Reklamasi Teluk Benoa Picu Gejolak Kuta BADUNG - Rencana - TopicsExpress



          

Reklamasi Teluk Benoa Picu Gejolak Kuta BADUNG - Rencana reklamasi Teluk Benoa ternyata membuat Kuta bergejolak. Di salah satu jejaring sosial yakni Kuta Facebook Comunity, hal ini sering kali dibicarakan. Ketua LPM Kuta, I Nyoman Graha Wicaksana, yang ditemui Selasa (9/7) lalu mengakui hal ini. Dikatakannya, rasa was-was ini didasarkan atas keluarnya SK yang kini terus diberitakan di media massa. "Kalau 800 hektar, tentu Kuta akan kena dampak. Contohnya, pengurugan di bandara dulu, pantai Kuta yang telah direklamasi, belum sepuluh tahun pasirnya sudah habis," jelasnya didampingi Nyoman Gede Aryana, Iwan Indrawan, dan Jro Mangku Made Sueja. Muara Tukad Mati juga menjadi pemikiran terkait rencana ini. Ditakutkan, setelah dilakukan reklamasi, saluran sungai ini akan tertutup. Atas keluarnya SK yang cepat dan terkesan tertutup, dicurigai adalah dampak fenomena politik baik pilgub beberapa waktu lalu maupun pemilu legislatif 2014 nanti. "Kami sangat menyayangkan, pemimpin Bali seperti ini. Jabatan hanya lima tahun, jadi seharusnya mengedepankan pelestarian Bali. Jangan hanya dari segi membuka lapangan kerja dan pemasukan. Tapi juga pelestarian kepada alam. Kalau 800 hektar, pasti akan berdampak buruk," terangnya. Bahkan disinyalir pula, keluarnya SK ini tunggangan kepentingan lain. Salah satunya kepentingan investor. "Saya kira, ada kemungkinan kong kali kong. Dunia politik tak jauh dari keperluan dana besar. Mungkin, inilah yang menjadi jalan untuk memperoleh dana instan," sebutnya. Tak dipungkirinya, kebijakan-kebijakan yang dinilai nyeleneh seperti ini menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat kepada pemimpin. "Perlu dilakukan rekondisi, fenomena politik ini memang rentan ditunggangi kepentingan lain. Sebelumnya bilang tidak tau menau, eh, sekarang ada SK. Kami sinyalir ada kepentingan politik dalam hal ini. Kalau begini, ya jadi krisis kepercayaan," sentilnya. Ditegaskannya, bukannya tidak setuju dalam hal reklamasi. Kalau reklamasi Pulau Pudut, dirinya mengaku mendukung. Namun jika lebih, Kuta pun was-was akan tenggelam. "Kami cenderung mendorong agar pembangunan ini dibangun di daerah lain. Sehingga pariwisata menjadi merata. Jadi kan ada sinkronisasi antara rencana bandara di Bali Utara. Ya, sebaiknya ini sinergikan saja," dorongnya. Diharapkannya, media massa termasuk pula LSM selalu mengawasi hal ini. "Jangan sampai media dan juga Walhi jadi masuk angin," harapnya. Masyarakat Kuta pun katanya siap untuk menuntut dan bergabung dengan masyarakat lainnya menolak reklamasi yang berlebihan. "Kasian biota laut. Bisa berkurang karenanya. Siapa yang bisa menjamin hal ini," katanya. (adii)
Posted on: Fri, 12 Jul 2013 09:31:24 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015