Orang-orang mulai menganggap alat-alat komunikasi semisal handphone, aplikasi inbok di Facebook, twitter, yahoo messager, dan sejenisnya sudah cukup mewakili komunikasi verbal. Anggapan tersebut bisa saja benar jika dilihat dari aspek fungsi media komunikasi. Asalkan informasi sampai, selesai sudah. Akan tetapi anggapan jadi salah besar jika dikaji dari segi kedekatan emosional. Semisal seorang anak dan orang tua. Sekarang ini bukan hal tabu para orang tua baik laki-laki maupun perempuan sibuk bekerja. Alasannya kelasik saja, untuk bahu membahu memenuhi kebutuhan keluarga. Benar, dengan bekerja keras akan terpenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Karena ketiganya penting dan tidak bisa ditawar lagi. tetapi bagaimana dengan anak-anak di rumah? Metode yang dipakai kebanyakan adalah by phone. Mengisntruksikan makan, sekolah, belajar, bahkan tidur melalui hanphone karena mengejar lembur. Sekali lagi, dengan metode semacam itu, efektivitas penyampaian pesan sudah tercapai dengan baik. Sehingga efek buruknya boleh (jika tega) tidak dipertimbangkan. Misalnya anak-anak berontak, merasa tidak diperhatikan, apa lagi mendapatkan sentuhan-sentuhan kasih sayang. Pelariannya bisa kemana-mana tergantung lingkungan yang membangunnya. Kemungkinan-kemungkinan penyimpangan sosial bisa saja tejadi. Sebut saja penggunaan narkoba, mabuk-mabukan, seks bebas, penyimpangan seksual, dan tawuran. Dari berbagai kasus tersebut, sepertinya perlu ada yang diubah dari apa yang selama ini dilakukan.
Posted on: Wed, 27 Nov 2013 23:44:25 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015