Quraish Shihab: Al-Quran dan Problematika Manusia dalam Kehidupan - TopicsExpress



          

Quraish Shihab: Al-Quran dan Problematika Manusia dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Dewasa ini aliran pemikiran yang berkembang di Barat segera runtuh, sedangkan pemikiran Islam ditunggu-tunggu sebagai penggantinya. Al-Quran sebagai sumber ilmu dan pegangangan hidup umat Islam hendaknya menjadi rujukan utama. Jangan sampai al-Quran hanya menjadi bahan kutipan. Demikian dikatakan Prof. Dr. Seyed Mofid Hoseini Kouhsari sebagai pembicara pertama, membuka studium general bertema; Al-Quran dan Problematika Manusia dalam Kehidupan Berbangsa dan bernegara, di kampus ICAS-Jakarta 20/9. Pembicara kedua, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA memperkuat argumentasi pembicara pertama mengatakan dalam menafsirkan al-Quran kita harus berterima kasih dan belajar dari ulama terdahulu, akan tetapi penafsiran yang sudah tidak relevan hendaknya ditinggalkan, karena ada sebagian mufasir menafsirkan al-Quran untuk memperkuat kecenderungan mazhabnya. Problem umat Islam seringkali bukan mencari kebenaran akan tetapi mencari pembenaran. Dalam menafsirkan al-Quran sebisa mungkin menggunakan tafsir maudu’i atau tematik dengan cara bertanya pada al-Quran itu sendiri bukan memakai mazhab untuk menafsirkanya. Hal ini menurut Qurais Shihab bisa menghindari upaya pembenaran pandangan mazhabnya. Menjawab tema seminar, Qurais Shihab mengatakan, kita harus bertanya dulu, apakah al-Quran mengenal negara dan bangsa, dalam dunia Sunni istilah bangsa dikenal sejak Napoleon masuk ke Mesir di bawah Mamluk, ada yang mengatakan waktu itu “kalian ini bukan orang Turki” maka sejak itu istilah bangsa mulai dikenal. Kemudian juga kita harus bertanya apakah al-Quran mengenal kata bangsa? Kita harus mencari unsur-unsur padanannya di dalam al-Quran istilah-istilah yang kita kenal sebagai unsur-unsur yang terdapat dalam bangsa dan negara seperti tempat, penduduk, wilayah, tata nilai yang dianut, dan unsur perekat. Disamping itu penting untuk menyelaraskan anjuran untuk menghargai hak hidup, hak untuk dihormati, hak kebebasan, hak kemerdekaan sesuai dengan bunyi al-Quran. Singkat kata menurut Qurais Shihab, sinkronisasi dan harmonisasi peletakan makna secara tepat bunyi al-Quran dan unsur-unsur berbangsa dan bernegara akan menjadikan manusia yang hidup dalam negara tersebut dapat membumikan dan mengamalkan al-Quran secara baik dan tidak bertabrakan dengan nilai setempat. ”Saya menangis melihat orang-orang Sampang itu, diusir dari tanah kelahirannya, tidak ada penghargaan sama sekali”. Qurais Shihab memberi contoh ter-update fenomena problematika umat Islam Indonesia. Perekat perbedaan di Indonesia adalah Pancasila, tanpa itu kita sebagai bangsa akan hancur. (IRIB Indonesia / Muhammad Ma’ruf)
Posted on: Sat, 21 Sep 2013 03:01:37 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015