PEJABAT SAHABAT FPI ? Para Pejabat “Sahabat” FPI Mengapa - TopicsExpress



          

PEJABAT SAHABAT FPI ? Para Pejabat “Sahabat” FPI Mengapa Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi bersikap sangat bersahabat dengan Front Pembela Islam (FPI)? Sebagai orang yang lebih berpengalaman dalam politik dibanding Jokowi dan Ahok, Gamawan tahu persis bahwa melawan FPI adalah perbuatan konyol. If you can’t beat them, join them. Menteri Gamawan bukan satu-satunya pejabat tinggi negara yang bersikap simpatik terhadap FPI. Atas bantuan Paman Google, kita bisa menemukan beberapa cuplikan berita yang mengungkap betapa kuatnya backing yang dimiliki FPI yang sekaligus menjamin kuatnya posisi gerakan Islam garis keras ini dalam percaturan politik tanah air. Cuplikan berita ini bukan hal baru. Arsipnya masih ada. Sengaja saya muat ulang disini agar kita sama-sama berjuang melawan lupa. Karena sesungguhnya politik adalah mozaik yang tersusun dari potongan-potongan kecil peristiwa, dimana ketelatenan menyusun potongan-potongan itu bisa membantu kita memahami lebih jelas apa yang terjadi saat ini. 1. Jenderal Polisi Sutanto (mantan Kapolri dan Kepala BIN) Seperti diberitakan The Jakarta Globe 2 tahun lalu, dokumen Wikileaks mengungkap indikasi adanya bantuan dana dari Sutanto kepada FPI, tetapi bantuan itu diputus setelah FPI terlibat dalam penyerangan ke Kedubes Amerika Serikat pada 19 Februari 2006. Dokumen tersebut mengutip sumber salah satu agen BIN bernama Yahya Asagaf yang memiliki kedekatan khusus dengan FPI dan mengakui adanya aliran dana dari Sutanto kepada kelompok garis keras tersebut. Menanggapi dokumen tersebut, Kepala Penerangan Umum Polri, Kombes Polisi Boy Rafli Amar menyatakan terang-terangan bahwa FPI adalah mitra Polri dalam menegakkan nilai hukum (Tribun News). Sounds familiar? 2. Komjen Polisi Nugroho Djajusman (mantan Kapolda Metro Jaya) Masih mengutip dokumen Wikileaks yang sama, Tribun Timur mengungkap sosok Nugroho Djajusman yang sangat dihormati oleh petinggi FPI. Kepada pejabat Kedubes AS, Nugroho sendiri mengakui kedekatannya dengan FPI tetapi membela diri dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang lumrah. 3. Letjen Purn Djaja Suparman (mantan Pangkostrad) Dalam buku Gus Dur, Militer, dan Politik (hal 253), Letjen Purn Haryoto PS, mantan Kasospol ABRI mengungkap indikasi kedekatan Djaja dengan FPI: “…waktu itu Djaja Suparman dan Kapolda Nugroho Djajusman merupakan teman dekat. Dulu Nugroho bersama Djaja membangun kekuatan FPI, sebab mereka dijanjikan sesuatu oleh Habibie, kalau Habibie menjadi presiden, Nugroho akan diangkat menjadi Kapolri. Jadi, saya kira Djaja juga nggak lepas dari janji-janji itu. FPI itu dibangun untuk mengamankan dan mendukung Habibie. Dan, Gus Dur melihat bahwa Djaja bukan anak buah yang setia, apalagi dia lebih condong ke kanan.” Sutanto adalah karib Presiden SBY. Nugroho dan Djaja adalah senior SBY dalam militer. Tak heran kegeraman Presiden SBY terhadap polah FPI dianggap angin lalu, bahkan oleh menterinya sendiri. Jika backing yang dimiliki FPI lebih besar dibanding kekuatan sang presiden, apa mau dikata? Apalagi jika ternyata Sutanto, Nugroho, dan Djaja hanya menjadi pion yang melaksanakan perintah dari “boss besar”. Boss yang ini tentu bukan lawan sepadan SBY, apalagi kalau dia still alive and kicking. Siapa dia? Oh, oh siapa diaaaaa…demikian lantun Aom Kusman ketika membawakan Kuis Siapa Dia di tahun 90-an. Memang benar kata rekan saya bahwa presiden adalah lambang kedaulatan negara tetapi pemegang kedaulatan sebenarnya adalah Mr. X. Rakyat? Ke laut saja. Oh iya, kalau ada waktu, ada baiknya baca-baca mengenai sejarah Pam Swakarsa. Lho, apa hubungannya dengan FPI?
Posted on: Mon, 28 Oct 2013 08:41:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015