SURIAH ADALAH BOLA API.. Perubahan Sikap Presiden AS terkait - TopicsExpress



          

SURIAH ADALAH BOLA API.. Perubahan Sikap Presiden AS terkait Serangan ke Suriah Minggu, 2013 September 01 15:53 639 Views Presiden Amerika Serikat Barack Obama mulai melangkah mundur setelah selama sepekan lalu mengancam akan segera mengagresi Suriah atas tuduhan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Damaskus. Sebelumnya, Obama menyebut serangan senjata kimia sebagai sebuah ancaman bagi AS dan sekutunya, oleh sebab itu serangan tersebut tidak boleh dibiarkan dan harus segera ditindak. Namun baru-baru ini, Obama meyakini bahwa intervensi militer Amerikan Serikat ke Suriah tergantung pada persetujuan Kongres. Ia mengatakan, meskipun saya sebagai presiden AS memiliki wewenang untuk menginstruksikan serangan namun saya meminta Kongres untuk memutuskannya. Menurut Obama, serangan tersebut kemungkinan akan digelar "besok, sepekan lagi atau bahkan sebulan kemudian." Ia menandaskan, kami adalah warga Amerika dan kami tidak dapat mengabaikan atas apa yang terjadi di Damaskus. Obama mengaku memiliki wewenang untuk memerintahkan serangan ke Suriah, namun ia mengatakan bahwa instruksinya itu akan lebih baik jika mendapat persetujuan dari Kongres. Menurut presiden AS, pihaknya telah berdialog dengan para pemimpin Demokrat dan Republik di Kongres dan mereka menyetujui serangan militer ke Suriah. Namun, Kongres AS mengumumkan akan memutuskan hal tersebut dua pekan mendatang. Berdasarkan konstitusi AS di pasal "wewenang perang" yang disahkan pada tahun 1974 terdapat pengecualian di mana presiden dapat menginstruksikan perang tanpa meminta izin Kongres. Namun perlu dicatat bahwa pengecualian tersebut berlaku jika Amerika atau pasukannya atau yang mencakup hal itu diserang atau dalam waktu dekat akan diserang. Tampaknya Obama menganggap kasus serangan ke Suriah sebagai salah satu bagian yang harus mendapat persetujuan dari Kongres. Sebagian pengamat memandang perubahan sikap presiden AS itu berhubungan dengan transformasi terbaru di tingkat regional dan internasional. Obama tidak dapat menarik kesepakatan internasional melalui persetujuan Dewan Keamanan PBB untuk menyerang Suriah. Padahal selama ini tiga resolusi untuk meningkatkan tekanan terhadap Suriah telah diusulkan oleh Barat dan sekutunya kepada Dewan Keamanan, namun ketiga resolusi itu telah diveto oleh anggota tetap lainnya seperti Rusia dan Cina. Baru-baru ini Inggris juga mengusulkan sebuah draf resolusi untuk memperoleh persetujuan serangan militer ke Suriah dari Dewan Keamanan, namun lagi-lagi upaya tersebut gagal. Mengingat baru-baru ini parlemen Inggris tidak menyetujui rencana pemerintah Perdana Menteri David Cameron untuk berpartisipasi dalam intervensi militer ke Suriah maka hanya Perancis yang akan membantu AS jika Pentagon melanjutkan rencananya. Kini hanya Paris yang menyatakan siap untuk membantu Washington menyerang Suriah meskipun sekarang ini di kalangan internal Perancis sendiri banyak kalangan yang menentangnya. Tampaknya, transformasi terbaru regional dan internasional telah menyebabkan presiden AS merasa sendiri jika menggelar aksi militer ke Suriah dan Obama tidak bersedia menanggung beban serangan tersebut sendirian. Ia bisa saja menginstruksikan serangan ke Suriah tanpa menunggu persetujuan Kongres berdasarkan kewenangan khusus yang ia miliki, tetapi tampaknya ia tidak akan melakukan hal itu. Selain itu, opini publik Amerika juga tidak menyetujui agresi militer ke Suriah. Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan NBC, 60 persen warga Amerika menentang penyerangan itu. Pada dasarnya, presiden AS meminta persetujuan Kongres untuk menyerang Suriah supaya keputusannya nanti mendapat dukungan kuat. Kemungkinan besar parlemen AS akan menyetujui intervensi militer ke Suriah, dan Senat yang mayoritas anggotanya Demokrat, tampaknya juga akan memberikan suara setuju. Obama yakin Kongres akan menyetujui aksi militer ke Suriah, namun jika tidak disetujui pun, ia juga tidak diharuskan untuk mematuhinya. Sebab, pengambilan suara di Kongres tersebut seolah-olah sekedar sebuah konsultasi. Meski dari sisi politik, pengabaian terhadap keputusan Kongres adalah hal yang sangat sulit, namun paling tidak proses tersebut telah memundurkan sikap pertama Obama, di mana sebelumnya ia menegaskan perlunya untuk segera menindak serangan kimia di Suriah. Tak diragukan lagi sikap ragu-ragu dan terkesan membuang waktu tersebut akan berpengaruh negatif terhadap reputasi Obama di mata sekutu AS yang lain terutama sekutu regional seperti Turki dan sejumlah negara Arab. (IRIB Indonesia/RA)
Posted on: Sun, 01 Sep 2013 10:48:17 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015