Sahabat yang baik... Di sore hari ini ijinkan saya kembali menyapa - TopicsExpress



          

Sahabat yang baik... Di sore hari ini ijinkan saya kembali menyapa Sahabat dengan kisah nyata di bawah ini : Suatu ketika satu keluarga berkunjung ke suatu jemaat, kita sebut nama suami dalam keluarga itu Berto. Berawal dari perkenalan Berto dengan Romie di dunia maya. Singkat cerita ternyata Romie adalah Kakak dari suami saudaranya Berto. Kaget dengan kondisi itu, Berto memutuskan Sabtu depan akan ke gereja dimana Romie berjamaah. Lalu Berto dan keluarga ke gereja Romie. Sampai disana, Berto kaget...anggota jemaat sangat CEDIKIT. Lalu Berto dan keluarga memutuskan untuk lebih sering datang ke gereja Romie dimana Romie adalah Ketua jemaat disana. Berselang beberapa bulan...bendahara sakit dan tak mampu lagi melanjutkan tugas. Jemaat dan Pendeta berusaha mencari pengganti. Akhirnya diputuskan agar Romie menggantikan posisi bendahara. Lalu Ketua? Diusulkan dan diputuskan agar Berto menjadi Ketua. Disampaikan pada Berto, Berto awalnya menolak. Bujuk punya rayu, akhirnya Berto mengatakan "iya" dengan syarat agar Pendeta bicara ke istri saya karena dia takkan mau pindah jemaat. Cukup lama proses membujuk istri Berto, akhirnya setelah melewati hari dan minggu-minggu, istri Berto menyerah dan setuju untuk pindah jemaat. Surat perpindahan diurus. Suatu hari Sabtu Berto mendatangi Pendeta dan tua-tua jemaat dimana Berto sebelumnya berjemaah. Baik Pendeta maupun tua-tua serta beberapa anggota tidak setuju, namum demi pelayanan...mereka akhirnya "iyakan". Namun surat perpindahan belum belum dibacakan... Lalu hari Selasa berikutnya, Pendeta di jemaat Romie datang ke rumah Berto menyampaikan bahwa tugas sebagai Ketua tidak jadi karena ada satu anggota majelis yang tidak setuju dengan alasan ini dan itu. Dengan berat Pendeta menyampaikannya pada Berto. Berto terdiam dan otaknya bekerja keras mencerna input NEGATIF tersebut menjadi output yang POSITIF. Tak lama dia jawab : "Tak apa-apa Pendeta, itu BAIK. Saya tidak pernah mengejar jabatan apapun. Biarlah kami melayani tanpa motivasi jabatan, tapi kita batalkanlah perpindahan kami karena jemaat kami sangat bersedih kami keluar." Pendeta bujuk lagi... Singkat cerita perpindahan tetap, lalu diberikanlah jabatan sebagai Pemimpin suatu departemen. Awalnya Berto menolak, namun bujuk punya bujuk...Berto terima dengan harapan Berto : kelak sinar TUHAN akan merekah melalui Berto dan keluarga di jemaat itu, agar ada bahkan semua anggota jemaat Romie memiliki pikiran seperti pikiran Paulus "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan TUHAN yang hidup di dalam aku." Sahabat... Bila kisah itu terjadi pada saya, saya yakin takkan mampu menerimanya. Paling sedikit saya akan KECEWA atau saya akan kesal pada Pendeta tersebut. Atau, kalaupun saya mampu, setidaknya butuh waktu berbulan atau mungkin bertahun untuk mengobati rasa kecewa tersebut. Mungkin...karena Berto sudah menghidupkan kalimat Paulus "bukan aku lagi yang hidup, tapi TUHAN yang hidup dalam hidupku" sehingga dia mampu. Ya, seharusnya kita semua yang mengaku "mengenal TUHAN" entah kita Pendeta atau koster di gereja akan bersikap seperti Paulus, "bukan aku lagi yang hidup, tapi TUHAN yang hidup dalam hidupku". Sehingga kita takkan KECEWA apapun yang terjadi dalam hidup ini, kita takkan KECEWA apapun yang dihadirkan TUHAN lewat sikap sesama dalam hidup kita. Bila TUHAN sudah hidup dalam hidup kita, kita akan terus berseru "BAIKLAH... BAIKLAH... bagiku !!!" dan kita akan terus menjadi berkat bagi sesama apapun kondisi lahiriah kita. Di sore yang melelahkan ini... Mari terus berlatih dan belajar POSITIF, BERSYUKUR, TERSENYUM dan BAHAGIA serta MEMBAHAGIAKAN sesama apapun kondisi kita. Itulah yang dikendaki TUHAN dari kita semua. Galatia 2:20 "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan TUHAN yang hidup di dalam aku." Salam, Elisa Sagala
Posted on: Tue, 10 Sep 2013 10:21:34 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015