Renungan bagi para istri 5 Hal Mengejutkan Yang Istri Harus Tahu - TopicsExpress



          

Renungan bagi para istri 5 Hal Mengejutkan Yang Istri Harus Tahu Tentang Suaminya Saya tidak tahu berapa lama Anda sudah menikah atau bahkan sedang mempersiapkan pernikahan. Tapi saya percaya, Anda tetap akan mendapatkan berkat tertentu dalam artikel ini. Anda akan semakin memahami dunia suami yang unik dan menantang. Apakah Anda siap mendapat kejutan berkatnya? 1. Suami Anda memerlukan JEDA Sebagai seorang istri, tentu adalah hal yang lumrah bila Anda ingin segera menceritakan kepada suami tentang masalah-masalah rumah tangga. Anda ingin bercerita tentang kesulitan mengajar si anak, lelahnya mencuci dan menyeterika baju, asyiknya mengikuti sinetron, dan sebagainya. Tapi kapan waktu yang tepat untuk bercerita kepada suami? Seorang terapis pernikahan senior, Les Parrott, mengatakan bahwa kebanyakan pria memerlukan jeda waktu setelah pulang dari pekerjaan. Sebab itu, sebagai istri yang bijak, janganlah kita memborbardir suami dengan cerita-cerita tadi persis setelah dia pulang kerja. Berilah dia waktu beberapa menit untuk rileks dan menyenangkan dirinya sendiri. Alangkah baiknya bila kita membuat waktu jedanya semakin berkualitas, seperti menyediakan segelas minuman kesukaannya. 2. Suami Anda berorientasi pada SOLUSI Kita sering mendengar bahwa pria kurang menunjukkan empati ketimbang wanita. Tentu pendapat ini kurang tepat. Mengapa? Karena pria mengungkapkan empatinya dengan cara yang berbeda dengan wanita. Dalam sistem otak pria, empati barulah muncul ketika ada pemicu stres atau ada orang yang mengekspresikan stresnya. Namun secara cepat dan otomatis, otak pria akan segera berpikir apa solusinya atau bagaimana menyelesaikannya. Proses berpikir inilah yang seringkali mendominasi kebanyakan pria. Ketika istri bercerita tentang masalahnya dengan pembantu rumah, maka suami akan segera berkata, “Lalu bagaimana, mau ditegur atau dikeluarkan saja dan kita cari yang baru?” Kerapkali jawaban yang muncul dari suami terkesan cepat dan kurang memakai perasaan. Istri berpikir bahwa perkataan seperti demikian terkesan kurang empatik.Namun begitulah mekanisme yang terjadi dalam otak pria. Empati yang ditunjukkan jelas tidak sama dengan versi wanita. Justru ketika dia memikirkan solusinya, maka si suami sedang berempati. 3. Suami Anda perlu MENARIK DIRI Hampir sama penjelasannya dengan nomor satu tadi. Bedanya adalah pada konteks ketika suami mendapat tekanan masalah. Kita, sebagai wanita, mungkin sulit memahami mengapa pria justru menarik diri ketika sedang menghadapi masalah berat. Istri mungkin sudah berupaya untuk menanyakan ini dan itu dengan empatik. Tapi toh tetap sang suami menarik diri. Mengapa bisa demikian? Hal ini terjadi karena dia merasa harus bisa menyelesaikan masalah secara mandiri. Rasa otonominya sebagai seorang pria tertantang ketika ada masalah yang menimpa dirinya. Oleh sebab itu, sebagai istri yang bijak, kita perlu menghargai waktu menarik dirinya. Itulah yang membuatnya merasa bisa menjadi pria sejati. Kita tidak perlu buru-buru mengasumsikan bahwa menarik diri berarti dia tidak mencintai atau tidak menganggap kita lagi. Kita cukup mengatakan kepadanya, “Apakah kamu sedang ada masalah?” Bila dia katakan “Iya” dan memang sudah menunjukkan tanda ingin menarik diri, maka kita bisa kembali mengatakan, “Ok, aku percaya kamu bisa menyelesaikan masalahnya. Jika ada dukungan yang bisa kuberikan, beritahu saja ya.” Saya pikir ini adalah kata-kata yang sangat menyejukkan hati suami Anda dalam masa-masa sulitnya. 4. Suami Anda TIDAK INGIN menjadi satu-satunya pendukung Jangan letakkan beban emosi yang sangat berat untuk suami Anda dengan perkataan, “Kamu adalah orang satu-satunya yang mana aku bisa menceritakan seluruh masalahku.” Mungkin sebagai istri kita berpikir bahwa kata-kata seperti demikian justru merupakan sebuah penghargaan yang spesial. Tapi ternyata tidak bagi si suami. Dia tidak ingin menjadi orang yang merangkap menjadi sahabat, orangtua, atau saudara Anda. Itu terlalu berat baginya. Mungkin lebih baik menganggap dia sebagai seorang yang favorit ketimbang menjadi satu-satunya pendukung Anda. Kita bisa katakan kepadanya, “Aku memang memiliki orangtua, sahabat, dan saudara yang bisa mendengarkan masalah ini, tapi aku senang berbicara denganmu karena kamu bisa memahami masalahku.” 5. Suami Anda menghormati STABILITAS emosi Saya kira Anda sering mendengar pendapat bahwa pria lebih banyak menggunakan rasio sedangkan wanita lebih banyak menggunakan emosi. Pendapat tersebut memang benar. Para ilmuwan menyingkapkan perbedaan-perbedaan neurologis antara pria dan wanita yang mengukuhkan pendapat tadi. Pria memang lebih banyak menggunakan rasio ketimbang emosi. Tentu salah satu implikasinya adalah pria akan sulit memahami orang lain yang menunjukkan gejolak emosinya. Dalam bahasa yang lebih positif, pria akan lebih menghormati orang-orang yang stabil emosinya. Hal ini juga berlaku pada suami Anda. Dia tidak menyukai bila si istri memiliki emosi seperti roller coaster yang serba naik turun. Sebentar nadanya lembut, sebentar kasar. Sebentar baik, sebentar marah-marah atau menangis. Kondisi ini akan membuatnya merasa tidak nyaman dan bahkan terasa menjengkelkan bagi sang suami. Sebagai istri yang bijak, kita perlu mengupayakan untuk mengontrol emosi. Jangan jadikan suami sebagai tong sampah emosi di mana semua ekspresi emosi (khususnya negatif) dimasukkan ke dalamnya. Apabila istri ingin mendapatkan rasa hormat dari suami, maka upayakan pengendalian emosinya. Andrew Abdi Setiawan
Posted on: Tue, 17 Sep 2013 14:19:31 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015