Perempuan, Sepak Bola dan Persija Jakarta JakOnline-Sepakbola, - TopicsExpress



          

Perempuan, Sepak Bola dan Persija Jakarta JakOnline-Sepakbola, olahraga yang mendunia di berbagai pelosok kota ini sangat identik dengan kaum adam dan para pria. Hampir semua mengetahui dan menggemari olahraga ini. Tapi apakah perempuan tidak banyak yang menyukai, menggemari atau mengetahuinya? Sepakbola saat ini tidak hanya identik dengan kaum adam saja, perempuan pun sudah banyak yang menjadi pendukung langsung klub-klub favoritnya. Terjun langsung di dalam dunia bola atau malah menjadi bagian dari sebuah klub besar dan perkembangannya. Lantas? Masihkah perempuan yang menggemari bola dianggap sebagai sesuatu yang aneh di masyarakat umum? Termasuk perempuan yang mencintai sebuah klub bola bernamakan Persija Jakarta? Dari kacamata saya selama ini yang saya tau perempuan dibalik sebuah nama olahraga sepakbola selalu mendapatkan pandangan yang sedikit berbeda. Tapi, perempuan juga memiliki hak pribadi untuk memilih olahraga kegemarannya dengan dan atas dasar apapun walaupun berlabelkan nama “supporter” bola dan Persija Jakarta. Perempuan dan sepakbola, supporter bola. Ada yang aneh? Mungkin memang iya, bagi sebagian para dewasa atau orang tua yang menjustifikasi sepakbola sebagai olahraga rusuh, olahraga yang dikelilingi pria dan identik dengan anarkisnya. Termasuk anggapan para orang awam diluar sana tentang supporter perempuan Persija Jakarta. Di masyarakat perkampungan jelas ada saja bahan yang bisa dipakai untuk memberi cap negative pada perempuan yang mendukung sepakbola. Alasan mereka klasik sekali, hanya melihat di media dengan berbagai kerusuhan yang terjadi. Dengan beberapa kejadian yang tertangkap penglihatan mereka, atau dari mendengar kabar burung. Bahkan ada juga yang hanya mendengar gosip dari mulut ke mulut tentang supporter perempuan. Bisa disebut perempuan tribun. Iya, tanpa terjun langsung di dalam stadion, berkumpul atau dalam suatu komunitas yang di dalamnya terdapat wanita-wanita tribun seperti kami. Ada yang pernah seperti ini? Mendapatkan cap negatif dari lingkungan sekitar karena mendukung Persija Jakarta? Tim yang kita banggakan yang tidak mereka sukai? Dengan berbagai alasan mereka meng-judge perempuan tidak layak berada di dalam sebuah stadion. Ada yang sama dengan saya? Ketika pulang mendukung tim kita Persija Jakarta di luar kota dan pulang hingga larut malam, bahkan pagi. Lalu esok harinya banyak bermunculan kicauan, “Perempuan kok nonton bola sampai malam,” “Apa sih yang di banggakan dari nonton Persija di luar kota, buang-buang duit ajaa!”. Ada yang pernah merasa sesedih mendengar pernyataan diatas? Iya dalam lingkungan masyarakat di kampung, perempuan dan sepakbola adalah hal yang aneh. Mungkin juga karena saya tidak berada di kota dimana Persija bertempat tinggal. Tapi, mereka mungkin lupa akan kata yang bertuliskan “kebanggaan”. Tidak semua hal-hal negativ yang mereka lontarkan untuk kita para perempuan adalah benar. Mungkin karena beberapa sikap dan aksi para perempuan yang “sedikit” diluar konteks normal yang akhirnya membuat nama kita menjadi negative dan salah kaprah di masyarakat. Lalu, ketika prestasi mencuat, hal positif ada dimana-mana di dalam dan luar stadion, mereka seakan tutup telinga. Tidak semua seperti apa yang mereka bicarakan tentang perempuan di dalam sepakbola, cantik, seksi, nakal, urakan dan apalah yang negative bisa mereka lesatkan. Buktinya, kami para perempuan tribun yang masih berdiri mendukung Persija Jakarta banyak yang berhijab, banyak dari kalangan anak kecil dan ibu-ibu. Malah mereka berani membawa buah hati sampai di dalam stadion tempat kami menemukan kebanggan. Artikel yang saya buat ini tidak bermaksud untuk menyindir, menyinggung atau menjudge suatu kelompok dengan berlabelkan perempuan dan sepakbola. Tapi hanya ingin menyampaikan kepada dunia, bahwa perempuan sepakbola dan Persija Jakarta adalah kebanggaan. Kami masih dalam konteks wajar, sopan dan bertata krama mendukung sebuah tim kebanggan berlaga. Tidak semua seperti apa yang terlihat di depan kaca tentang perempuan bola yang dianggap “kurang baik”. Tak ada asap jika tak ada api, iya mungkin benar juga. Takkan ada hal negativ yang bermunculan di permukaan jika tidak ada sebab sebelumnya. Disini adalah tugas kita untuk menjaga. Masuk, ikut terjun di dalam sebuah komunitas yang beranggotakan perempuan tribun. Lihat mereka, bukan dari segi ini olahraga pria, tapi bagaimana mereka bisa berbaur di dalamnya tanpa ragu dan masih menjunjung kodrat sebagai perempuan. Jaga nama baik perempuan , sepakbola dan Persija Jakarta. Jangan sampai karena nilai setitik akhirnya banyak dari kita mendapatkan judge yang seharusnya tidak pernah ada. Yang saya tau, perempuan tribun, perempuan pecinta Persija Jakarta adalah perempuan-perempuan hebat yang pernah saya temui. Tidak pernah ada kata mengeluh tentang jarak mendukung tim berlaga, pengorbanan raga, materi dan nama. Mereka bisa bergandengan tangan dan berbaur dengan pria. Dengan catatan kecil dari saya, dimanapun kami berada, termasuk di dalam stadion, kami masih menjadi prioritas utama ketika para supporter pria mengamankan kami jika ada hal-hal kurang baik terjadi. Selamat perempuan tribun, sepakbola dan Persija Jakarta. Kalian hebat dengan apapun alasan dan judge lain di luar sana. (@DeaAmeelia/JO) admin tanpa nama
Posted on: Sat, 26 Oct 2013 10:13:12 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015