Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat - TopicsExpress



          

Pada awalnya, nama yang menjadi cikal-bakal Tasikmalaya terdapat di daerah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawang-Galunggung. Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya menuncul setelah Gunung Galunggung meletus sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi Tasik (danau, laut) dan malaya dari (ma)layah yang bermakna ngalayah (bertebaran) atau deretan pegunungan di pantai Malabar (India). Tasikmalaya mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir di mana-mana.[5] Asal muasal Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap syah bila mendapat persetujuan Batara yang bertahta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[6] Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[6] Periode moderen Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibukota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus tahta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.[6] Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.[6] Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibukota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.[6] Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibukota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibukota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibukota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibukota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berrdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibukota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.[6] Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913 diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.[6] Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara pentasbihan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.[6] Sejarah pemerintahan Bupati (1641 to 1937) 1641-1674 : Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I) 1674 : Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II) 1674-1723 : Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III) 1723-1745 : Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV) 1745-1747 : Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V) 1747-1765 : Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI) 1765-1807 : Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII) 1807-1837 : Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII) 1837-1844 : Raden Tumenggung Danudiningrat 1844-1855 : Raden Tumenggung Wiratanubaya 1855-1875 : Raden Tumenggung Wiraadegdana 1875-1901 : Raden Tumenggung Wirahadiningrat 1901-1908 : Raden Tumenggung Prawirahadingrat 1908-1937 : Raden Tumenggung Wiratanuningrat Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya[8] Kadipaten Pagerageung Ciawi Sukaresik Jamanis Sukahening Rajapolah Cisayong Cigalontang Sariwangi Leuwisari Padakembang Sukaratu Singaparna Salawu Mangunreja Sukarame Manonjaya Cineam Taraju Puspahiang Tanjungjaya Sukaraja Gunungtanjung Karangjaya Bojonggambir Sodonghilir Parungponteng Jatiwaras Salopa Culamega Bantarkalong Bojongasih Cibalong Cikatomas Cipatujah Karangnunggal Cikalong Pancatenga Geografi Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut dimana pegunungan Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.[9]Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter. [10] Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hujan deras. Iklim Seperti halnya Kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.[11] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.[12] Meskipun mendapatkan hujan deras[11], Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 ° C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 ° C di daerah dataran tinggi.[12] Letak Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.[9]Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah timur, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudera Hindia. Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 Km, dan sekitar 56,25 Km dari timur ke barat.[13] Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Siliwangi, Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten. Perekonomian Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan. Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga. Namun, sangat disayangkan, seiring dengan kebijakan investasi besar-besaran di era 1990-an, potensi ekonomi rakyat di daerah ini cenderung terpinggirkan, bahkan tidak diperhatikan. website Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya : disdik.tasikmalayakab.go.id Pariwisata Kampung Naga Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikankampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya. Selengkapnya mengenai Kampung Naga dapat dilihat di halaman Kampung Naga Kerajinan Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Bordir di Kawalu, Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Setiamulya, yang menghasilkan industri bordir, kelom geulis, sepatu kulit, meubel, anyaman mendong, dan topi. Kerajinan Gunung Galunggung Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi obyek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas. [sunting]Pantai Cipatujah Pantai dengan keindahan alam laut, berpasirputih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisang. Pantai Sindangkerta Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langkakita temukan. Pantai Karang Tawulan Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung,,,
Posted on: Fri, 19 Jul 2013 12:09:10 +0000

Trending Topics



"stbody" style="min-height:30px;">
We are now able to offer a remote setup and support service. For a
5.2
So Im curious about one thing. As Im trying to develop my
TUESDAY AT FIVES FULL POKER (The Dunkirk Hotel) $400 PRIZE POOL
Bật mí tính cách top 10 người quan tâm bạn

Recently Viewed Topics




© 2015