Populasi Umat Islam Di Indonesia Terus Menurun Menteri Agama RI : - TopicsExpress



          

Populasi Umat Islam Di Indonesia Terus Menurun Menteri Agama RI : Suryadharma Ali KORANBOGOR.COM,GARUT- Dari tahun ke tahun, populasi umat Islam di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini tentu sangat disesalkan padahal di sisi lain jumlah penduduk Indonesia terus bertambah. Hal itu diungkapkan Menteri Agama RI, Suryadharma Ali saat menghadiri acara “Halaqoh Alim Ulama Partai Persatuan Pembangunan” di aula Hotel Suminar, Tarogong, Minggu (24/6). Dikatakan Surya, penurunan populasi umat Islam di Indonesia terus terjadi setiap tahunnya. Dari semula mencapai 95 persen dari seluruh jumlah rakyat Indonesia, secara perlahan namun pasti populasi umat Islam terus berkurang menjadi 92 persen, kemudian tahun berikutnya menjadi 90 persen dan kemudian menjadi 87 persen, hingga kini anjlok menjadi 85 persen. “Ini tentu sangat mengherankan dan sangat disesalkan kenapa bisa terjadi. Di sisi lain jumlah penduduk Garut terus bertambah, tapi populasi umat Islamnya sendiri malah terus berkurang,” ujar Suryadarma Ali. Menurutnya, ada banyak faktor yang menjadi penyebab terus berkurangnya populasi Islam di Indonesia akhir-akhir ini, salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan memang dekat dengan kekufuran, sehingga jika tidak kuat iman, tentu bisa merubah ketaqwaan seseorang dengan banyaknya godaan-godaan yang melanda. Suryadharma Ali yang juga merupakan Ketua DPP PPP ini menilai saat ini umat Islam di Indonesia sudah banyak lengah, lalai, dan tidak peka atau tidak sensitif dengan kondisi sekitarnya. Hal ini telah mengakibatkan umat Islam Indonesia secara umum mengalami kemunduran baik dari segi kualitas, ekonomi, kesejahteraan, pengaruh, kekuasaan, politik, bahkan hingga kemunduran serta ketertinggalan di bidang Iptek. Dan yang lebih parah lanjutnya, kemunduran ini tidak pernah disadari akibat umat Islam yang sudah terbuai dan merasa sudah serba berkecukupan. Padahal pada kenyataannya, sumber alam kita yang benar-benar melimpah ini lebih banyak dinikmati oleh orang lain, sedangkan umat Islam sendiri hanya merasakan sebagian kecilnya saja. “Jika harus saya contohkan, orang lain sudah punya pabrik gula, kita hanya baru punya satu permen saja. Eh parahnya lagi, kita merasa sudah sangat cukup dan bangga dengan hanya memiliki satu permen saja,”ujarnya. Menteri juga mengatakan, terus terjadinya penurunan populasi umat Islam di Indonesia juga diakibatkan sikap rapuh umat Islam itu sendiri yang sangat mudah dihasut dan dipecah belah. Hal ini membuat umat Islam di Indonesia tidak bersatu sehingga pada akhirnya muncul konflik antara sesama umat Islam itu sendiri. Guru Ngaji Langka Dalam kesempatan itu, Suryadharma Ali juga menerangkan kalau penurunan populasi umat Islam di Indonesia juga diakibatkan semakin kurangnya jumlah guru ngaji. Seperti contohnya, berdasarkan laporan yang diterimanya, saat ini di Kabupaten Garut sudah terjadi kelangkaan guru ngaji. Diakuinya, hal ini tentu sangat mengejutkannya sekaligus membuatnya sangat prihatin. “Berdasarkan laporan juga, penyebab kelangkaan guru ngaji di Garut karena banyak dari mereka yang beralih profesi dengan mencari mata pencaharian lain. Hal ini akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap para guru ngaji,” tuturnya. Masih menurut Suryadharma, di Garut memang ada sebagian guru ngaji yang telah mendapatkan honor dari pemerintah yaitu Rp 50 ribu per bulan. Dibanding dengan tingkat kebutuhan, uang sebesar itu tentu sangat tidak seimbang bahkan dapat dikatakan tidak manusiawi. Hal ini menurutnya merupakan salah satu bukti bahwa kita saat ini masih miskin. Wajar kalau dirinya mengaku khawatir banyak guru ngaji yang terseret ke dalam kekufuran akibat tidak kuat menanggung kemiskinan yang dialaminya. “Terus terang saya sangat prihatin mendengar guru ngaji di Garut saat ini sudah langka. Lantas, bagaimana nasib generasi kita ke depannya, siapa yang akan mengajari mereka mengaji?,” sesalnya. Lebih jauh dikemukakannya, terjadinya kelangkaan guru ngaji ini merupakan sebuah peringatan atau SOS bagi umat islam di Garut. Oleh karena itu, menteri meminta Kanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Barat dan Kandepag Garut segera mengambil langkah- langkah yang diperlukan agar tidak sampai terjadi dampak yang sangat parah atas kondisi yang terjadi ini. Selain itu, dalam kesempatan itu Menteri juga meminta Bupati Garut untuk segera menginventarisir guru ngaji yang ada di Garut serta memikirkan bagaimana agar mereka mempunyai penghasilan yang layak. “Pak Bupati tolong segera inventarisir para guru ngaji. Kita coba cari cara bagaimana mereka bisa mendapatkan penghasilan yang layak sehingga tidak tergoda untuk mencari pekerjaan lain. Ayo kita sama-sama cari jalan ke luarnya,” tandasnya.(Agus) NB: Pertanyaan buat kementrian agama dan sahabat hidayah disini. Sebenarnya apa tugas seorang menteri agama ? Untuk mengurusi 1 agama saja atau semua agama diindonesia ? Bersikap netral atau memihak 1 agama ? Kalau memang tidak bisa netral lebih baik mundur dari jabatan menteri agama :) @Mako
Posted on: Wed, 18 Sep 2013 02:14:14 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015