PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menawarkan harga IPO - TopicsExpress



          

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk menawarkan harga IPO (initial public offering) di kisaran Rp 540-660 per saham. Adapun jumlah saham baru yang dilepas ke publik sebesar 1,5 miliar lembar saham atau 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan kisaran harga tersebut, perusahan jamu tertua di Indonesia dan yang pertama go public dapat meraup dana segar hingga Rp 990 miliar. Ada opsi untuk upsize, namun kita belum bicarakan dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), ucap Direktur Keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Revi Firmansjah dalam public expose di Jakarta, Senin (18/11). Presiden Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan, saham Sido Muncul akan diperdagangkan sebagai saham syariah. Hal itu sesuai dengan permintaan OJK, tambahnya. Kecilnya jumlah saham yang dilepas karena pihaknya ingin memenuhi janji untuk bisa go public tahun ini. Irwan yang mengaku tidak ada konflik internal dalam bagian IPO ini mengatakan, aksi ini lebih kepada membawa perusahaan menjadi langgeng dan dipercaya publik. Revi memaparkan, alokasi dana hasil IPO akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasi dan ekspansi perseroan. Sebanyak 56% untuk modal kerja, 42% untuk investasi, dan sisanya 2% untuk pengembangan sistem IT dan komputerisasi, katanya. Ia menjelaskan, alokasi modal kerja untuk pengembangan bahan baku, kemasan, barang jadi. Sementara rencana investasi meliputi pembelian 10 hektar tanah untuk perluasan pabrik Tolak Angin. Pembeliannya bertahap mulai tahun depan, diharapkan akhir 2015. Tetapi beberapa mesin yang sudah order diharapkan tahun depan sudah beroperasi, ucapnya. Dua Kali Lipat Dengan demikian, kapasitas Tolak Angin secara grup akan meningkat menjadi dua kali lipat. Saat ini grup Tolak Angin kapasitasnya 70 juta sachet per bulan, 780 juta per tahun. Dengan perluasan pabrik akan menjadi dua kali lipat nantinya, kata Revi. Tambah ia, dari 42% alokasi dana IPO untuk investasi, sebanyak 21% dari angka tersebut untuk penyertaan modal di dua anak perusahaan, yakni PT Muncul Mekar dan PT Semarang Global Indoplent. Hingga Juli 2013 perseroan memproduksi lima kategori produk utama, yakni jamu herbal (Tolak Angin) dengan volume produksi 441,7 juta unit, minuman energi (Kuku Bima) 1,2 miliar unit, permen dan minuman 262,3 juta unit, minuman kesehatan (Alang Sari, Kunyit Asam, Beras Kencur, dan Jahe Wangi) sebanyak 37,4 juta unit, dan produk lain-lain sebanyak 1,4 juta unit. Sementara kontribusi masing-masing pendapatan produk ke penjualan, jamu herbal 40,81%, minuman energi 43,28%, permen dan minuman 13,10%, minuman kesehatan 1,98%, dan produk lain-lain dengan kontribusi penjualan 0,83%. Total penjualan hingga Juli 2013 tercatat sebesar Rp 1,39 triliun, naik 3,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,34 triliun. Sementara laba mencapai Rp 207,9 miliar, naik 8,9% dari sebelumnya Rp 190,9 miliar. Hingga November 2013 kinerja kita on the track. Positif, ungkap Revi tanpa menyebutkan angka pasti pertumbuhan tersebut. Sementara, dari sisi kinerja, perusahaan yang memiliki target konsumen masa depan ini menargetkan bisa membukukan penjualan tahun 2013 ini sebesar Rp 2,2 triliun dengan laba Rp 400 miliar. Di mana, porsi ekspor ke negara-negara di Australia, Eropa, dan Asia menyumbang penjualan 5%. Secara logika pasti akan naik, ada 100 produk yang belum dioptimalkan, ungkap Irwan. Secara umum, industri jamu pada periode 2008-2012 tumbuh 16,2% menjadi Rp 13 triliun di 2012. Di mana, konsumsi jamu di Indonesia sebesar 20,8 juta kilogram pada 2012, tumbuh 35% dalam periode 2008-2012. Dalam prospektus perseroan dijelaskan bahwa pengembangan investasi perseroan terus dilakukan mengingat sejauh ini sejumlah produk Perseroan telah menjadi pemimpin pasar. Antara lain merek Tolak Angin dan Kuku Bima masing-masing menguasai pasar sekitar 75% dan 60%. Periode book buliding mulai dilakukan 18-29 November, dilanjutkan dengan penetapan harga 29 November, lalu pernyataan efektif OJK 5 Desember, penawaran 9-12 Desember, dan listing di papan Bursa Efek Indonesia pada 18 Desember 2013. Dua sekuritas yang bertindak sebagai pelaksana penjamin emisi efek (underwriter) yakni PT Mandiri Sekuritas dan PT Kresna Graha Securindo. Perusahaan yang bakal menyandang ticker SIDO ini rencananya, selain di Jakarta juga akan melakukan roadshow di dalam negeri, seperti ke Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya, serta negara tetangga.
Posted on: Mon, 18 Nov 2013 23:43:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015