Penggunaan Minyak Goreng Maksimal 3 Kali Penggunaan minyak - TopicsExpress



          

Penggunaan Minyak Goreng Maksimal 3 Kali Penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang, sangat tidak baik bagi kesehatan. Penggunaannya, maksimal tiga kali. Setelah itu ganti dengan minyak goreng yang baru. KESEHATAN MASYARAKAT-Anda suka gorengan, pecel ayam, atau burung belibis? Pernahkah Anda memerhatikan minyak goreng yang berada di wajan atau penggorengan penjualnya? Hmmm…warnanya pasti cokelat tua atau malah hitam pekat bukan? Dulu, ketika kesadaran masyarakat akan kesehatan belum meningkat pesat seperti sekarang ini, kondisi minyak goreng yang warnanya sudah menghitam akibat pemakaian yang terus-menerus oleh pedagang ini, tak begitu dipermasalahkan. Kita cenderung tetap membeli makanan meski tahu minyak goreng yang berada di wajan si pedagang sudah berwarna hitam. Rasanya, ya nikmat-nikmat saja. Tapi, kini seiring dengan tumbuhnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, pedagang yang menggunakan minyak goreng berulang kali, ditinggalkan. Apa sebab? Minyak goreng yang digunakan berulang-ulang justru akan menjadi racun bagi tubuh. Aneka penyakit serius bisa muncul mulai dari sekadar kolesterol hingga jantung koroner dan bahkan kanker. Menurut penelitian, penggunaan minyak goreng yang berulang pada suhu tinggi akan mengakibatkan hidrolis lemak menjadi asam lemak bebas yang mudah teroksidasi. Alhasil, minyak menjadi beraroma tengik dan membentuk asam lemak trans atau asam lemak jenuh. Asam lemak trans dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol, yang berujung pada penyakit tekanan darah tinggi serta akan membentuk akrolein, yaitu suatu senyawa yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan dan menimbulkan batuk. Dan yang tak kalah berbahaya, minyak goreng yang warnanya sudah hitam pekat ini juga mengandung senyawa karsinogenik, yang dapat menyebabkan kanker. Karena itu, minyak goreng sebaiknya tidak digunakan berulang-ulang karena berisiko bagi kesehatan. Lantas, seberapa sering minyak goreng itu digunakan? Kalau minyak goreng telah digunakan sebanyak tiga kali, jangan lagi dipakai dan harus diganti dengan minyak goreng yang baru, kata dokter spesialis penyakit dalam dan diabetes Universitas Sumatera Utara, dr Dharma Lindarto SpPD-KEMD. Dharma mengemukakan masalah kesehatan yang bisa timbul dari pemakaian minyak goreng secara berulang-ulang antara lain adalah kolesterol. Dia menyebutkan, banyak ibu rumah tangga menggunakan minyak goreng bekas enam hingga tujuh kali sebelum mengganti dengan yang baru. Menurut Dharma, setiap kali penggorengan, kualitas minyak semakin berkurang. Kadar lemak tak jenuh, vitamin A, D, E, dan K yang terkandung dalam minyak goreng, semakin lama akan semakin berkurang seiring dengan frekuensi pemakaian. Dan, yang tersisa tinggal asam lemak jenuh yang dapat menyebabkan aneka penyakit serius seperti jantung koroner dan stroke. Minyak bekas penggorengan itu, kelihatan berwarna kuning bercampur hitam dan terdapat sisa-sisa atau serbuk penggorengan. Hal ini bila digunakan dapat menimbulkan kolesterol tinggi,” ujarnya. Minyak Jelantah Tingginya harga minyak goreng ditambah bahan baku, membuat pedagang harus pintar-pintar menyiasatinya. Sebab bila mengikuti standar kesehatan, usaha mereka bisa-bisa gulung tikar lantaran besar pasak daripada tiang alias besar pengeluaran ketimbang pendapatan. Salah satu siasat yang banyak digunakan para pedagang gorengan adalah mencari minyak goreng bekas (jelantah). Dari mana mereka mendapatkan jelantah? Dari penelusuran yang dilakukan fsehat, minyak jelantah tersebut didapat para pedagang gorengan dari karyawan restoran cepat saji lewat jasa pengepul. Restoran siap saji memang cukup ketat dalam hal penggunaan minyak goreng. Jika sudah digunakan tiga hingga lima kali, mereka menggantinya dengan yang baru. Nah, minyak goreng bekas pemakaian ini lah yang diam-diam dikumpulkan karyawan (biasanya dalam wadah berupa kaleng) lalu dijual kepada para pengepul dengan harga sangat murah tentunya. Warnanya memang sudah agak kecokelatan. Pengepul adalah orang atau pihak yang suka mencari dan mengumpulkan minyak bekas dari restoran siap saji. Setelah minyak bekas atau jelantah tersebut terkumpul, para pengepul tersebut mengolahnya kembali. Minyak jelantah itu dicampur dengan kaporit (zat kimia yang berfungsi membersihkan air dan memutihkan pakaian), sehingga minyak bekas itu akan terlihat bening kembali. Proses selanjutnya adalah menjual minyak goreng hasil daur ulang tersebut kepada para pemilik warung di pinggiran kota atau kampung-kampung. Di Jabodetabek, minyak goreng daur ulang tersebut biasanya langsung dilempar kepada para pedagang gorengan, termasuk pedagang pecel lele, burung belibis, dan sebagainya. Nah, masihkah Anda membeli penganan hasil penggorengan para pedagang pinggir jalan yang minyaknya sudah berwarna cokelat tua atau bahkan hitam pekat? Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda semua. O fsehat/din
Posted on: Fri, 15 Nov 2013 10:16:32 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015