Perlu Campur Tangan Pemerintah Tangkal Broker UMKM "Nakal" - TopicsExpress



          

Perlu Campur Tangan Pemerintah Tangkal Broker UMKM "Nakal" Denpasar (Bisnis Bali) - Keberadaan broker di kalangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memang tak bisa dihindarkan. Maraknya broker nakal ini tak lepas dari kelemahan UMKM. Mulai dari permodalan, manajemen, teknologi hingga marketing . Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh para broker nakal untuk mengeruk keuntungan. Prof. Dr. IB Raka Suardana, S.E. M.M pengamat ekonomi Undiknas University, Selasa (9/7) mengatakan, keberadaan broker ini tak lepas dari banyak hal. Salah satunya adalah lemahnya modal para UMKM. "Kebutuhan akan dana cash atau modal dengan cepat. Melihat situasi ini tentu saja para broker akan sangat memanfaatkan opportunity seperti itu. Mereka bisa menekan dengan harga yang serendah-rendahnya, kemudian menjual dengan harga tinggi,” paparnya. Menurutnya harus ada solusi seperti badan atau lembaga pemerintah yang bisa sebagai institusi penyangga dengan tugas mengatur supply and demand barang dari para pelaku UMKM. “Lembaga inilah yang harus dibentuk oleh pemerintah apalagi dengan adanya persaingan pasar seperti sekarang ini. Dengan sistem ekonomi seperti sekarang (sistem persainga pasar), maka yang kuat akan selalu menang, sedangkan yang lemah akan makin lemah,” tegasnya. Hal senada juga dilontarkan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati, Drs. Wayan Sujana, M.M. Menurutnya, tiap organisasi tentunya memiliki strategi pemasaran yang harus dijalankan dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya. Tetapi banyak kasus UMKM yang ternyata tidak dapat melakukan strategi pemasaran yang tepat. Cenderung UMKM hanya “menunggu konsumen” dan monoton dalam melakukan kegiatan pemasaran. Inilah yang akhirnya membuat para broker makin leluasa dalam menjalankan aktvitasnya. “Peran pemerintah harus lebih kuat lagi jika tidak UMKM akan mati, contoh saja Cina. Produknya bisa mengglobal karena peran pemerintahnya sangat kuat. UMKM kita ini sebenarnya lemah dalam marketing ,” ujarnya. Seperti diberitakan sebelumnya, lemahnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) UMKM menerapkan teknologi informasi menjadi masalah serius yang menyebabkan mereka (pelaku UMKM) tak berkembang. Bahkan, kecenderungan yang terjadi saat ini, banyak pelaku UMKM yang dikelabui para broker/makelar yang menjadi perantara untuk menjual produknya. “Banyak pelaku UMKM yang dikelabui para broker yang menjadi perantara untuk menjual produknya. Sementara, keuntungan yang didapat mereka (para broker) jauh lebih besar dibandingkan yang didapat pelaku UMKM,” ungkap Kepala Bidang Bina UMKM Diskop UMKM Bali, Ni Nyoman Widarti. Dirinya mengakui, memang tak ada salahnya para broker selaku perantara mengambil untung dari jasa penjualan produk UMKM. Namun, alangkah baiknya jika produsen yang bersangkutan langsung melakukan pemasaran sehingga perekonomian mereka (UMKM) bisa meningkat. “Apalagi tahun mendatang sudah ada layanan PLUT KUKM yang bisa juga dijadikan gedung promosi sehingga pelaku UMKM dapat bertemu dengan buyer secara langsung sehingga kendala yang selama ini dihadapi dapat diminimalisir dan harga tidak dipermainkan oleh broker,” jelasnya. *wid
Posted on: Wed, 10 Jul 2013 01:13:23 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015