mata mereka yang sipit. Pak Agung berdecak kagum saat Andra memperlihatkan sebuah rekaman di layar handycam. Semuanya tentang Maya, Vivi, Reina dan Farida. Tentu saja Andra merekamnya dengan diam-diam tanpa diketahui oleh mereka berempat. “ckk ckk ckkk…, WAhhh asik punya nih, ternyata mereka itu Lesbi yah, eh iya, apa kamu pernah merasakan seorang gadis yang masih perawan?? ” “B-belum pak…, emang rasanya kaya gimana sih…pak ??” “OWW, sayang sekali kalau kamu belum pernah merasakan seorang perawan, rasanya sangat nikmat sekali, sehingga sangatlah sulit untuk dibayangkan Hemmm, bagaimana kalau kita bekerjasama…??” “Maksud Bapak….?? “ “Begini, kebetulan bapak mempunyai sebuah rencana…Bapak sudah capai mengikuti langkah Pak Dion. Kini saatnya Bapak unjuk gigi, dan yahh katakanlah bapak membutuhkan seorang rekan kerja yang dapat bapak percaya. Kita juga dapat bekerja sama untuk memburu dan mencicipi keperawanan Vivi, Farida, Reina dan Maya. Apa kamu tidak merasa penasaran seperti apa rasanya membelah vagina seorang gadis yang masih perawan?” Dengan panjang lebar Pak Agung menjelaskan rencananya untuk mengkudeta Pak Dion cs. Andra terdiam seribu bahasa, pikiran kotornya bekerja dengan efektif. Ia sangat ingin tahu seperti apa rasanya menikmati keperawanan seorang gadis. Ia terlihat gelisah dan bimbang. Suara kenikmatan terus mendayu-dayu merayu Andra yang selama ini tetap setia melangkah berjalan di atas karang-karang godaan yang tajam. Suara dentang lonceng hati kecilnya semakin melemah dan akhirnya meninggalkan Andra yang kini dibutakan oleh hasrat yang menggebu dan kenikmatan duniawi. Sebuah senyum penuh arti mengembang di wajahnya saat tangan Andra menjabat tangan Pak Agung, Batang penis Andra kembali menegang, ia kembali mencoblos vagina Anita yang sudah becek dan lembab itu. Batang penis Pak Agung pun kembali mengeras, bagaikan kerbau gila mereka berlomba memacu batang penis masing-masing menyodoki liang vagina kedua siswi cantik itu yang merintih-rintih dengan kedua kaki mereka yang mengangkang pasrah, terjuntai di pinggiran meja. Berkali-kali Andra dan Pak Agung bertag-team, mempecundangi Anita dan Veily. ~~~The New Beast’s is Born~~~ “Lohh Koq malah melamun ??“ Teguran Pak Agung menyadarkan Andra dari lamunannya. “Eh nggak koq, Sudah ah pak Andra tidur dulu.., ngantuk nihhh…” Pak Agung tertawa sambil menekan remote ditangannya, ia memindahkan tayangan LCD kechannel Tv-one. Malam ini Pak Agung dan Andra beristirahat untuk memulihkan stamina mereka. Di tempat lain, dikemudian hari…, setelah mengalami pemotretan illegal…., yang entah dilakukan oleh siapa, beberapa jam setelah Andra mengirimkan sebuah Email untuk Pak Dion. ----- “HAHHH …!! “ mata seorang kepala sekolah beserta tiga orang guru bejat membeliak lebar , mereka berempat berseru terkejut setengah mati setelah membuka sebuah alamat yang tercantum di email Pak Dion. “bb-Bagaimana mungkin ini dapat terjadi…” Pak Djono duduk lemas di atas kursi. “Bagaimana ini Pak Dion ..!! Apa yang harus kita lakukan..!!” “WAduhhh, bisa gawat ini…saya tidak habis pikir, sebenarnya siapa yang tega mengerjai kita seperti ini….” Pak Dion hanya terdiam, jika masalah ini sampai mencuat entah mau ditaruh dimana mukanya. Liburan kali ini terasa panjang dan mencekam bagi Pak Dion Cs, “tik tok tik tok,tik,tok” Pak Dion mengusap keringat dingin yang mengucur di keningnya. Ia merasa seperti sedang duduk di atas tumpukan bom waktu berdaya ledak tinggi. Keadaan Pak Dion jauh berbeda dengan keadaan Pak Agung yang sedang duduk bersantai sambil meneguk segelas anggur merah. -----
Posted on: Tue, 17 Sep 2013 12:03:36 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015