SAAT RAFLES BAYAR PAJAK JALANAN ---- BUKAN hanya Isaac Newton - TopicsExpress



          

SAAT RAFLES BAYAR PAJAK JALANAN ---- BUKAN hanya Isaac Newton tergila-gila pada Istana Sulaiman (King Solomon) hingga Ia sampai membuat rekonstruksi bangunan Temple Solomon), adalah Luiz Vaz De Camoens atau Luis De Camoes (1524-1580) orang portugis menuliskan sebuah epik panjang berjudul Os Lusiadas (The Lusiads), yang di dalamnya menceritakan tentang gunung Ophir, sebuah gunung dekat pantai barat Sumatera , yang konon merupakan tempat Nabi Sulaiman menyimpan perbendaharaan emas yang, konon telah ditambang dan diperdagangkan penduduk lokal dengan orang- orang asing sejak lama. Gunung Ophir itu kini masuk ke dalam wilayah Pasaman Barat. Operasi rahasia VOC dan berbagai negara eropa berlangsung selama tertutup selama 150 tahun, setelah verbeek Mempublikasikan hal itu. Besar kemungkinan Publikasi verbeek 1886 itu untuk memastikan Gunung yang dinakan kemudian "Tambang Salido" itu hanya wilayah tambang biasa. Petinggi Amsterdam dan pimpinan VOC di Batavia menggunakan segala cara : memanggil ahli2 sipil, ahli pertambangan, ahli bebatuan gunung dari Belanda, Jerman, Belgia dll. menggunakan tenaga-tenaga dari madagaskar, afrika, selain penduduk lokal. sebelumnya juga hal yang sama dilakukan eksplorer Cina, Hindustan, Malaka dan Sri Langka Kegagalan Belanda dan banyak negara mengejar properti Sulaiman ini mengingatkan pada cerita rakyat tentang janji raja Tumenggung Cemeti Alam beristana di Malonda dlam “Salido 1000 Tahun yang Silam”, yakni Jika banyak membunuh, khianat dan fitnah dalam politik adu dombanya, serakah, maka emas yang ada akan lenyap dari pandangan. Semua ahli yang didatangkan VOC menyatakan "itu sasaran tepat". Namun saat akan ditambang menghilang. Berkembang rumor di sana, justru jika penduduk melakukan secara tradisional di sana mendapat hasil yang lumayan. VOC dan Belanda mulai meragukan di negeri ini tempat masa lalu gemilang kerajaan Sulaiman atau bahkan jauh sebelumnya. Ekspedisi raffles 1817 mencari kota modern dan Istananya yang megah memang gagal, karena dia hanya menemukan kubah kecil sebagai pintu gerbang Kerajaan. namun raffles yakin itu petunjuk kuat :seperti juga jawa, Melayu ini alami kemunduran terus menerus dari sebuah peradaban yang hebat (menurutnya kota dan kerajaan tergulung bumi karena bencana besar). raffles bertekad terus mencari bukti lainnya, namun dia belum berhasil sampai kematiannya. Meski berbagai motif, namun kegigihan bangsa kolonial untuk menemukan dan mencapai cita-citanya, mempertahankan atau menemukan teori baru adalah "semangat" atau "culture" khas. Bayangkan, 1817 hubungan pantai dan pedalaman di hampir semua tempat di Sumatera barat hanya berupa jalan setapak Jalan-jalan setapak ini hanya bisa dilintasi orang dan kuda beban. Perjalanan biasanya hanya dilakukan pada siang hari secara berkelompok dengan didampingi oleh seorang atau lebih ahli bela diri utk hindari pencegatan. Tetua kampung bahkan terapkan "pajak jalan" di sepanjang wilayahnya. Letnan Jenderal Thomas Stamford Raffles, misalnya, mencatat 26 kali bayar (kalau sekarang bisa disebut premanisme0 dalam perjalanan ke pedalaman Minangkabau hanya untuk semangat membuktikan narasi besarnya
Posted on: Wed, 09 Oct 2013 10:55:40 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015