Pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan stabilitas ekonomi - TopicsExpress



          

Pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan stabilitas ekonomi guna mengurangi defisit transaksi berjalan serta pelemahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), salah satunya dengan mengurangi impor dan menggenjot ekspor secara besar-besaran. Untuk itu, pemerintah menekankan penggunaan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel sebesar 10 persen untuk BBM subsidi jenis solar. Hal tersebut dinilai dapat mengurangi impor BBM yang menjadi salah satu penyebab defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan bisa terjadi karena kinerja impor nasional lebih besar daripada ekspor. Nantinya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengeluarkan peraturan menteri (Permen) kepada PT Pertamina, PT PLN dan industri untuk menggunakan BBN jenis biodiesel tersebut. Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan pihaknya juga mendorong jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Ini sebagai upaya mengurangi penggunaan solar di pembangkit listrik. "Makanya geothermal itu kudu dikembangkan. Dan semua negara sudah manfaatkan," kata dia dalam pesan singkatnya pada merdeka di Jakarta, Minggu (25/8). Ali mengungkapkan saat ini potensi panas bumi di Indonesia sangat besar sehingga harus dioptimalkan sebaik mungkin. Apalagi, harga dari komoditas panas bumi tergolong lebih murah ketimbang menggunakan BBM untuk pembangkit listrik. "Yang punya itu dioptimalkan, dan memang harus komprehensif, padukan dengan PLN sebagai off taker listrik. Dengan geotermal harganya yang USD 7 hingga 10 sen per kwh, dengan BBM bisa di atas USD 20 sen. Secara bisnis kan lebih untungkan ini, kenapa ini enggak didorong," pungkas dia. Sesuai Peraturan Menteri ESDM No 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati Sebagai Bahan Bakar Lain disebutkan, mandatori atau kewajiban badan usaha melakukan pencampuran bahan nabati ke dalam BBM transportasi hanya 2,5 persen mulai Januari 2010 dan sejak Januari 2015 naik menjadi 5 persen. Berdasarkan data Kementerian ESDM, produksi FAME atau biodiesel berkadar nabati 100 persen pada 2013 ditargetkan naik 46 persen menjadi 2,65 juta kiloliter dari 1,81 juta kiloliter pada 2012. Produksi FAME 2013 itu akan ditujukan ke pasar domestik 1,1 juta kiloliter (KL) dan ekspor 1,55 juta KL. Sementara pada 2012, produksi FAME untuk domestik 669 ribu KL dan ekspor sebesar 1,14 juta KL. [bmo]
Posted on: Sun, 25 Aug 2013 09:31:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015