Part Three of Revenge of Devil >> follow @luckvy_s . Read and - TopicsExpress



          

Part Three of Revenge of Devil >> follow @luckvy_s . Read and comment . thankyou all :D REVIL – 3 “That Feel . . . “ “Dan Maaf kalau nama ceritanya aku izin lagi menggunakan nama artis . Mungkin Cuma nama panggilannya saja. Semoga dapat mengerti , Dan jika ada kesamaan nama tolong dimaafkan..Ini hanya cerita Fiksi dan tidak nyata. Kalau ada yang merasa dirugikan aku sangat minta maaf “ ***** Alvin benar-benar begitu emosi dengan gadis yang bernamakan Sivia. Sedari tadi Rio dan Gabriel hanya menjadi pendengar setia pria ini yang terus mengomel tidak jelas. Menceritakan semuanya kepada dua sahabatnya tersebut. “Jadi intinya loe mau bikin perhitungan kan ke gadis itu”simpul Gabriel “jelaslah !! gue gak akan biarin hidup tenang “ “Loe mau gue ramal Vin ??”ucap Gabriel tiba-tiba. “Persetan dengan ramalam loe”serempak Alvin dan Rio yang sama sekali tak tertarik dengan ramalan sahabatnya itu. “Hahahahaha. “tawa Gabriel yang begitu renyah. “Yo nanti jadi kan ??” “Jadi lah “ “Jadi apaan? Loe berdua mau ngapain ??”tanya Gabriel yang penasaran. “Balapan motor. Ikut gak ??”tawar Rio. “Gak . Gue nanti ada urusan penting!!” “Sok penting loe “serenpak gabriel dan Rio. Alvin hanya terkekeh saja. “Iel gue pinjem kartu kredit loe”pinta Alvin sedikit memelas. “Gini orang kaya. Orang kaya tapi minjem. Ambil sana di dalam dompet gue “Alvin tak mengindahkan sindiran gabriel dan segera mengambil dompet Gabriel yang berada didalam tas pria tersebut. Dan mengambil salah satu karti kredit Gabriel. “Loe udah fikirin apa taruhannya kalau loe menang ??”tanya Rio “Sudah dong. Kalau loe sendiri menang ? loe mau apa ??”tanya Gabriel balik. Rio tersenyum picik. “Gue mau double date. “ “Aisshh. . . . “desis gabriel yang sudah tau kemana arah pembicaraan Rio. “Double date ? maksudnya ? Rio sama Alyssa dan gabriel sama . .. . . “ “Shilla . “tebak Alvin dan mendapat anggukan mantap dari Rio. Alvin tertawa pelan. Mengacungi ide brillian Rio. Kedua pria ini memang begitu gemas dengan satu sahabatnya ini yang tak pernah mengakui keberadaan Shilla. Dan memang gadis yang dekat dengan ketiga pria ini hanyalah Shilla. “Gue gak akan kalah dari loe”ujar Gabriel benar-benar tak ingin kalah. “Oke. Kita lihat saja nanti “balas Rio tak kalah menantang. ***** Alyssa menghampiri Rio yang sudah dipastikan berada di atas atap sekolah bermsaa dua sahabatnya tersebut. Alyssa dengan perasaan senang dan membawa bekalnya menaiki tangga. “Yo pacar loe tuh “ujar Alvin menunjuk ke arah Alyssa yang berjalan mendekati mereka. “Cabut yuk Iel”ajak Alvin yang berniat ingin mengerjain Rio. “Ogah. “sahut Iel menolak ajakkan Alvin. “AYOOO”paksa Alvin dan dengan kasar menarik Gabriel untuk pergi dari sana. Dan dengan malasnya Gabriel mengikuti saja pria tersebut. Rio hanya menatap sinis kedua sahabatnya tersebut yang berlaku aneh. “Mereka mau kemana ??”tanya Alyssa yang sudah berada di depan Rio. “Mana gue tau “jawab Rio singkat dan segera mematikan rokok yang ada ditangannya. “Kenapa loe lihatin gue gitu ??”tanya Rio karena Alyssa terus melihatnya sedikit aneh. “Enggak kok kak” “Loe gak suka gue merokok ??”tanya Rio tenang namun tatapannya tetap saja dingin. “Gak kok kak. Semua terserah kakak aja “jawab Alyssa canggung. Jujur saja ia tidak suka dengan orang perokok. Namun demi Rio ia menyembunyikan semuanya. “Loe ngapain kesini ??”tanya Rio tak ada lembut-lembutnya. “Ini aku buatin buat kakak. Seperti yang kakak mau kemarin”ujar Alyssa penuh semangat. Wajahnya nampak bahagia sekali hari ini. Ia menyodorkan bekal makanannya . Rio pun segera mengambil dari tangan Alyssa. “Pancake chocolate “Ujar Rio membuka bekal tersebut. Dan terlihat pancake tersebut begitu lezat. Rio merasa sedikit aneh dengan pemandangan didepannya. Ia menghembuskan nafas beratnya. “Loe gak capek berdiri terus ??”tanya Rio sinis. Alyssa pun segera duduk dikursi kosong sedikit jauh didepan Rio. “Sudah gue bilang berapa kali sih sama loe. Duduk disebalah gue!!”bentak Rio dan membuat gadis tersebut sedikit takut. Alyssa berdiir kembali dan berjalan mendekati Rio. Ia mengigit bawah bibirnya dan segera duduk sekat disebalah Rio. Perlahan Rio memakan pancake kesukaanya tersebut. Ia benar-benar menikmatinya. Dan memang benar Pancake chocolate buatan Alyssa sangatlah lezat sekali. Rasanya manis dan coklatnya begitu kental. “Loe udah makan ?” “belum kak” “Nih makan”suruh Rio namun Alyssa menggelengkan kepalanya pelan. “Alyssa buatnya buat kak Rio. “ “Yaudah kalau loe gak mau “sahut Rio santai. Dan terus meneruskan makannya. Alyssa hanya melengos saja. Ia menahan rasa laparnya dari tadi hanya demi Rio. “Loe nanti ada acara ??” “Kapan ??” “Pulang sekolah” “Gak ada. Kenapa Kak?” “Ikut gue “ “Kemana ??” “Gue gak suka loe banyak tanya.” “Iya Kak. “ Alyssa hanya bisa diam saja menunggu Rio yang sedang makan. Ia benar-benar tak punya topik pembahasan. Karena ia merasa belum bisa tau bagaimana cara membuat pria ini melembut kepadanya. “Oh ya. Temen loe kemarin. Siapa itu ? Sivia ?? dia model ?” “Iya kak . “ “Cishh . .”desis Rio merasa tak percaya gadis seperti itu seorang model. “Nih gue udah selesai makan”ujar Rio mengembalikkan tempat bekalnya ke Alyssa. “Aku akan buatin kaka setiap hari “ujar Alyssa begitu senang karena bekal yang ia berikan ke Rio benar-benar dihabiskan oleh kekasihnya tersebut. “Loe benar suka sama gue ??”tanya Rio cukup penasaran. “Iya. Alyssa cinta sama Kak Rio”jawab Alyssa malu-malu. Rio hanya diam saja, cukup kaget juga dengan ucapan gadis ini. “Gue pergi . Thanks”Rio berdiri dan segera meninggalkan Alyssa yang mematung disana. “Kak Rio bilang makasih ? waahh . keajaiban banget”lirih Alyssa tak menyangka . Ia lalu tersenyum sangat senang dan senang sekali. Ia yakin perlahan dapat membuat Rio berbuat baik kepadanya. Dan tidak bersifat dingin lagi. **** Sepulang Sekolah. Alyssa buru-buru membereskan barang-barangnya. Ia sangat takut jika Rio meninggalkannya karena ia begitu senang saat ini. Rio akan mengajaknya kesuatu tempat. Sivia melihat heran gadis ini. “Loe mau kemana? Kok buru-buru gitu ?” “Kak Rio mau ajak gue keluar”jawab Alyssa antuasis. “Cisshh. Ati-ati loe” “Apaan sih Vi. Bisa gak loe gak benci mereka”pinta Alyssa memohon. “Gue fikir 3000 kali deh” “Yaahh. . .”lirih Alyssa lemas dan kecewa. Sivia yang melihat wajah Alyssa seperti itu hanya bisa melengos. “Iya iya iya gue akan nyoba gak benci mereka. Demi loe nih demi loh” “Beneran ?? Makasih siviaaaaa . Mwaaahh Mwaahh. I LOVE YOU!!!” “Love you too!! Udah sana cepeetan. Nanti Kak Rio marah kalau loe telat”ujar Sivia yang memang sudah tau sifat kejam ketiga pria itu dan ia tak mau sahabatnya inti mendapat perlakuan buruk dari Rio. “Hmm. Duluan ya/ Sukses pemotretannya. “pamit Alyssa dan segera beranjak dari kelasnya. “Semoga aja Kak Rio gak akan nyakitin Alyssa” **** Alyssa segera berlari ke arah mobil Gabriel yang sudah berada di luar sekolah. Gabriel pun melambaikan tangannya kearah gadis tersebut yang terus berlari. “Lama banget sih loe”ujar Rio dengan nada tak suka. Alyssa yang baru saja masuk kedalam mobil hanya bisa menunduk takut dan mengatur nafasnya yang tak karuan. “Maaf kak”lirih Alyssa merasa sangat bersalah. “Minum dulu nih Al”suruh Alvin memberikan sebotol minuman kepada Alyssa. Alyssa pun menerimanya dan segera meminumnya. Berlarian dari kelasnya membuatnya dehidrasi. Gabriel pun segera menjalankan mobilnya meninggalkan sekolah. Gabriel mengantarkan Alvin pulang dulu, Setelah itu ia mengantarkan Rio dan Alyssa kerumah Rio. Dan terakhir ia kembali kerumahnya dahulu sebelum pertandingan motornya hari ini bersama Rio. “Sejam lagi gue nyampe sana”ujar Gabriel kepada Rio yang berjalan ke dalam rumahnya. “Gue gak tau apa yang ada diotak pria itu”ujar Gabriel kedirinya sendiri tepatnya sedang mengambarkan sorang Rio. Gabriel pun menjalankan mobilnya kembali untuk menuju rumahnya. Rio masuk kedalam rumahnya, sedankan Alyssa hanya diam saja didepan saja tak berkutik sedikit pun. Karena ia binggung saat ini sedang berada dirumah siapa. “Ngapain loe diam disana. Masuk”suruh Rio. Alyssa pun menganggukkan kepalanya dan segera masuk. “KAK RIO . . . “teriakan cempreng tersebut sedikit mengagetkan Alyssa. Rio mendesis saja melihat kelakuan adiknya yang seperti orang hutan septiap harinya. “Eh . . Siapa itu ??”Salsha langsung berhenti dihadapan Rio. Ia heran melihat gadis tersebut. Karena tak biasanya sang kakak membawa seorang gadis kerumahnya. Bahkan ini untuk pertama kalinya. Apalagi gadis yang bukan ia kenal. “Siapa ?” “orang”jawab Rio seenak hatinya dan segera berjalan ke kamarnya. Meninggalkan Alyssa begitu saja. Salsha berjalan mendekati Alyssa yang tersenyum canggung ke arahnya. “Duduk Kak”suruh Salsha membalas senyuman Alyssa. Alyssa pun segera duduk seperti yang disuruh oleh Salsha. “Kakak siapa ??” “Alyssa” “Enggak. Maksudnya apanya kak Rio ??” “Temannya” “Hah? Gak mungkin. Kakak pacarnya ya ??” “Hah??”Alyssa nampaknya binggung harus menjawab bagaimana. “Tapi ?/ kalau pacarnya gak mungkin. Kak Rio kan gak pernah menganggap siapapun itu pacarnya. Dia kan playboy kakap yang buruk sekali”ujar Salsha kedirinya sendiri mengambarkan sosok kakaknya tersebut. Mendengar ucapan Salsha Alyssa hanya diam saja. Toh, ia sudah sangat tau bagaimana sifat buruk Rio yang memang begitu buruk. “Nama aku Salsha kak. Aku adiknya kak Rio”ujar Salsha kemudian. Alyssa menganggukkan kepalanya begitu senang bertemu dengan adiknya Rio yang menurutnya sangat cantik dan manis. “Kalau kakak pacarnya kak Rio. Salsha hanya ngasih saran. Putuskan dia . Atau kakak akan sakit hati”ujar Salsha yang menjelek-jelekkan kakaknya. Alyssa hanya tertawa saja. “Kok kakak tertawa? Salsha serius. Salsha sebagai cewek pun gak terima. Sikap Kak Rio kepada cewek itu sangat buruk. Sama salsha saja dia gak ada lembut-lembutnya” “kak Rio baik kok”ujar Alyssa dan membuat Salsha membelakakan matanya. “Baik apanya ? tiap malam kediskotik, ngerokok, apanya yang baik. Isshhh . . “ “Tapi beneran kak Rio baik. Cuma dia masih tertupi dengan sifat dinginnya. Aslinya baik kan kak Rio ??” “Kakak hebat bisa sabar ngadepin Kakaknya Salsha. Salsha salut samakak Alyssa” “Yaudah Salsha mau keluar dulu ya Kak, Kalau kakak udah gak sanggup ngadepin kak rio . Udah putusin aja dari pada sakit hati. Okey !” “Loe ngomong apaan hah kutu kecil !!”sinis Rio dari arah tangga. Salsha terkejut mendengar kakaknya yang sudah muncul lagi. “Kak pergi dulu bye !!”dengan gerakan cepat Salsha segera beranjak keluar dari rumahnya. Ia tak ingin dimakan hidup-hidup oleh Rio. Alyssa tertawa aja melihat kedua kakak beradik ini yang begitu lucu menurutnya. Ia pun sangat ingin mempunyai adik. Namun apa dikata. “Nih ganti baju loe di kamar mandi sana”ujar Rio. Ia menyerahkan sebuah kresek kardus yang didalamnya berisikan baju dan celana untuk Alyssa “Iya kak”Alyssa pun mengambil kresek tersebut dan segera berjalan ke kamar mandi. Rio duduk di ruang tamu dan menunggu saja gadis gtersebut. Tak perlu menunggu lama Alyssa pun keluar dari kamar mandi. Rio melihat kekasihnya tersebut lebih cantik jika memakai baju biasa dari pada baju seragam sekolah. Alyssa pun berjalan menghampiri Rio. “Ayo “Rio berdiri dari tempat duduknya dan mengambil kunci mobilnya. Alyssa pun mengambil tasnya dan mengikuti Rio keluar. Mereka berdua segera masuk kedalam mobil sport merah milik Rio. Alyssa hanya diam saja sedari tadi karena ia merasa binggung harus apa. “Kita kemana kak??”tanya Alyssa yang memang ingin tau “Balap motor” “hah??” ***** Rumah Gabriel Gabriel memasuki rumahnya dan mendapati seorang gadis sedang asik memakan bubur ayam sambil menonton televisi diruang keluarga. Nampaknya gadis tersebut tak menyadari kedatangannya. Gabriel pun tak ambil pusing dan segera pergi ke kamarnya untuk ganti baju. 10 menit kemudian Gabriel sudah turun kembali. Ia memakai jaketnya dan mengambil kunci mobilnya. Gabriel berjalan mendekati Shilla yang masih fokus dengan televisi tersebut. “Shil”panggil Gabriel. Shilla terpelonjat sedikit kaget. “Kak iel udah pulang /??” “Gue mau keluar. Loe ikut ??” “Kemana ??” “Balap motor sama Rio” “Gak kak. Shilla dirumah aja “ “Dilaci lemari kamar gue ada uang. Ambil aja kalau mau beli apa-apa” “Gak usah kak”jawab Shilla. Gabriel mengangguk-anggukan kepalanya. “Gue pergi dulu”pamit Gabriel yang sedikit tak tega meninggalkan gadis ini lagi. “Hati-hati kak.”Gabriel pun meninggalkan rumahnya. **** Lux-act Sivia sudah memakai gaun warna merah selutut. Dan setelah ini ia akan menjalankan pemotretan nya yang terkahir. Sivia mencoba tetap semangat walau sebenarnya dirinya mulai lelah. “hallo semuanya . . . “teriak seseorang yang tiba-tiba masuk. Dan saat itu semua staff ditempat ini langsung membungkukkan sedikit kepalanya menunjukkan rasa hormat mereka kepada orang tersebut yang tak lain adalah Alvin cucu dari Pak Jo. “LOE?? Ngapain disini”gidik Sivia melihat Alvin. Alvin melihat Sivia yang menatapnya tak enak. “Ini modelnya ??”tanya Alvin dengan nada meremehkan. “Iya Den Alvin. Ini Model kita. Dia begitu berbakat”ujar sang photografer. Alvin mendecak sinis. “Gue yang akan ambil alih ini”Alvin merebut kamera dari photografer tersebebut. Semuanya pun mengangguk-angguk menuruti saja. Toh, Alvin pun memang begitu mahir dalam hal seperti ini. Sedangkan Sivia hanya membelakakan matanya. Merasa akan ada bau-bau tak enak disini. “Ngapain loe masih diem disitu ? loe dibayar bukan buat jadi patung kan ??” “Cisshh . . “desis Sivia yang tak bisa apa-apa saat ini. Ia pun mulai berpose. Ia ingin melakukan secara profesional saat ini. “Gaya macam apa loe? Kaku banget!! Loe model apa patung sih!”bentak Alvin kasar. Sivia memejamkan matanya sekali. Ia mencoba bersabar saja. Semua yang ada disana hanya bisa diam tak bisa apapun. Alvin sedari tadi hanya mengoceh memprotesi apa yang dilakukan Sivia. Dan Sivia hanya bisa diam tak bisa apapun saat ini. Ia merasa seperti orang gila karena Alvin saat ini. Sivia harus menanggung malu akan caci maki Alvin kepadanya. Ia benar-benar mengeluarkan semua kesabarannya untuk pria itu. “Senyum yang ikhlas !! Loe dibayar pakek uang bukan daun!!” JPREETT JPREEETTT “Loe bisa pose yang ellegant gak sih ??”tanya Alvin dengan wajah tak main-main dinginnya. Sivia mencoba mengalah saja. Ia menganggukan kepalanya sekali. Dan mencoba memberikan yang terbaik. “Stoop stopp stopp!!!”teriak Alvin. “Dia model apaan sih ?? Gini dibuat model product kita ?? Gak pantes !!” “Gayanya aja kampungan. Pantesnya jadi patung gantungan kalau modelnya kayak gini “semua staff hanya bisa berdoa agar tidak ada perang setelah ini. Karena ucapan Alvin tersebut begitu menyakitkan sekali. Sivia yang mendengarnya pun sudah kehilangan kesabaran. “Patung gantungan?? Hahahaha”tawa Sivia pelan sekali. Ia sudah muak dengan ini. “Loe bilang gue apa ? patung gantungan ??”tantang Sivia yang perlahan berjalan mendekati Alvin. “Iya ? kenapa ? loe mau marah ?? gak terima ??” “Kalau gue model patung gantungan, loe fotografer model patung gantungannya . Loe fotografer kampungan yang pernah gue temui tau gak !!! “Sivia berjalan meninggalkan Alvin yang benar-benar emosi juga dengan ucapan Sivia tersebut. “LOE !!! “ “Gue pecat loe jadi model product ini !! “ujar Alvin keras sekali. Sivia hanya tersenyum sinis. Ia menghampiri managernya. Dan meminta kertas kontraknya. Setelah itu Sivia berjalan kembali ke arah Alvin dengan selembar kertas di tangan kananya. “Pecat ?? bahkan sebelum loe pecat gue juga gak ingin melanjutkan jadi model produc dari fotografer kampungan seperti loe “ SREEEEEEEKKKK Sivia menyobek kertas kontrak tersebut menjadi beberapa bagian dan setelah itu ia membuangnya tepat di wajah Alvin tanpa rasa takut sedikit pun. “Brengsek . . “ujar Sivia pelan namun sangat tajam. Setelah itu ia berjalan keluar meninggalkan Alvin yang sangat tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Sivia tadi. “GADIS GILAAAA !!! KURANGAJAARRR!!!!”emosi Alvin menggebu. Dan tak perlu menunggu lama kamera yang ada ditangan Alvin tersebut harus mendapatkan impasnya. Alvin membanting kamera itu dengan kasar setelah itu segera keluar dari studio ini. Semua Staff sudah kebingungan. Harus berbuat apa saat ini. Ditambah lagi kamera yang sudah dibanting oleh Alvin dan pemotretan harus terhenti seperti ini. Dan mereka yakin Sivia pasti sangat marah. Alvin memang sudah begitu keterlaluan tadi. **** Lux- Yard Lapangan balap motor ini begitu luas dan milik pribadi Alvin. Rio dan gabriel pun juga bisa sepuasnya main disini. Karena motor mereka bertiga pun dirawat disini. Mereka memang sudah berteman begitu baik dan seperti 3 tubuh menjadi satu. Mereka selalu saling berbagi apapun itu. “Udah lama ?”tanya Rio yang melihat gabriel sudah mengeluarkan motornya balapnya yang berwarna putih. “Lumayan.”jawab gabriel . Rio pun segera berjalan menuju tempat dimana motornya disimpan. Sedangkan Alyssa hanya menunggu bersama dengan gabriel saat ini. “Kakak mau balapan sama kak Rio ??”tanya Alyssa. “Iya. “ “Kalian suka balapan ??” “Sangat suka. Kenapa Al ?” “Gak apa-apa kak” “Gimana hubunganmu dengan Rio ??” “Gimana maksudnya ??” ‘Yah . Rio gimana kek. Atau gimana ??’ “Gak ada yang berubah. Yah seperti biasanya “ “Loe beneran suka sama Rio ??’ “Hmm” “Semoga aja loe bsia bertahan lama sama dia” “Amin Kak”Alyssa mengembangkan senyumnya. Dan tak lama kemudian Rio keluar dengan motornya yang berwarna merah. Mereka pun telah mempersiapkan semuanya. Mereka memakai benda pengaman untuk lutut dan siku merah dan juga sarung tangan serta helm mereka. Alyssa cukup cemas jika terjadi sesuatu dengan kedua orang ini. “Naik gih”suruh Rio membuat gadis ini benar-benar terkejut. “Naik?? “ “Iya. Cepet !!”suruh Rio tak sabaran. Alyssa nampak ragu karena ia tak pernah naik motor. Ia sangat takut jika naik motor. “Tenang aja. Aman-aman Al. Rio jago kok balapan”ujar Gabriel mencoba membuat Alyssa tidak khawatir. Alyssa pun mengangguk dan segera naik ke motor Rio. Seorang penjaga dari tempat ini pun sudah siap di start dari pertandingan ini. gabriel segera memakai Helmnya dan menjalankan motornya kesana. Sedangkan Rio masih sibuk membenahkan helmnya. Alyssa sedikit gemetar saat Rio mulai menjalankan motornya. Walaupun dengan kecepatan pelan menuju ke start. “Loe takut ?”tanya Rio membuka helmnya. Alyssa pun menggelengkan kepalanya. Ia tak ingin Rio marah kepadanya. Rio menarik kedua tangan Alyssa dari belakang dan mengalungkannya ke tubuhnya. Alyssa yang syok hanya bisa mengigit bibirnya. Ia binggung harus berkepresi bagaimana. “Pegang yang erat “ujar Rio. Alyssa pun menganggukan kepalanya. Dan perlombaan pun sebentar lagi dimulai. “Siap “ujar penjaga tersebut. Gabriel dan Rio menganggukkan kepalanya. “Ready . . “ “GO !!!” Alyysa pun segera mengeratkan pelukannya. Ia benar-benar samngat takut. Ia membenamkan wajahnya ketubuh Rio dan memejamkan matanya sekuat mungkin. Ia tak peduli rambutnya sudah berantakkan sekali. Rio benar-benar seperti setan mengendarahi motornya. Gabriel berada di posisi pertama, dan Rio masih terus mengejar. Mereka melakukan pertandingan sampai 7 sheet saja. Mereka terus berkejar-kejaran seperti setan. Motor mereka melaju begitu kencang sekali. Rio terkadang melihat ke arah spion. Ia bisa melihat Alyssa yang ketakutan. Sepertinya membawa Alyssa menaiki motornya membuat konsentrasinya sedikit terganggu. 15 menit kemudian. . . Akhirnya ini adalah Shett terakhir. Dan Gabriel mempin yang pertama, sedangkan Rio sedikit tertinggal jauh dari Gabriel. Namun Rio masih terus berusaha untuk mengejarnya. Dan sedikit lagi mereka sampai di finish. “YESSS” teriak gabriel penuh kemenangan. Dia lah yang memenangkan pertandingannya ini. “Aaasshhh. . . “kesal Rio karena tak bisa menang. Ia pun memberhentikkan motornya di sebelah gabriel yang tersenyum puas kearahnya. Gabriel sudah melepaskan helmnya. Rio pun segera melepaskan helmnya. Gabriel melihat Alyssa yang masih menunduk dan memejamkan matanya. Bahkan kedua tangannya masih melingkar manis di perut Rio. Gabriel terkekeh pelan. “Pacar loe tuh”ujar Gabriel. Rio sedikit menengok ke belakang. “Cishh. .Udah selesai “Rio melepaskan kedua tangan Alyssa dari tubuhnya begitu saja. Alyssa pun segera membuka matanya dan sedikit malu kepada dua pria ini. “Loe takut ??”tanya Gabriel menertawakan Alyssa. Gadis itu pun hanya menunduk saja. “Apa mau loe ??”tanya Rio to the point. “Al loe ke mobil Rio dulu. Urusin tuh rambut loe”ujar Gabriel kepada Alyssa. Alyssa pun mengangguk menurut saja dan segera turun dari motor Rio. “Nih”Rio memberikan kunci mobilnya yang ia ambil dari saku celanannya kepda Alyssa. Setelah Alyssa pergi dari sana , gabriel menatap Rio dengan wajah penuh kepicikan. “Loe udah janji kan bakal ngelakuin apa saja yang gue inginkan kalau gue menang “ “Yah apa aja . terserah loe” “Gue mau . . .. . “ “Dia jadi milik gue “ “Maksud loe ? Alyssa ??”tanya Rio dengan wajah sedikit kaget. “Hmm . .”ujar Gabriel menganggukkan kepalanya mantap. Rio nampak terdiam sejenak. “Gue bercanda Yo. Wajah loe gak usah panik kayak gitu “ujar Gabriel kemudian dan langsung mendapat tatapan tajam dari Rio. “Loe ngerjain gue ??’ “Siapa yang panik? Kalau loe beneran mau dia. Yaudah ambil aja” “beneran ??” “Yah”jawab rio singkat tanpa ekspresi . “Dan gue akan deketin Shilla”lanjut Rio dan langsung saja mendapar lirikan tajam dari gabriel. Membuat Rio langsung tertawa. “Lucu ??” “Yaudah apa yang loe mau ??”tanya Rio tak ingin meneruskan candaan mereka. “Permintaan gue muda kok. Loe hanya perlu 5 hari aja berbuat lembut ke Alyss dan menganggap dia benar-benar pacar loe” “Hah??” “Janji adalah janji “ “Loe gak punya permintaan lagi gitu ? travelling ke europ kek atau apa kek. “ “Eitss gak boleh nawar” “5 hari lama banget. Gue juga binggung harus berbuat gimana. 3 hari deh” “4 hari “ “ 4 hari dimulai dari hari ini !!”paksa Rio “Oke oke. Gue setuju. Kalau loe ngelanggar” “Loe akan lihat akibatnya” “Loe mau ngancem gue ??” “Canda yo . udah sana dia udah nunguin loe. Dimulai hari ini” “Iya iya “Rio segera turun dari motornya dan melepaskan semua pengaman di tubuhnya dan sarung tangannya. Gabriel hanya melihat saja kepergian Rio. Ia pun ingat bahwa dia harus segera pulang. Ia merasa tidak tenang jika meninggalkan Shilla dirumahnya. Takut Papanya Shilla tiba-tiba saja datang kerumahnnya. ***** Rio masuk kedalam mobilnya,ia mulai binggung harus berbuat bagaimana. Ia bukanlah tipe pria seperti itu. Bahkan untuk pertama kalinya ia benar-benar berpacaran pun kali ini. Sebelum-sebelumnya bahkan ia hanya mempermainkan semua gadis-gadis dan dalam waktu kurang 1 hari pasti Rio akan memutuskannya. Namun kali ini, Ia pun tak tau apa yang ia lakukan dengan gadis tersebut. Apakah benar ia berpacaran degan gadis ini. Saat menembak gadis ini pun ia tak memfikirkan jauh-jauh. Dan hanya untuk membuat kesenangan hatinya saja. Rio sendiri tak tau bagaimana perasaanya. “Loe udah makan ??”tanya Rio sambil memakai sabuk pengamannya. “Belum kak” “Sedari tadi pagi??” “iya. Tapi aku gak laper kok” ‘Loe bodoh atau gimana sih”ujar Rio tajam , Alyssa pun hanya diam saja tak berani lagi membuka pembicaraan. “Kita cari makan dulu”Rio pun segera menjalankan mobilnya menuju ke restoran. **** Rumah Gabriel Gabriel memasukkan mobilnya kedalam garasi mobil. Setelah itu ia masuk kedalam rumahnya. BRUUUKKK PYAAAAARRRR “Awwwwwww”Gabriel langsung kaget mendengar teriakan seorang gadis yang tentunya adalah Shilla. gabriel yang cemas pun segera berlari menuju sumber suara yang seperti berada di dapur. Dan benar saja Gabriel hanya bisa mangap mematung melihat dapurnya seperti kapal pecah. Namun ia tak melihat keberadaan Shilla disini. “Awww . . “suara ringisan itu terdengar kembali. Dan sepertinya dari bawah meja sana. Gabriel pun mendekati meja tersebut dan menemukan Shilla memegangi jari telunjuknya. “Loe habis ngapain sih”Gabriel pun segera mengambil kotak P3K. Jari Shilla berdarah karena tak sengaja teriris oleh pisau. Gabriel pun segera membersihkan darah di jari telunjuk gadis ini. Shilla meringis kesakitan. Merasa perih dan sakit. Gabriel pun telah selesai mengurusi luka Shilla. Ia menatap gadis ini heran. “Loe ngapain didapur ? kalau loe lapar bisa kan beli diluar sana” “Maafin Shilla kak. Shilla Cuma mau bikin masakan untuk kak Iel”jujur Shilla merasa sangat bersalah. “Masakan ? udah tau gak bisa masak” “Maaf” “Loe mau makan??” “Enggak”jawab Shilla masih saja terus menundukkan kepalanya. “Jangan pernah ke dapur lagi” “Maaf. Ia Shilla janji” “Ke kamar loe sana. Gue yang akan beresin semuanya “ “Shilla aja yang beresin kak”sahut Shilla dengan cepat. “Gue aja. Lengan loe juga masih sakit” “Yaudah Shilla tungguin disini aja” “terserah loe”Gabriel pun segera membereskan kekacauan di dapurnya. Ia hanya tinggal sendiri disini. Dan pembantunya pun hanya akan datang di pagi hari dan malam hari setiap harinya untuk membereskan rumahnya. Dan buat gabriel beres-beres bahkan masak sudah merupakan hal biasa. Shilla merasa tak enak dengan gabriel. Ia terus saja meliha apa yang dilakukan pria tersebut. Shilla tersenyum sebentar, Ia merasa semakin mencintai pria tersebut. Namun ia tak tau sampai kapan perasaannya akan terbalaskan. “Udah selesai. Masuk sana ke kamar” “pinjem ponsel kakak”ujar Shilla tiba-tiba. Gabriel hanya melengos saja. “Loe takut gue sms.an dengan gadis lain ??”Shilla menganggukan kepalanya dengan wajah yang sangat polos sekali. Gabriel mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Dan menyerahkan ke gadis ini. “Passwordnya apa kak ??”tanya Shilla karena Gabriel mengunci ponselnya dengan mengombinasikan pasword disana. Gabriel berjalan ke arah ruang keluarga untuk menonton televisi dan speertinya tak mendengar teriakan Shilla. Shilla pun berjalan menghampiri Gabriel yang sudah asik di kursi depan televisi. “Kak paswordnya apaan ??”tanya Shilla duduk tepat disamping Gabriel. “Nama loe” “Hah??” Bersambung . . . . Part 3 .nya sudah selesai. Semoga semakin banyak yang suka, Banyak yang comment dan banyak yang baca. Amin. Amin makasih all :D
Posted on: Fri, 19 Jul 2013 18:27:08 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015