Pemerintah terlalu nekat naikkan harga BBM jelang - TopicsExpress



          

Pemerintah terlalu nekat naikkan harga BBM jelang Lebaran Pemerintah mengindikasikan implementasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (22/6) mendatang. Pemerintah berani mengumumkan kebijakan kenaikan harga BBM setelah menyatakan persiapan pemberian dana kompensasi telah difinalisasi. Tak sedikit kalangan masyarakat menolak rencana kenaikan harga BBM ini. Salah satunya datang dari pengamat energi yang juga Direktur Center for Petroleum and Energy Economic Study, Kurtubi. Kurtubi menegaskan pemerintah terlalu nekat jika menaikkan harga BBM menjelang puasa, Lebaran dan tahun ajaran baru bagi anak sekolah. Pasalnya, tanpa kenaikan harga BBM saja, pada masa itu kenaikan harga komoditas sudah melejit tajam. Jika ditambah kenaikan harga BBM maka kenaikan harga semakin gila-gilaan. "Keterlaluan pemerintah ini," katanya pada merdeka. Kurtubi melihat rencana kenaikan harga BBM dan dana kompensasi yang diberikan sarat akan nuansa politis di tahun politik. Alibi apapun yang diutarakan pemerintah patut dicurigai. "Pemerintah seolah sangat memperhatikan rakyat miskin dengan berikan uang cash untuk menarik simpati rakyat. Ini hanya akal-akalan saja," tandasnya. Pemerintah mengatakan rencana kenaikan harga BBM bersamaan dengan momentum puasa dan Lebaran agar besaran inflasi tinggi hanya pada satu waktu saja. Pemerintah telah mengantisipasi dengan merubah asumsi makro inflasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2013 sebesar 7,2 persen. APBNP telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengakui kebijakan menaikkan harga jual BBM memicu kenaikan harga pangan. Namun dia menegaskan bahwa hal itu sudah diprediksi dan bisa dikendalikan melalui manajemen stok. Dia juga memastikan dengan kenaikan harga pangan itu, inflasi akan sedikit meningkat mulai akhir bulan ini. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan inflasi tertinggi atas kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan terjadi pada Juli mendatang. Apalagi, bebarengan dengan bulan puasa yang berlangsung bulan depan. Menteri Keuangan Chatib Basri menjamin bahwa pemerintah akan menjaga tekanan inflasi agar tidak terlalu besar. "Saya pasti akan jaga. Itu satu hal dibicarakan jaga harga bahan pangan. Kayak cabe merah," katanya. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memprediksi, tekanan inflasi pada bulan ini bisa mencapai 0,7-0,9 persen. Tekanan inflasi akan semakin tinggi jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM. "Kalau seandainya BBM naik itu akan lebih dari 2 persen per bulan. Kalau satu tahun 7,2 persen," jelas Agus Marto. Disinggung mengenai kemungkinan inflasi bisa double digit karena kebijakan kenaikan harga BBM dan saat Lebaran, Agus Marto berjanji akan ada usaha keras dari pemerintah dan BI untuk mengendalikannya. "Kalau misalnya Juni-Juli-Agustus relatif tinggi tapi kalau misalnya ada penyesuaian BBM itu tentu ada lebih tinggi, hanya 3 bulan tingginya setelah itu dia akan kembali menjadi rendah," katanya. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM juga mendapat protes keras dari pengamat ekonomi Econit Hendri Saparini. Dia melihat, pemerintah hanya alasan pemerintah menaikkan harga BBM hanya untuk menutupi kinerja kerja yang tidak maksimal. Like juga Halaman kami di SORA Tour and Travel
Posted on: Fri, 21 Jun 2013 01:40:58 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015