Oleh: Abu Yahya (Pernah menjadi relawan misi kemanusiaan - TopicsExpress



          

Oleh: Abu Yahya (Pernah menjadi relawan misi kemanusiaan Suriah.) Awalnya saya hanya prihatin dengan dr. Joserizal selaku pribadi. Bagaimana, tokoh yang sudah dikenal sebagai ikon relawan kemanusiaan, tiba-tiba membahas masalah Suriah dari sisi politik kepentingan dan konspirasi belaka. Lalu, apa arti puluhan ribu korban yang sudah terkorban sia-sia? Apakah mereka tidak berhak kita tolong hanya karena statusnya sebagai korban konspirasi Amerika? Sebelumnya saya meyakini dr. Joserizal itu anti Amerika. Namun dalam masalah Suriah, entah mengapa sikap keduanya setali tiga uang: sama-sama membiarkan rakyat Suriah jadi korban tanpa mau berbuat kongkrit untuk mencegahnya. Tetapi kekecewaan itu pun kemudian merembet ke MER-C. Entah mengapa lembaga kemanusiaan yang terhitung sangat senior itu tiba-tiba terjebak ikut-ikutan membahas sebuah tragedi kemanusiaan dari sisi politik—sesuatu di luar domain MER-C yang merupakan lembaga kemanusiaan. Bukankah to help most neglected and vurnerable people—yang menjadi slogan MER-C itu juga bermakna menolong siapapun yang membutuhkan tanpa melihat latar belakangnya? Hal yang membuat saya (dahulu) membanggakan MER-C adalah kiprah di Ambon, Afghanistan, Iraq dan tempat-tempat kritis lainnya tanpa disibukkan terlebih dahulu oleh penelitian, ini sebab politik, konspirasi atau lainnya. Secara pribadi, saya menganggap acara diskusi tersebut mubadzir. Hampir dapat dipastikan, ujungnya adalah perdebatan ideologi Sunni versus Syiah… konspirasi segitiga yang melibatkan Zionis-Salibis, Syiah-Persia dan kelompok Sunni, dan seputar itu. Namun, semuanya itu tidak mampu menjawab kebutuhan rakyat Suriah yang hari ini benar-benar dalam krisis kemanusiaan. Kalau boleh memberi saran, baik kepada dr. Jose maupun Ust. Irfan… biarlah konstelasi politik, perang ideologi dan analisis benturan kekuatan fisik itu menjadi domain “milisi-milisi” yang ada di Indonesia—kalau memang itu ada, entah Sunni maupun Syiah. Selanjutnya mari fokuskan diri untuk: to help most neglected and vurnerable people, sebagaimana slogan dalam brosur-brosur MER-C. Menolong orang yang paling kesulitan dan paling membutuhkan. Rakyat Suriah, sejauh saya bergaul dengan mereka, pantang mengemis. Namun mereka adalah bangsa yang pandai menghargai. Masih terbayang dalam ingatan saya, bagaimana airmata mereka menganak sungai, melihat kami (relawan Indonesia) datang memberi bantuan. “Terimakasih saudaraku, saat semua dunia enggan menolong kami, kalian datang dari jauh-jauh untuk membuktikan bahwa kami masih mempunyai saudara di Indonesia yang peduli kepada kami…” Padahal, bantuan yang kami berikan tak seberapa. Hanya cukup untuk bertahan 2-3 hari saja—paling baru-baru ini saja bantuan rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk pembangunan sumur air minum di sebuah daerah yang krisis air. Di akhir ucapan terimakasih itu, mereka selalu menyisipkan doa untuk kita semua: dr. Jose, Ust. Irfan, kami para relawan dan seluruh bangsa Indonesia: “Ya Allah, hindarkanlah rakyat Indonesia dari musibah seperti yang kami alami ini.“
Posted on: Sat, 29 Jun 2013 13:06:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015