Para Pembicara Pro Bashar Assad di Paramadina - TopicsExpress



          

Para Pembicara Pro Bashar Assad di Paramadina BERBOHONG!!.. Apakah terindikasi syiah atau tidak, para pembicara yang nadanya pro Bashar Assad bercuap-cuap di Paramadina Jakarta. Di antara cuapannya itu bernada memlintir kandungan ayat dan hadits, demi seorang penjagal Ummat Islam di Suriah yakni Bashar Assad. Keruan saja cuapan mereka itu membohongi orang. Inilah wujudnya... *** Catatan Kecil dari Bedah Buku Dina Y. Sulaeman “Prahara Suriah” (An-najah) – Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti acara launching dan bedah buku “Prahara Suriah” di Universitas Paramadina yang ditulis oleh Dina Y. Sulaiman. Acara bedah buku tersebut menampilkan 4 orang pembicara, yaitu Dina Y. Sulaiman selaku penulis buku itu sendiri, Agus Nizami, Prof.Abdul Hadi M.W dan Very Azis LC, Msi. Ada beberapa catatan kecil yang coba saya berikan terhadap tulisan bedah buku tersebut : 1. Dina Y. Sulaiman menerangkan dalam film pendek yang diputar di acara tersebut bahwa foto-foto yang tersebar tentang kekejaman tentara Bashar Asad adalah hasil manipulasi berita yang dibuat oleh media-media mainstream yang tidak senang dengan Bashar Asad. Dan dalam film pendek tersebut Dina Sulaiman juga menghadirkan bukti bukti manipulasi foto tersebut. Hal ini cukup aneh mengingat banyaknya foto-foto dan video-video yang memperlihatkan kebengisan dan kebiadaban tentara Asad, sementara Dina Sulaiman hanya menghadirkan beberapa foto untuk dibantahnya. Bahkan bukan tidak mungkin foto-foto yg dibeberkan Dina Sulaiman tersebut sengaja dibuat oleh pihak Asad atau pihak yang mendukungnya agar bisa dijadikan alasan kalau Bashar Asad dan tentaranya merupakan pihak yang didzolimi oleh media dan dunia. 2. Sementara dalam kesempatan yg sama Prof.Dr.Abdul Hadi M.W yang juga Guru Besar di Universitas paramadina menjelaskan bahwa krisis yang terjadi di Syiria bukanlah konflik agama, Sang profesor juga menambahkan bahwa berbagai konflik yg terjadi baik di dunia maupun di Indonesia bukanlah konflik agama, agama hanya dijadikan “kamuflase” dari konflik-konflik tersebut yang sejatinya lebih banyak didasarkan pada aspek politis, beliau mencontohkan kasus Poso, Ambon dan kasus-kasus lainnya. Hal ini jelas-jelas mencederai perasaan umat Islam yang tertindas dipelbagai belahan dunia, kasus Ambon dan Poso misalnya, kasus ini jelas dan gamblang di mata kita bahwa aspek agama-lah yang melatarbelakangi pembantaian muslim di daerah tersebut, kasus pembantaian terhadap muslim di Poso dikoordinir oleh GKST ( Gereja Kristen Sulawesi Tengah ). Bukankah ini aspek agama pak Profesor? Dan Jauh-jauh hari Alqur’an juga telah mengatakan : {وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ [البقرة: 120] Artinya : “Dan sesekali tidak akan rela terhadap kalian orang-orang Yahudi dan Nashrani sampai kalian mengikuti agama mereka”. (QS : Al-Baqoroh 120 ). { وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ } [البروج: 8] Artinya : “Dan tidaklah mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena mereka beriman kepada Allah yg Maha Perkasa lagi Maha terpuji“. ( QS : Al Buruj 8 ) Dua ayat diatas juga gamblang menyebutkan bahwa agama menjadi salah satu faktor yang menyebabkan permusuhan dan perang terhadap Islam. Hal senada juga disampaikan oleh teori klasik, Samuel P. Huntington salah seorang Pakar Politik Harvard University yg mempopulerkan wacana ‘Benturan Peradaban’, Samuel Huntington dalam bukunya “ The Clash of civilzations and Remaking of the World Order “ (1996) mengarahkan barat untuk memberikan perhatian serius terhadap Islam, karena menurutnya setelah berakhirnya Era Soviet, Islamlah yang pantas untuk dikhawatirkan bisa mengganggu eksistensi dan hegemoni Barat. Jelaslah bahwa teori pak Profesor tentang “agama sebagai kamuflase konflik” patut dipertanyakan. Sementara untuk kasus Suriah sendiri jelas dan gamblang kalau konflik yang terjadi adalah konflik agama yang dalam hal ini antara Sunni versus Syi’ah. Hal ini dapat dilihat dari Bashar Asad sendiri yang notabene seorang Syi’ah Nushairiyah, apalagi kemudian jika terlihat bahwa Bashar dan tentaranya mendapat bantuan senjata dan tentara dari Iran dan Hizbusysyaithon yg jelas-jelas Syiah. 3. Selaku pembicara ketiga Agus Nizami yang juga pengelola Media-Islam.co.id menyampaikan Bahwa Bashar Asad bukanlah seorang Syi’ah, ini dapat dilihat dari istrinya yang hobi memakai pakaian “you can see”, kalau memang benar syi’ah harusnya istrinya berpakaian rapat seperti perempuan-perempuan Iran, lebih tepatnya Assad adalah seorang sekuler. Ini merupakan pengaburan jatidiri Assad yg dilakukan oleh Agus Nizami, Bashar Assad yg jelas-jelas Syi’ah Nushairiyah kemudian menjadi batal kesyi’ahannya karena istrinya tidak berpakaian layaknya wanita syi’ah pada umumnya. Apa yg dilakukan Agus Nizami saya katakan menuangkan gula kedalam lautan tidak akan mengubah hakekat kesyi’ahan Bashar Assad. Analogi sederhananya, apabila ada seseorang yang mengaku muslimah kemudian karena dia tidak berpakaian layaknya muslimah, apakah serta merta dia keluar dari Islam ? 4. Masih menurut Agus Nizami : Sunni dan Syi’ah sama-sama lurus. Justru yang beda adalah Khowarij, itu karena khowarij mengkafirkan sesama kaum muslimin dan membunuhnya. Yang perlu digarisbawahi adalah pernyataan Agus yg mengatakan “Sunni dan Syi’ah sama-sama lurus”. Agus Nizami sepertinya tidak tahu apa itu Syi’ah, atau justru dia adalah seorang Syi’ah sehingga menyamakannya dengan sunni agar tidak dikatakan sesat di kalangan muslim Indonesia yg mayoritas Sunni. Dan saya sarankan Agus Nizami untuk melihat kembali fatwa MUI tentang data dan fakta tentang kesesatan syi’ah. 5. Masih menurut Agus Nizami : Salah seorang pemimpin Fraksi oposisi, yaitu Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani, komandan Jabhah Nushroh berasal dari dataran tinggi Gholan yg merupakan daerah yang dikuasai oleh Yahudi, ini mengindikasikan kalau Abu Muhammad Al jaulani merupakan antek yahudi. Apakah jika seseorang berasal dari daerah yang dibawah otoritas yahudi terus pantas disebut kalau dia seorang antek yahudi ? Ini merupakan penalaran yang dangkal dan tendensius dari seorang Agus Nizami terhadap Syaikh Abu Muhammad Al Jaulani. 6. Masih menurut Agus : Logikanya kalau muslim Indonesia berjihad ke Suriah itu sama saja memerangi sesama sunni karena 70% penduduk Suriah adalah sunni. Sekali lagi Agus disini memainkan logika yg tidak logis, kalaupun ada muslim indonesia yang berjihad ke Suriah karena ingin membantu saudara sunni disana maka sudah barang tentu yang mereka perangi adalah Syi’ah yang hari ini memerangi sunni, bukannya malah memerangi sunni yang mayoritas tapi membantu sunni yang mayoritas dari kedzoliman Syi’ah yang minoritas tapi berkuasa. 7. Agus juga menyebutkan bahwa kalau seandainya benar Bashar Assad itu dzolim dan otoriter maka itu bukan jadi alasan untuk para oposisi untuk memberontak dan mengkudeta Bashar Assad karena itu Bughot namanya,dan itu tidak boleh dalam Islam,bahkan terhadap Fir’aun sekalipun nabi Musa tidak diperintahkan untuk memerangi Fir’an, justru nabi Musa diperintahkan untuk berkata yg lemah lembut kepadanya ( QS : Toha 43-44), begitu juga dengan nabi Ibrohim yang tidak memilih untuk melawan raja Namrud, padahal kalau seandainya para nabi memerangi penguasa yg kafir lagi dzolim, pastilah Allah akan menolong para nabi tersebut. Ada beberapa poin yang patut dicermati oleh kaum muslimin tentang Kekafiran penguasa dan Bughot. Bughot adalah sebutan untuk orang ataupun kelompok yg memberontak terhadap pemerintahan Islam yg sah. Bagaimana dengan Bashar Assad?. Telah banyak Fatwa Ulama’ yg menyatakan kekafiran Bashar Assad, sebut saja fatwa Majlis Ulama Kuwait yg ditanda tangani oleh beberapa Ulama’ terkenal seperti Syaikh Nabil Al Iwadhy, Dr.Utsman Al Khomis, Dr.Abdurrahman bin Abdul Kholiq dll, yang Fatwa ini juga disetujui oleh Syaikh Yusuf Al Qordhowi. Poin berikutnya adalah Ijma’ Ulama’ tentang wajibnya berjihad melawan penguasa yg kafir/murtad. Imam Nawawi dalam Syarh Shohih Muslim sewaktu menjelaskan hadits Ubadah Bin Shomit tentang kewajiban ta’at kepada penguasa, beliau menyitir perkataan Qodhy Iyadh : “Imamah terhadap kaum muslimin tidak boleh dipegang oleh orang kafir ,dan apabila seorang Imam murtad dengan mengganti hukum Allah maka hilanglah ketaatan kepadanya dan wajib bagi kaum muslimin menurunkannya dari kekuasaannya”. Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari : “Seorang Imam dilengserkan dari kekuasaannya dikarenakan kekufurannya. Hal ini berdasarkan Ijma’,dan wajib bagi kaum muslimin melakukannya”. Diatas adalah bukti bahwa dalam Islam boleh memerangi penguasa karena kekafirannya. Poin ketiga adalah : Perintah Allah kepada Nabi Musa dan Harun dalam Surat Toha diatas adalah perintah untuk mendakwahi Fir’aun, makanya dalam konteks dakwah menggunakan bahasa yang lemah lembut dalam menyampaikan dakwah merupakan hal yg memang seharusnya dilakukan oleh seorang da’i. Kemudian perihal Nabi Musa dan Nabi Ibrohim tidak memerangi raja yg kafir lagi dzolim ketika itu dipastikan karena ada hikmahnya, bisa saja itu karena para pengikut nabi tersebut diatas belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan terhadap penguasa pada zaman itu. Dan jangan lupa pula kalau seandainya Allah pernah memerintahkan nabi dari kalangan Bani Israil untuk keluar berperang melawan Jalut, yang waktu itu dikomandoi oleh Tholut. Maka perkataan Agus Nizami diatas adalah perkataan yang ngawur, tidak berdasar dan memainkan ayat seenaknya. 8. Masih menurut Agus Nizami : Pemerintahan Bashar Assad adalah pemerintahan yg diberkahi, Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW: Beliau bersabda: “Ya Allah, berkahilah kami di negeri Syam kami, & berkahilah kami di negeri Yaman kami. Mereka (para sahabat) berkata; Dan di daerah Najd kami? Beliau bersabda: Di sana akan terjadi gempa bumi & fitnah-fitnah (kan muncul). Atau beliau bersabda: Darinya akan muncul tanduk Syetan “. (HR Tirmizi no 3888, Hadits Hasan Sohih). Berbekal dengan Hadits ini Agus Nizami mengklaim secara sepihak bahwa keberkahan itu ada pada Bashar dan pemerintahannya. Ini adalah klaim tanpa bukti, justru kalau kita melihat kenyataan hari ini, amatlah sangat jauh klaim keberkahan Assad dengan apa yg ditampilkannya. Bagaimana mungkin seorang yg mengaku tuhan seperti Bashar bisa mendapat keberkahan? Keberkahan pada suatu negeri bukan berarti jaminan surga dan kebaikan bagi seluruh penghuninya, seperti halnya Mekah. Mekah adalah Kota suci tapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan adanya orang orang yang kafir dan dzolim ada di kota mekah, sebut saja tokoh tokoh Kafir Quraisy, mereka adalah penduduk kota suci. Klaim Agus Nizami terhadap keberkahan Bashaar Assad perlu pembuktian. 9. Sementara Very Azis LC.Msi lebih menekankan kepada kompleksitas permasalahan di Suriah, dan sama dengan pembicara pembicara sebelumnya mengarahkan kasus suriah kepada desain yg telah dibuat oleh yahudi dan Amerika dan mengeleminir aspek Sunni Syi’ah. Hal ini jelas tidak relevan dengan kenyataan yg terjadi di lapangan, memang ada sebagian oposisi yang nasionalis, tapi minim jika dibandingkan oposisi yang melihat bahwa ini adalah konflik sunni-syi’ah. Ditulis Oleh: Arju Khoiro An-najah.net
Posted on: Wed, 07 Aug 2013 03:07:14 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015