Perjalanan Pengembangan SRI Jumat siang 12 Juli saya dan Prof - TopicsExpress



          

Perjalanan Pengembangan SRI Jumat siang 12 Juli saya dan Prof Sugiharto Wahyu kembali dari Sumbawa Besar, NTB menuju Lombok. Ternyata di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, sahabat Dahlanis Indonesia. Lukman Bin Saleh telah menunggunya. Kami, saya dan Prof Sugiharto serta Lukman sendiri sangat senang bisa ketemu. Selama ini kami hanya ketemu di dunia maya yang bernama FB. Perjalanan ini kami lakukan untuk mengembangkan tanaman padi cara SRI. Beberapa waktu lalu, sahabat kami, Syaiful Asyifudin dari Sumbawa minta Tim SRI ITB pimpinan Prof Mubiar agar bisa datang mengembangkan SRI di Sumbawa Barat, tepatnya di Desa Mapin Rea, Kecamatan Alas, Sumbawa Barat. Atas permintaan itu, saya dan Prof Soegiharto pada Selasa 8 Juli lalu. Sampai di Mataram, ternyata Prof Mubiar minta mahasiswanya (Program S3) Huzaini yang juga dosen FE Unram mendampingi kami. Maka, kami bertiga menuju Desa Mapin Rea tersebut. Dalam waktu bersamaan, teman Dahlanis Csr Lombok menemui kami dan mengantarkan kami ke Pelbuhan Kayangan. Selanjutnya, kami bertiga ke Mapin Rea. Prof Sugiharto menyatakan sangat terharu atas antusiasme para petani Mapin Rea yang sangat tertarik untuk menanam padi cara SRI. 'Saya udah 40 tahun ngajar di ITB dan sudah biasa menghadapi masyarakat. Tetapi pertemuan tadi, benar-benar menjadikan saya sangat terharu. Beberapa kali saya tak bisa berbicara hanya karena hati ini tidak kuasa menahan haru. Saya benar-benar terkesan ketemu para petani Mapin Rea itu,' katanya, usai pertemuan yang berlangsung mulai sekitar pukul 10.00 WIT hingga adzan Dhuhur, maklum tempat acara di Balai Desa Mapin Rea yang berhadapan dengan masjid setempat. Dalam pertemuan itu, setelah Prof Soegiharto menjelaskan mengenai kelebihan tanaman padi cara SRI, berbagai pertanyaan kritis disampaikan para peserta. Namun sayang, kedatangan Tim SRI ITB ini agak terlambat, karena semua petani sudah mulai menanam sawahnya yang baru saja panen. Namun demikian, tiga orang petani bersedia menyerahkan lahannya yang sudah ditanami kedelai dan padi untuk dijadikan percontohan tanaman padi SRI. 'Saya sudah tanam kedelai, tetapi gak masalah diganti dengan tanaman SRI. Saya ada lahan 1 hektar,' ujar Abdurrahman, usai pertemuan tersebut. Esok harinya, hari Kamis, kami meninjau lokasi yang ditawarkan Rahman tersbut. Ternyata di sela-sela peinjauan kami ke lokasi sawah tersebut, datang dua orang menawarkan lahannya, masing-masing setengah hektar, juga minta lahannya ditanami padi SRI. 'Gini aja pak. Sebagian dari lahan itu, kita tanami kedelai cara SRI. Sehingga bisa kita ketahui hasilnya bagaimana,' kata Prof Sugiharto. Ternyata, usul tersebut diterima oleh para petani tersebut. 'Silakan saja,' kata Rahman yang diamini oleh dua orang lainnya. Atas persetujuan itu, Prof Sugiharto langsung minta mereka untuk menyebarkan jerami-jerami bekas tanaman padi yang sudah dipanen itu untuk disebarkan secara merata di atas lahan yang akan ditanami padi dan kedelai ala SRI. 'Nanti masukkan air hingga 4-5 hari. Setelah itu kurangi airnya dan semprot dengan mikroba. Kami sudah sediakan mikroba secukupnya,' kata Prof Soegiharto seraya minta Syaiful Asyifudin untuk membimbing para petani itu. 'Nanti hari Senin, Pak Huzaini dari Unram akan ikut mendampingi bapak-bapak,' tambahnya. Sesuai tuntunan tata cara penanaman padi SRI, setelah lahan dan jerami itu disemprot dengan mikroba, 4-5 hari kemudian, harus dibajak dengan traktor. Dalam waktu bersamaan harus dimulai persemaian gabah yang akan ditanamnya. 'Gabahnya tidak perlu bibit unggul, cukup dicari gabah yang berkualitas. Caranya, gabah sebelum disemai, harus direndam ke air garam, yang tenggelam itulah yang bisa disemai,' kata Guru Besar Fakultas Teknologi Mesin ITB yang kini sangat antusias mengembangkan tanaman padi SRI. 'Begitu seterusnya,' katanya lagi seraya mengakui, bahwa dirinya tertarik mengembangkan padi SRI karena dirinya ingin membantu para petani untuk bisa meningkatkan pendapatannya, yang selama ini menanam padi selalu rugi. 'Semoga penghasilan dan taraf hidup mereka akan semakin baik dengan menaman padi SRI,' tambahnya kemudian. Seperti diketahui, penanaman padi SRI ini udah dikembangkan sejak sekitar 10 tahun yang lalu di Indonesia. Awalnya, penanaman padi SRI ini dikembangkan oleh petani dari Madagaskar sekitar tahun 1990 an. Akhir 1990 an masuk ke Indonesia. Anehnya yang mengembangkan panaman padi SRI ini Bioteknologi ITB, bukan IPB sebagai suatu lembaga pendidikan berbasiskan pertanian. Ternyata dari hasil uji coba yang mereka lakukan, hasilnya luar biasa. Pennam padi konvensioal selama ini hasilnya hanya berkisar 4-5 ton atau maksiman 5,5 ton/ha, padi SRI ujicoba pertama hasilnya mencapai 8,7 ton. Uji coba ke dua naik jadi 11 ton/ha dan ke tiga naik jadi 14 ton/ha di lahan yang sama. Puncaknya pernaha sampai 27 ton/ha. 'Insya Allah, penanaman padi dan kedelai SRI di Mapin Rea ini hasilnya akan cukup baik,' kata Prof soegiharto kemudian. Sabtu besok, CSR Lombok mengajak kami ke Pondok Pesantren binaannya yang mengembangkan pertanian dan peternakan ayam Arab untuk menjajaki kemungkinan mereka menanam padi cara SRI. 'Pondok peantren-pondok pesantren itu sangat antusias bertani menanam padi. Kami dari CSR Indocement di Lombok yang membina mereka,' kata Dian Muliana, yang selama ini menggunakan nama CSR Lombok tersebut dengan penuh semangat. Lukman bin Saleh juga sangat antusias untuk mengembangkan tanaman padi SRI ini di pekarangan rumahnya yang cukup luas. 'Tetapi untuk pekarangan ini sebiknya menggunakan polybag saja. Sehingga tidak merepotkan,' kata Prof. Soegiharto, menyarankan. Mohon doa teman-teman, semoga usaha ini sukses. Ini juga untuk menjawab tantangan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang minta agar para Dahlanis Indonesia membina petani di desa tanpa menggunakan apa saja yang berbau subsidi. 'Kalau hasilnya bisa mencapai 6 ton/ha, nanti akan saya beli semua, berapa pun harganya sesuai dengan biaya penanaman padi itu,' kata mantan Dirut PLN itu saat Kopdarnas Dahlanis Perdana Bandung Lautan Api 6-7 April 2013 lalu. Insya Allah, Tim SRI ITB akan bisa menjawab tantangan Menteri yang tidak mau dipanggil Pak Menteri itu. Semoga berhasil.....
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 16:35:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015