Pada tanggal 17 september 2007, PBB bersama bank dunia - TopicsExpress



          

Pada tanggal 17 september 2007, PBB bersama bank dunia mengeluarkan laporan Stolen Asset Recovery Initiative atau Prakarsa Pengembalian Kekayaan Negara yang Dicuri. PBB ingin mendorong Negara untuk memperoleh kembali kekayaannya yang telah diambil oleh mantan presidennya. Dalam terbitan PBB memuat sepuluh mantan Presiden di dunia yang paling korup. Tampil sebagai paling pertama dan paling atas adalah mantan Presiden Suharto. Investigasi PBB memperkirakan berkisar antara 15 hingga 35 miliar dolar Amerika. Astaga!!!! (saat ini bangsa kita pasti sudah melupakannya karena bangsa kita adalah “Pemaaf”) Kenapa begitu besar yang dikorup? Karena bangsa kita dikuasai PEMBESAR – SAUDAGAR, yaitu penguasa menjadi pengusaha atau pengusaha yang menjadi penguasa. Mereka memegang kekuasaan ekonomi karena banyak uang, dan menjadi pemegang kekuasaan politik. Lihatlah hingga kini penyakit kronis ini bukannya berkurang malah menjadi jadi. Hampir semua partai politik diikat oleh para PENGUSAHA… terjadi campur aduk kepentingan politik yang juga merasuk ke tingkat penegak hukum… kacau balau. Kepentingan dan kekacauan politik semacam ini sudah lama terjadi di dunia, sejak kerajaan ROMAWI , yang dinilai dan diwahyukan oleh Yohanes Zebedeus dalam kitab WAHYU. PREDIKSI KEJATUHAN ITU ADA PADA PERIKOP WAHYU 18 : 1-19. Sinyalemen campur aduk antara penguasa pengusaha itu berbunyi : “Karena pedagang pedagangmu adalah pembesar pembesar di bumi…. Yang najis dengan hawa nafsu cabul dan pelacur” (wahyu 18:23). Dalam hal ini yang dimaksud najis hawa nafsu pelacur adalah keserakahan politik dan ekonomi… Sayangnya, sudah ada di kitab wahyu, sudah hancur akibat Suharto, namun oleh rezim sekarangpun praktek ini masih dilakukan bahkan makin menjadi jadi. Sekarang kita gigit jari, korupsi dimana mana, harta Negara yang seharusnya untuk rakyat kecil malah dinikmati oleh pejabat beramai ramai. Agaknya kita semua ikut bersalah. Bukankah kita yang memilih mereka hingga sekian periode? Bukankah kita bungkam ketika keluarga mereka menguasai ekonomi dari hilir sampai ke hulu? Bukankah kita diam dan malah memaafkan para koruptor?? Sebaliknya kita rakyat ini malah bangga dengan membungkuk bungkuk di depan para pejabat korup. Hidup Pembesar – Saudagar… Hidup Penguasa – Pengsaha… majulah para koruptor. (Semoga murka Tuhan seperti di kitab wahyu tidak terjadi di negeri ini)
Posted on: Sat, 03 Aug 2013 10:30:45 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015