SEKILAS SEJARAH ==== IKONOKLASME - Bagian 2 1. ASPEK SOSIAL DAN - TopicsExpress



          

SEKILAS SEJARAH ==== IKONOKLASME - Bagian 2 1. ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI IKONOKLASME Tidaklah mudah memastikan semua unsur yang memungkinkan munculnya krisis ikonoklasme mencuat ke permukaan. Tetapi tidak sulit menduga bahwa krisis ini mempunyai aspek sosial dan ekonomi. Pasalnya demikian: aspek sosial dan ekonomi dari krisis ini tampak terutama pada tahap kedua (815-842). Kelompok devosional menarik perhatian sebagian terbesar penduduk periferi ibukota Bisantin. Mereka mi adalah para pengrajin, kaum proletar di perkotaan; dan tampaknya tetap melakukan dengan bakti penghormatan terhadap gambar-gambar suci. Persoalannya adalah mengapa doa-berdoa, devosi, yang disuburkan oleh tersedianya sarana devosional itu berkembang di kalangan orang kecil dan klas bawah dalam tata susunan masyarakat? Pada tahap pertama para pembela hormat bakti terhadap ikon terdiri antara lain atas para rahib. Pada tahun-tahun terakhir masa pemerintahan kaisar Konstantinus V Capronimus (741-775) banyak di antara para rahib yang menjadi martir dan pengaku iman, karena membela praktik devosional pada ikon. Kemenangan para devotan, 815, diinspirasikan dan digerakkan oleh Abbas Teodorus serta para rahib di Studion Konstantinopel. Kendati demikian tidak tersedia bukti yang objektif bahwa para penentang devosi pada ikon itu telah bersikap antimonastik. Lebih lanjut, kita dapat mengidentifikasikan dalam ikhtiar kaisar-kaisar ikonoklastis demi meningkatkan pemahaman teologis para pendukung garis keras filsafat politik Bisantin. Filsafat ini berusaha untuk menempatkan Gereja di bawah kekuasaan kaisar. Tetapi politik ini tidak selamanya berhasil, bahkan sebaliknya, ikonoklasme berakhir karena campur tangan kaisar. Cara pandang ini mendorong Kaisar Leo III untuk menyatakan kepada Paus Gregorius II dalam sepucuk surat: "Saya adalah Kaisar dan Imam". Pernyataan ini mempengaruhi Kaisar Leo V untuk mengungkapkan kepada para uskup di wilayah Timur [tahun 814]: "Saya juga putera Gereja; dan sebagai pengantara, saya akan mendengarkan kedua belah pihak; dan, hanya setelah mempertemukan keduanya, saya akan menentukan mana yang benar". Pernah hangat didiskusikan motif Kaisar Leo III mengesahkan dua maklumat (tahun 726 dan 730). Di sana ia memerintahkan untuk menghancurkan ikon. Perintah ini berkenaan dengan usaha melumpuhkan pengaruh para rahib, yang sungguh-sungguh berperan sebagai pemuka spiritual jemaat, dan untuk menguasai hak milik mereka, atau semata-mata kebiasaan para kaisar memaklumkan UU yang berkenaan langsung dengan soal-soal keagamaan? Ataukah karena kaisar bermaksud melibas praktik kultus ikon yang sudah mulai tersebar? Mungkin saja faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan kaisar. Prakarsa ini tak berasal dari kaisar, melainkan dari para uskup Asia Kecil. 2. ASPEK DOKTRINER IKONOKLASME Makna krisis ikonoklasme seharusnya dicari dan ditemukan dalam aspek doktriner. Kontroversi ikonoklasme pada dasarnya mengenai sasaran-sasaran iman Kristen dan sifat peribadatan Kristen baik pribadi maupun bersama. Asal usul dan dasar ikonoklasme terletak dalam sikap memusuhi setiap bentuk dan ekspresi seni keagamaan. Sikap permusuhan ini sebagian telah diwarisi Gereja kuno dari sinagoga (Kel 20:4). Dalam abad VIII permusuhan itu tersebar di Asia Kecil, yang mungkin disuburkan oleh tantangan kaum Muslim yang tidak memberi tempat pada "ikon" dalam tata peribadatan. Tentu Kaisar Leo III sangat dipengaruhi oleh pandangan para uskup di wilayahnya. Kaisar Leo III (+741) secara drastis menitahkan pada tahun 730: semua ikon harus disingkirkan dari Gereja, gambar-gambar dihapus, pakaian-pakaian liturgis, yang dibuat dengan jiwa seni, disita, relikui dibakar.(PS) (bersambung) ~Dv
Posted on: Mon, 12 Aug 2013 01:07:14 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015