Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mencurigai ada motif di - TopicsExpress



          

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mencurigai ada motif di balik pujian kepada Megawati Soekarnoputri, sekaligus kritik terhadap Gubernur DKI Joko Widodo. Salah satu motifnya ditengarai untuk mengusik hubungan baik di antara keduanya. Menurut Tjahjo Kumolo, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, pujian atau sanjungan kepada Megawati, sekaligus cercaan kepada Jokowi, merupakan bagian dari manuver politik. Banyak pihak ingin menjatuhkan kader PDI Perjuangan, kata Tjahjo di gedung DPR kemarin. Pujian itu dikemukakan Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono. Dalam sebuah seminar nasional Dharma Wanita pusat pada Rabu pekan lalu, Ani menyebut Megawati sebagai contoh perempuan yang bisa bersaing di ranah kepemimpinan nasional. Sehari kemudian, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Pramono Edhie Wibowo, yang juga peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, ikut menyanjung Megawati. Saya pernah menjabat ajudan Megawati. Dia memang pemimpin luar biasa, ujarnya. Dalam politik, kata Tjahjo, bermanuver memang tidak dilarang. Tapi, seringkali bahan manuver itu tidak tepat. Misalnya, melempar soal kemacetan di Jakarta kepada Gubernur Jokowi. Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, mengatakan tak yakin pujian untuk Megawati dilancarkan untuk kepentingan berkoalisi. Saya kira bukan untuk koalisi karena pemilu masih lama, katanya. Hasto menjelaskan, serangan dari berbagai pihak telah diantisipasi. Menurut dia, Megawati berupaya melindungi Jokowi dengan beberapa kali menggelar acara bersama. Megawati melindungi dan mendukung penuh Jokowi. Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, menilai Demokrat berupaya menurunkan elektabilitas PDI Perjuangan yang meroket karena faktor Jokowi. Target menurunkan pamor ini juga ditempuh sejumlah partai. Adapun pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, menilai ada upaya dari kubu Cikeas untuk menggoda Megawati. Caranya, Megawati disanjung untuk mencalonkan diri lagi. Mengingat, PDI Perjuangan belum memutuskan mengusung Jokowi dalam pemilihan presiden. Ketua Harian Partai Demokrat Sjarifuddin Hasan membantah partainya mengusik kemesraan Jokowi-Megawati. Menurut dia, pujian untuk Megawati dari Ani Yudhoyono merupakan sikap menghargai pemimpin. Tidak ada motif politik di balik pujian itu. Ihwal kemacetan lalu lintas di Jakarta, kata Ketua Demokrat Sutan Bhatoegana, ucapan Presiden Yudhoyono bertujuan memberi masukan untuk Jokowi. SUNDARI | PRIHANDOKO | MUHAMMAD MUHYIDDIN | WAYAN AGUS PURNOMO | TIKA PRIMANDARI | PRAM Semua Gara-gara Jokowi Makin kuat posisi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam setiap survei calon presiden, kian kencang pula serangan yang diterimanya. Berbagai isu digunakan sebagai kedok untuk menyerang mantan Wali Kota Solo itu. Seolah-olah semua yang jelek-jelek karena Jokowi. Pencitraan Momentum: Pembentukan kembali Poros Tengah. Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais menyatakan kesuksesan Jokowi hanya terbatas pada pencitraan. Di Solo itu yang bekerja Rudi (Wakil Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo). Saya ini orang Solo, kemiskinan dan kumuh masih banyak, kata Amien Rais, 12 September 2013. Mobil Murah Momentum: Jokowi keberatan terhadap kebijakan mobil murah yang dikenal dengan program low cost green car. Politikus Demokrat, Ruhut Sitompul, menyebutkan Jokowi dulu bersemangat mengangkat mobil Esemka sebagai mobil murah. Dulu dia dikenal karena apa? Karena ide mobil murahnya, kan? ujar Ruhut, 20 September 2013. Lurah Susan Momentum: Unjuk rasa menolak Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli, yang beragama Kristen. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berkirim pesan ke Jokowi untuk menyarankan agar mengevaluasi penempatan Susan. Ada prinsip dalam penempatan seseorang, yaitu the right man on the right place atau the right man on the right job, kata Gamawan, 26 September 2013. Kebakaran Momentum: Kebakaran rumah penduduk di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf, meminta media massa obyektif dalam menilai kinerja Jokowi. Belum pernah lo (di masa gubernur lain) 1.000 rumah terbakar, kata Nurhayati, 19 Oktober 2013. Kemacetan Momentum: Parahnya kemacetan lalu lintas di Jakarta. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, mengaku kaget ketika sejumlah perdana menteri mengeluhkan perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke Istana membutuhkan waktu dua jam. Saya seperti tertusuk. Saya tidak enak ditanyakan solusi. Yang harus menjelaskan bukan saya, tapi gubernurnya, kata SBY, 4 November 2013.
Posted on: Tue, 19 Nov 2013 02:40:35 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015