Plato Berbicara tentang Music, Jiwa, dan Tubuh Pendahuluan - TopicsExpress



          

Plato Berbicara tentang Music, Jiwa, dan Tubuh Pendahuluan (bagian 1) Musik dan Filsafat Di dalam Phaedo (60d – 61b), Socrates mengakui, bahwa sepanjang hidupnya ia telah menafsirkan sebuah peringatan dalam mimpi spritualnya, bahwa mousikeen poiei kai ergazou (bermain dan mencipta musik) sebagai sebuah undangan untuk menjalankan megistee mousikee, tak lain adalah filsafat. Bagaimanapun, menjelang kematiannya, beliau memutuskan untuk memperhatikan dan memikirkan kata-kata dalam mimpinya itu ke dalam difinisi yang jelas. Phaedo menjelaskan dua makna musik yang berbeda: secara umum, musik seperti yang indera pendengaran kita dengar, dan musik yang identik dengan filsafat. Untuk setiap orang yang terlibat di dalam diskusi Plato tentang musik, jiwa, dan tubuh, mimpi Plato tersebut memberikan beberapa petunjuk analisa. Pertama, sekarang ini, makna dan nilai musik sudah tidak lagi diperhatikan; Kedua, kebutuhan untuk menemukan karakteristik-karakteristik yang masih cukup jelas, dari bentuk tertinggi musik, yaitu melebur ke dalam filsafat. Dengan dua pekerjaan itu – menemukan signifikansi mousikee secara umum, dan signifikansi mousikee menurut Plato – kita berusaha menganalisa fenomena musik dan hubungannya dengan filsafat. Tafsir Plato, yang menjadikan musik sebagai sesuatu yang dalam, tinggi, falsafah, terdengar sebagai petunjuk untuk memberikan perhatian kepada hakikat dan karakteristik musik. Kehadiran diskusi musik dalam dialog-dialog Plato, sungguh penting dan signifikan. Plato menjelaskan mousikee sejak dari aspek teknik, latihan, teoritis hingga sebagai bentuk meditasi yang diberikan oleh siginifikansi dan nilai-nilai yang diberikan dari pengalaman bermusik. Fenomena itu ditunjukkan oleh istilah mousikee yang digunakan dalam banyak aspek: instrutmental, vokal, dan koretik (paduan suara + tari). Plato juga tidak mengurangi pemeriksaan perihal teknis dan praktek sebagai sebuah usaha untuk untuk mengorganisasi, menempatkan secara tepat dan teliti, kehidupan musikal dalam sebuah Negara ideal. Sebuah kalimat dalam buku ketujuh, Laws (812d – e), Plato menjelaskan suatu pelajaran alat musik lira (lyre, semacam kecapi) dengan detil teknik permainannya, sementara dalam sejumlah pernyataan lain, Plato berbicara tentang harmoniai, aspek-aspek instrumen dan praktik dari musik. Plato juga menjelaskan nilai-nilai etika, pendidikan, dan fiosofi terkait pengalaman musikal dalam Yunani kuno. Banyak pengamatan-pengamatan musikal Plato yang telah ditafsirkan sebagai contoh dari karakteristik jalan pemahaman kehidupan bermusik Yunani kuno, sebagai sebuah fenomena yang mengandung kualitas persuasif luar biasa dan etis. Jadi dapat dipahami, bahwa para terpelajar Yunani kuno harus berminat terhadap musik. Pembangunan kembali mousikee lebih berdasar kepada bukti literatur dan filosofi dibandingkan dokumen-dokumen musikal. Dialog-dialog Platonik menawarkan sejumlah besar informasi tak ternilai dan inquiri yang begitu dalam. Signifikansi Plato bagi pengetahuan musik Yunani kuno dibuktikan oleh pernyataan-pernyataan Platonik itu sendiri. Kenyataannya, memberikan arah-arah filosofi musik Plato, menggunakan pernyataan-pernyataan Platonik untuk membangun kembali musik, hanya bisa dipahami dalam konteks argumen filosofi secara umum. Wawasan tentang teori-teori filsafat penting dalam sebuah analisis sedemikian, agar mampu memberikan terang bagi segala macam pertanyaan terkait musik. insya Allah bersambung.
Posted on: Mon, 15 Jul 2013 04:20:22 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015