Penyerangan terhadap bani Quraiza. Suku Yahudi terakhir yang - TopicsExpress



          

Penyerangan terhadap bani Quraiza. Suku Yahudi terakhir yang menjadi korban keganasan Muhammad adalah bani Quraiza, tidak lama setelah perang parit (Khandaq) selesai. Muhammad menjadikan bani Quraiza targetnya walaupun dalam perang parit bani Quraiza telah meminjamkan senjata-senjata dan cangkul-cangkul untuk menggali parit dan tidak mau memihak orang-orang Mekah bahkan membela Muhammad. Tetapi Muhammad punya alasan tersendiri, dan dia menyatakan malaikat Jibril mengunjunginya dan meminta mencabut pedangnya dan menuju ketempat tinggal bani Quraiza dan memerangi mereka. Jibril berkata bahwa Muhammad dengan pasukan para malaikat akan pergi mengguncangkan pertahanan mereka dan menebarkan ketakutan di hati mereka.” (AR-Raheeq Al-Makhtum by Saifur Rahman al-Mubarakpuriislamweb.gov.qa/english/sira/raheek/PAGE-26.HTM). Al-Mubarakpouri berkata lebih lanjut: “Nabi Allah langsung memanggil si-pengumandang azan dan memerintahkannya untuk mengumumkan perang baru terhadap bani Quraiza.” Muslim tidak akan pernah berterima kasih kepada orang-orang/negara kafir yang menolong mereka. Mereka akan menerima pertolonganmu dan akan menikammu dari belakang begitu mereka tidak memerlukan engkau lagi. Lihat saja banyak pelajar-pelajar Muslim belajar atau menerima bea siswa di sekolah di Amerika, mendapat pekerjaan di Amerika, mereka tetap saja benci Amerika, jika mereka pulang ke negara asalnya tetap membawa pesan-pesan kebencian terhadap Amerika. Ingat 11 September 2001 mereka mengebom Amerika dan ini tidak akan berhenti, sampai bendera bulan sabit berkibar di gedung putih dan seluruh Amerika. Pengebom kereta api bawah tanah di London adalah orang-orang yang asalnya imigran Pakistan, Muslim-muslim ini hidup susah di negara asalnya, mendapat kemurahan hati dari Inggris sehingga mereka berimigrasi ke Inggris. Mereka mendapat pekerjaan di Inggris, anak-anak mereka lahir di Inggris, mendapat pendidikan, pekerjaan dan menikah di Inggris. Tetapi tetap saja mereka tidak berterima kasih kepada Inggris. Mohammed Sidique Khan seorang guru yang sudah menikah dan mendapat kebaikan dari Inggris. Ia adalah salah satu pelaku pengeboman kereta api bawah tanah di London yang mengakibatkan 52 orang mati. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang tidak mungkin dituliskan disini satu persatu. Muslim-muslim di Inggris berkembang luar biasa pesat namun orang-orang sekuler dan non-Muslim masih tenang-tenang saja. Mereka pikir para pengebom sudah tertangkap dan persoalan sudah selesai, tetapi seperti api dalam sekam mereka bergerak terus baik melalui jalur-jalur hukum, politik, suap (dana petro dollar) maupun terorisme. Mereka tak akan berhenti sampai bendera bulan sabit berkibar di seluruh Inggris menggantikan Union Jack. Azan Sangatlah penting dalam mempelajari Islam untuk mengerti bahwa panggilan untuk sholat adalah juga panggilan untuk berperang. Kerusuhan-kerusuhan dan penjarahan kaum Muslim selalu di mulai di Mesjid setelah mereka bersholat. Mereka paling bersemangat di bulan suci Ramadan dan pada hari Jumat. Mesjid Dalam khotbah peringatan hari kelahiran Muhammad pada tahun 1981, Ayatollah Khomeini berkata: Mehrab (Mesjid) berarti tempat perang, tempat untuk bertempur. Diluar Mehrab, perang harus berlangsung. Seperti halnya semua perang-perang dalam Islam berlangsung terus diluar mehrab. Nabi memiliki pedang untuk membunuh orang, imam-imam suci kita cukup militan. Mereka semua adalah pendekar perang, mereka biasa menyandang pedang untuk berperang dan membunuh orang. Yang kita perlukan adalah seorang kalifah yang akan memotong tangan, memenggal leher dan merajam orang seperti halnya yang dilakukan Rasul Allah. (Ayattolah Khomeini: A Speech delivered on the Commemoration of the Birth of Muhammad, in 1981). Jadi fungsi mesjid, adalah untuk: • Berkumpul, beribadah, solat, kotbah. • Rapat-rapat merundingkan dan mengatur strategi serta mengumumkan fatwa dan perang. • Menimbun senjata-senjata dan tempat bersembunyi. Muhammad memimpin pasukan tentara yang terdiri dari tigaribu tentara infanteri dan tigapuluh tentara berkuda dari kalangan Ansar dan Muhajirin. Bani Quraiza dituduh bersekongkol dengan orang-orang Quraishi melawan Muslim. Padahal kenyataannya, sejarawan-sejarawan Muslim telah membantah tuduhan ini dan berkata bahwa tentara orang-orang Mekah menarik diri tanpa berperang karena mereka tidak mendapat dukungan dari bani Quraiza. Ketika Muhammad mengumumkan niatnya, Ali sepupunya yang merupakan pendukung utamanya, bersumpah tidak akan berhenti hingga dia berhasil menyerbu benteng mereka atau mati. Pengepungan berlangsung selama 25 hari. Kaum Muslim membuat pernyataan dan perjanjian kepada bani Quraiza bahwa mereka tidak akan dilukai apabila mereka menyerahkan senjata-senjata mereka dan bersedia membayar upeti. Karena hal inilah akhirnya bani Quraiza menyerahkan diri dan senjata-senjata mereka kepada Muhammad. Tetapi Muhammad tidak menghormati perjanjian tersebut dan memerintahkan mereka dibunuh, ada 900 orang laki-laki yang dibunuh. Muhammad meminta pendapat Sa’d Ibn Mua’dh mengenai pembunuhan 900 orang tersebut. Mua’dh merestui pembunuhan itu, tetapi setelah Mua’dh memberikan restunya, dia langsung terkena serangan jantung fatal. Setelah kematian Mua’dh, Muhammad menyatakan bahwa Jibril berkata kepadanya, gerbang-gerbang surga terbuka bagi Mua’dh dan singgasana Allah bergetar atas kematiannya. Para malaikat bersuka cita atas rohnya dan tujuh puluh ribu dari mereka turun untuk menghadiri pemakamannya! Untuk menentukan siapa yang harus dibunuh, anak-anak muda diperiksa, yang telah tumbuh bulu kelaminnya dikelompokkan dengan para lelaki dewasa untuk dipenggal kepalanya. Atiyyah al-Quriaz, seorang Yahudi yang berhasil lolos dari pembantaian itu menceriterakan kemudian: “Aku termasuk diantara tawanan bani Quraiza. Para Muslim memeriksa kami, dan mereka yang telah tumbuh bulu kelaminnya dibunuh, dan yang belum tidak dibunuh. Aku termasuk yang belum tumbuh bulu kelamin.” (Sunan Abu Dawud Book 38, Number 4390, kumpulan Hadist yang dianggap shahih). Ayat Qur’an tentang pembantaian bani Quraiza: Dan dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraiza) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memasukkan rasa takut dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan. (Qs 33:26) Parit-parit digali di bazar Medinah, dan Muhammad memerintahkan orang-orang tersebut digiring persepuluh orang untuk dipenggal, dan badan mereka dibuang ke parit-parit itu. Selama penjagalan tersebut, wanita-wanita mereka berteriak histeris, merobek-robek baju mereka dan memukuli pipi mereka. Tetapi semakin banyak wanita-wanita menangis semakin bersemangat Muhammad dan sahabat-sahabatnya melakukan penjagalan, hingga pada hari itu dia membunuh 900 orang secara massal. Muhammad memerintahkan para tawanan wanita dipajang dihadapannya. Seperti biasanya Muhammad memilih untuk dirinya, wanita yang paling cantik. Pilihannya jatuh kepada Rihana bint Amro, yang suaminya, dan ketiga saudara laki-lakinya dan seluruh keluarganya diperintahkan untuk dibunuh didepan matanya. Muhammad berkata kepadanya: “Daripada menjadi budakku, saya akan membebaskan kamu dan menikahimu.” Rihana menjawab: “Lebih terhormat bagiku untuk menjadi budakmu dari pada menjadi isteri seorang penjagal manusia.” Dia kemudian meludahinya, dengan harapan Muhammad akan memerintahkan dirinya untuk dibunuh. Tetapi Muhammad tidak pernah membunuh wanita cantik. Melainkan dia menyimpannya sebagai seorang budak dan berhubungan intim dengannya sementara kaki dan tangannya diikat. [Lihat juga The Life of the Prophet oleh Ibn Hisham, vol.III, hal 118-143 (yang juga menulis kejadian-kejadian lain yang tidak dimuat disini): The Life of Muhammad oleh Haikal, hal 347-351 (Yang menambahkan lebih banyak penjelasan mengenai kekejaman Muhammad): dan Al Sira Al Halabia oleh Al Halabi, vol.II, hal 675-677. Cerita ini juga ditemukan dalam Rawd Al Unuf oleh Imam As-Suhaili, vol.III, hal 267-271 dan dalam buku-buku oleh Al-Tabari Ibn Kathir, Ibn Khaldoon, Al-Booti Al Khudri dan Al-Adid. Semua pengarang menulis mengenai cerita mengerikan ini] Banyak orang Muslim setelah melihat kekejaman Muhammad terhadap bani Quraiza, mereka pindah dari agama Muhammad, karena yakin bahwa pernyataan Muhammad adalah tidak benar sebagai nabi. Lebih dari tigaribu orang pindah dari Islam setelah perang parit Al-Khandaq. Untuk menghalalkan kekejamannya dan perampokannya, Muhammad mempunyai solusi, Allah menjawab dan Jibril membawa ayat-ayat yang diperlukan. Tiba-tiba ayat-ayat Al Qur’an diturunkan kepadanya. “Dan Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah dan harta benda mereka dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.” (Surat Al-Ahzab/golongan yang bersekutu 33:27). Dengan demikian Muhammad menegaskan bahwa Tuhanlah yang merestui perbuatannya. Terorisme, kekerasan, perampokan, pembunuhan dan perkosaan yang terjadi sekarang ini bukan datang tiba-tiba, tetapi berasal dari tindakan-tindakan, keteladanan Muhammad, para sahabatnya dan penerus-penerusnya. Serangan Al-Harkat. Tidak puas dengan menghancurkan Quraiza, Muhammad menyerang Al-Harkat, sebuah desa Yahudi yang dekat dengan Medinah. Semua penduduk desa itu dibunuh, dan Muhammad bin Abd Al-Wahab menulis: “Mereka kaum Muslim mengatakan Allah Akbar dan mereka menyerang bagaikan sejiwa, kemudian mengelilingi mereka dan membunuh mereka dengan pedang-pedang Allah.” (The Life of the Messenger, oleh Muhammad bin Abd Al-Wahab, hal 111). Muhammad membuat Allah membawa pedangNya untuk dipakai membunuh orang-orang yang tidak bersalah, dan mereka diserang secara tiba-tiba tanpa satupun kejahatan yang dilakukan. Satu-satunya yang dianggap kejahatan mereka adalah mereka orang Yahudi yang mempunyai hubungan dengan Khaibar. Muhammad jelas kemasukan roh racistis terhadap Yahudi (dan kemudian Kristiani). Disini ia membunuh semua orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Tidak ada yang tersisa selain harta mereka yang dikumpulkan lalu diambil Muhammad; meninggalkan sebuah sungai darah yang mengalir di dalam desa itu. Penaklukkan Khaibar. Bukhari mencatat beberapa hadist tentang penaklukkan Muhammad terhadap Khaibar dan tindakan perkosaannya terhadap Safiya: Anas berkata ketika Rasul Allah menyerang Khaibar, kami melakukan sembahyang subuh ketika hari masih gelap. Sang Nabi berjalan menunggang kuda dan Abu Talha berjalan menunggang kuda pula dan aku menunggang kuda dibelakang Abu Talha. Sang Nabi melewati jalan ke Khaibar dengan cepat dan lututku menyentuh paha sang Nabi. Dia lalu menyingkapkan pahanya dan kulihat warna putih di pahanya. Ketika dia memasuki kota, dia berkata: “Allahu Akbar! Khaibar telah hancur, sebab ketika kami mendatangi suatu bangsa yang kami lawan, maka kemalangan akan mengawali mereka-mereka yang telah diperingati.” Dia mengulang kalimat ini sampai tiga kali. Penduduk Khaibar berlarian di jalanan, dan para pejuang mereka diperintahkan Muhammad untuk dibunuh. Kami menaklukkan Khaibar, menangkap para tawanan, dan harta benda rampasan dikumpulkan. Dihya datang dan berkata: “O Nabi Allah! Berikan aku seorang budak wanita dari para tawanan.” Sang Nabi berkata: “Pergilah dan ambil budak mana saja.” Dia mengambil Safiya bint Huyai. Tetapi seorang datang kepada sang Nabi dan berkata: “O Rasul Allah engkau berikan Safiya bint Huyai pada Dihya padahal dia adalah yang tercantik dari suku-suku Quraiza dan An Nadir dan dia layak bagimu seorang.” Maka sang Nabi berkata: “Bawa Dihya beserta Safiya.” Lalu Dihya datang bersama Safiya dan ketika sang Nabi melihat Safiya dia berkata kepada Dihya (agar mengalah kepadanya): “Ambil budak wanita mana saja lainnya dari para tawanan.” Anas menambahkan: “Sang Nabi membebaskan Safiya dan mengawininya.” Thabit bertanya kepada Anas: “O Abu Hamza! Apa yang dibayar sang Nabi sebagai maharnya?” Anas menjawab: “Dirinya Safiya sendiri adalah maharnya karena dia telah membebaskannya dari status budak dan lalu mengawininya.” Anas menambahkan: “Diperjalanan, Um Sulaim mendandani untuk upacara pernikahan dan malam ini Um Sulaim mengantar Safiya sebagai pengantin sang Nabi.” [Sahih Bukhari 1.8.367: dalam versi hadits ini diterangkan bagaimana kaum Muslim menyerang kota Khaibar sewaktu subuh dan saat itu masyarakat Khaibar tidak siap. “Yakhrab Khaibar / Khaibar hancur” kata Muhammad sewaktu dia menaklukkan benteng satu demi satu: “Allahu Akbar! Memang jika aku menyinari tepi daerah masyarakat manapun, maka hancurlah mereka hari itu juga!” Setelah menaklukkan kota itu maka tiba waktu bagi-bagi jatah harta jarahan. Dihya salah seorang tentara Muslim, menerima Safiya sebagai bagian jatahnya. Perlu diketahui ayah Safiya adalah ketua suku Yahudi bani Nadir yang dipancung kepalanya atas perintah Muhammad tiga tahun sebelumnya. Seseorang memberi tahu Muhammad bahwa Safiya sangatlah cantik. Lalu Muhammad menawarkan Dihya dua gadis pengganti yakni saudara-saudara sepupu Safiya, dan lalu mengawini Safiya bagi dirinya sendiri]. Ibn Ishaq, sejarawan Muslim pertama, mengisahkan versi penaklukan Khaibar. Kinana al Rabi yang menyimpan harta banu Nadir dibawa menghadap kepada sang Rasul yang menanyakan tentang harta itu. Kinana menyangkal mengetahui dimana harta itu. Sejarawan Tabari menulis, seorang Yahudi dibawa menghadap sang Rasul dan berkata bahwa dia melihat Kinana pergi ke suatu reruntuhan setiap subuh. Sang Rasul berkata kepada Kinana: “Tahukah kamu, jika kami menemukan kamu yang menyimpan harta itu, maka aku akan membunuhmu?” Kinana menjawab: “Ya.” Sang Rasul memerintahkan reruntuhan itu dibongkar dan beberapa harta ditemukan. Lalu Rasul bertanya padanya dimana harta yang lain, tetapi dia tidak mau menjawab, sehingga sang Rasul memberi perintah kepada al Zubayr al Awwam: “Siksa dia sampai mengaku habis-habisan.” Maka al Zubayr menyalakan api dengan batu percik dan besi panas diletakkan diatas dada Kinana sampai dia hampir mati. Lalu sang Rasul menyerahkan Kinana kepada Muhammad bin Maslama yang lalu memancung kepalanya sebagai balas dendam atas kematian saudara Mahmud. Pada saat Muhammad menyiksa Kinana, dia juga mengambil istri Kinana yang bernama Safiyah yang berusia 17 tahun, dipangku oleh Muhammad untuk menonton penyiksaan terhadap suami Safiyah yaitu pemuda Kinana. Bilal adalah orang yang membawa Safiya kepada sang Rasul dan mereka melewati beberapa mayat Yahudi dalam perjalanan itu. Kawan-kawan Safiya menangis dan menabur debu diatas kepala mereka. Ketika Rasul Allah melihat hal ini dia berkata: “Singkirkan wanita iblis ini dari hadapanku.” Tetapi dia memerintahkan Safiya untuk tetap tinggal dan menyelubungkan jubahnya kepada Safiya. Dengan ini para Muslim tahu bahwa Muhammad memilih Safiya bagi dirinya sendiri. Sang Rasul menegur Bilal: “Sudah hilangkah belas kasihanmu sehingga kau bawa wanita-wanita ini melalui mayat-mayat suami mereka?” Di hari yang sama Muhammad menyiksa suami Safiya yaitu pemuda Kinana sampai mati, dia mengambil Safiya dan membawanya ke sebuah tenda untuk disetubuhi. (Sirat Rasul Allah. p. 515). Ini adalah sebuah contoh penyiksaan untuk mendapatkan informasi tentang harta agar bisa dirampas. Yang diikuti dengan pembunuhan dan perampasan isterinya yang tidak bersalah. Penyiksaan dipertontonkan di depan mata sang isteri, kepalanya dipancung dan setelah itu isterinya disetubuhi! Jikalau siksaan seperti ini dibenarkan oleh Allah dan dilakukan oleh Rasul Allah sebagai contoh teladan, maka penyiksaan para tahanan teroris di penjara Abu Ghraib, Irak dan Guantanamo, Amerika, tidaklah ada artinya dalam hal kekejaman dan ketidak adilannya. Medinah pasca pengusiran dan pembantaian orang-orang Yahudi. Hidup di Medinah jadi sangat berubah, dulu sebelum Muhammad datang, masyarakat Yathrib adalah petani, pembuat karya seni dan pedagang. Semua itu digerakkan oleh orang-orang Yahudi, yang adalah pekerja keras, tahu baca tulis dan makmur. Masyarakat Arab Medinah merupakan masyarakat termiskin, orang-orang Arab kebanyakan buta huruf, bodoh, malas dan percaya takhayul. Bagi mereka dengan memiliki satu unta dan satu mantel saja sudah membuat mereka merasa kaya. Mereka tidak punya banyak kemahiran dan bekerja bagi kaum Yahudi sebagai pelayan-pelayan. Setelah Muhammad mengusir dan membunuhi orang-orang Yahudi, kota itu berubah drastis, ekonomi kota runtuh semua, tidak ada bisnis apapun yang dapat dikerjakan oleh orang-orang Arab untuk menafkahi dirinya, orang-orang hidup bergantung sepenuhnya pada Muhammad dengan cara menjarah/merampok. Tidak ada jalan keluar untuk kembali bahkan orang-orang yang tidak percaya padanya seperti Abdullah ibn Ubbay dan pengikut-pengikutnya juga ikut pula dalam kegiatan penjarahan yang dilakukan Muhammad. Ini bukan karena mereka mau mendukung Islam tetapi karena menjarah merupakan satu-satunya mata pencaharian bagi penduduk Medinah atau jika mereka tidak mau ikut dalam penjarahan maka mereka akan mati kelaparan. Al Qur’an menyebutkan bahwa orang-orang Arab ini mendapatkan harta mereka dari “barang jarahan dari Allah.” Dan Muhammad membuat penegasan untuk memberi semangat kepada kaum Muslim:“Dia yang membunuh seseorang, mempu-nyai hak atas segala hartanya.” (Bukhari, Vol.4, Book 53, no.370; Sahih Muslim, Kitab 19, Bab 13). Para wanita yang ditangkap pada perampokan menjadi tambahan rangsangan bagi Muslim untuk ikut menjarah karena wanita-wanita ini akan dijadikan budak seks. Jadi alasan utama Muslim awal untuk berjihad adalah harta dan seks. Suasana di Medinah sangat menegangkan, Islam dan jihad menjadi pusat kehidupan masyarakatnya. Para pria keluar kota untuk menjarah, merampok, menyerang kafilah-kafilah, menghancurkan perumahan desa-desa, membunuh pria dan memperkosa wanita-wanita. Imam Bukhari dan Muslim menuliskan sebagai berikut: “Aku berpikir untuk mengumumkan saat sholat dan menyuruh seseorang memimpin jemaat sholat, sedangkan aku akan pergi bersama orang-orang sambil membawa obor kepada orang yang tidak ikut sholat dan lalu membakar rumah-rumah mereka dengan api.” (Muslim, Book 4, No. 1370; Bukhari, Vol. 1, Book 11, No. 626). Byzantium. Ambisi Muhammad dan sahabat-sahabatnya berkembang melampaui semenanjung Peninsula hingga Byzantium. Muhammad mengirim salah satu anak buahnya yaitu Al Harith Ibn Umayr kepada Sharhabil bin Umar Al Ghassani (Al-Ghassanid merupakan dinasti Arab di selatan Syria yang berhubungan dengan Katolik dan merupakan sekutu kekaisaran Byzantium) untuk menyerahkan tawaran dan tuntutan Muhammad. Raja tersebut menolak sang utusan dan hampir saja mengirim pasukan ke Arab, tetapi batal karena menganggap Arab tidak berharga. Muhammad mengirim tiga ribu tentara dan tiga pemimpin untuk menyerang Damaskus tetapi dalam perjalanannya bertemu dengan pasukan Byzantium di wilayah Yordania yang dinamakan Mu’tah. Pada peperangan pertama (perang Mu’tah tahun 627), Zayd Ibn Haritha anak angkat Muhammad terbunuh. Dia digantikan oleh Ja’far Ibn Abu Talib yang juga terbunuh. Setelah dia, Abdallah bin Rawaha mengambil pimpinan tetapi dia juga terbunuh dan digantikan oleh Khalid bin Al Wahid, yang memerintahkan pasukannya untuk kabur selagi peperangan berlangsung. Pasukan Muhammad kembali ke Medinah setelah kehilangan lebih dari 1500 orang. Beberapa dari mereka terluka parah termasuk Uthman bin Al-Maghira yang bertanya kepada Muhammad sekembalinya mereka: “Tidakkah para malaikat berperang untuk kita wahai Rasul Allah?” Dia menjawab: “Sayangnya mereka sedang sibuk di tempat lain dan Jibril sedang berliburan.” Mereka percaya akan keterangan Muhammad. Serangan terhadap suku Kristen Uki Ada satu suku Arab yang bernama Ukl atau Uraina yang hidup dengan damai dan sejahtera. Penduduknya semua beragama Kristen. Muhammad datang menyerang mereka dan mengubah kedamaian mereka menjadi sungai darah dan air mata. Dia menghancurkan suku itu, membunuh banyak orang, dan mengambil sisanya sebagai tawanan. Muhammad merampok harta mereka dan membawanya ke Medinah. Setiba di Medinah Muhammad bertanya kepada para tawanan: “Adakah seseorang yang akan menebusmu dan membayar uang tebusannya?” Mereka menjawab: “Kamu telah mengambil semuanya dan kami sudah tidak mempunyai apa-apa lagi untuk diberikan kepadamu.” Pada titik itu Ali bin Abu Talib menuntut mereka menghujat Kristus tetapi mereka tidak mau melakukannya. Akibatnya Muhammad memerintahkan mereka disiksa dan dibunuh. Al-Khudri seorang ulama Muslim mengatakan: “Sekelompok orang Arab datang dan membunuh salah satu dari sahabat nabi. Muhammad mengirim 120 orang penunggang kuda yang menangkap mereka dan membawa mereka menghadap Muhammad yang memerintahkan mereka disiksa saat mereka masih hidup. Tangan dan kaki mereka dipancung dan mata mereka ditusuk dengan paku panas. Mereka dibuang ke kubangan dan dipertontonkan hingga mereka mati.” (The Light of Certainly / Nur Al-Yaqin oleh Al-Khudri 24th edition, pp 184-185). Sheikh Al-Khudri mencoba membenarkan tindakan Muhammad dengan menuduh suku tersebut telah membunuh salah satu sahabatnya. Namun orang-orang itu tidak membunuh siapapun dan serangan dilakukan oleh Muhammad sebagaimana yang lain yaitu untuk merampok, membunuh dan memperkosa. Imam As-Suhaili mengutip Ibn Hisham mengatakan: “Setelah Muhammad menangkap orang-orang tersebut, dia memotong tangan dan kaki mereka dan mengambil mata mereka. Mereka meminta air untuk diminum, tetapi Muhammad menolak untuk memberinya hingga mereka mati.” (Rawd Al-Unuf oleh Imam As-Suhaili; vol.III, hal 187. Al Bukhari juga memastikan kisah tersebut dalam Sahihnya, lihat hadits Sahih Bukhari vol I, Buku 4, #234; vol.2, Buku 24, #577; vol.4, Buku 52, #261; Vol.5, Buku 59, #505; Vol.6, Buku 60, #134; Vol.7, Buku 71, #590 dan 623; Vol.8, Buku 82, #79, 796,797; dan Vol.9, Buku 71, #590 dan 623; Vol.8, Buku 82, #794, 797 dan Vol.9, Buku 83, #37. Lihat juga hadits Sahih Muslim, Buku 16, #4130-37). Banyak referensi Islam tulen, mengutip bahwa jumlah tahanannya adalah sebanyak 42 orang. Empatpuluh dua orang inilah yang tangan dan kakinya dipotong dan matanya ditusuk dengan paku panas, kemudian dilempar ke kubangan sampai mati. Walaupun umat Muslim mengatakan Muhammad adalah nabi penutup semua utusan Tuhan dan nabi pengampun tetapi beliau menolak untuk memberikan mereka air minum. Orang-orang Muslim mengatakan bahwa kisah tersebut adalah palsu, tak mungkin terjadi. Kita berharap bahwa kisah tersebut adalah palsu tetapi nyatanya memang benar terjadi, dan tercatat oleh sumber-sumber sahih Islam sendiri! Memang kebenaran terlalu silau bagi mereka yang buta sehingga tak sanggup melihatnya. Mereka tak mampu menghubungkan kisah itu dengan Allah SWT yang dikatakan mempunyai sifat-sifat Rahmani dan Rahimi (pengasih dan penyayang)?
Posted on: Thu, 12 Sep 2013 14:48:30 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015