Selasa, 10/09/2013 14:32 WIB Jangan Pendam Emosi Jika Tak Mau - TopicsExpress



          

Selasa, 10/09/2013 14:32 WIB Jangan Pendam Emosi Jika Tak Mau Risiko Kanker Meningkat Hingga 70% Ajeng Annastasia Kinanti - detikHealth Jakarta - Beberapa orang seringkali karena berbagai alasan tidak bisa mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan, termasuk jika sedang emosi atau marah. Tak hanya buruk bagi mental, jika terus-menerus dilakukan kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko kanker hingga 70 persen. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat oleh para ahli dari Harvard School of Public Health dan The University of Rochester ini mengungkapkan bahwa risiko kematian dini akibat beberapa penyakit fatal meningkat hingga 35 persen pada mereka yang jarang mengungkapkan perasaan dan emosi mereka. Hasil ini justru terjadi sebalikny pada mereka yang secara teratur mengungkapkan emosi mereka. Ketika kemudian para peneliti mengamati penyebab spesifik dari kematian tersebut, ditemukan bahwa peningkatan risiko untuk penyakit jantung meningkat sebanyak 47 persen dan untuk kanker sebanyak 70 persen, seperti dilansir Daily Mail , Selasa (10/9/2013). Dalam penelitian ini, tim peneliti mempelajari 796 pria dan wanita yang berusia rata-rata 44 tahun dan telah mendaftar untuk survei kesehatan pada tahun 1996. Bagian dari survei ini melibatkan pertanyaan yang dirancang untuk menilai berapa banyak peserta menekan emosi mereka dan survei ini diulang 12 tahun kemudian. Selama waktu tersebut, 111 orang dari 796 telah meninggal dunia. Sebagian besar penyebab kematiannya adalah akibat penyakit jantung atau kanker. Ketika peneliti menganalisis nilai emosi, mereka menemukan bahwa tingkat kematian tertinggi ada di antara mereka yang terbisa memendam kemarahan mereka. Hingga saat ini masih belum dapat ditemukan bagaimana emosi menyebabkan kematian dini. Namun sebuah teori mengungkapkan ini mungkin saja terjadi karena saat sedang emosi seseorang akan beralih pada minuman beralkohol, rokok atau junk food untuk membantu mengatasi perasaan mereka sendiri. Selain itu, stres juga diketahui mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit terkait kerusakan sel, seperti keluhan jantung dan kanker. Para peneliti di University of Valencia, Spanyol, menemukan bahwa marah dapat meningkatan aliran darah ke daerah frontal kiri otak, yang terlibat dalam mengalami emosi positif. Sementara sisi kanan lebih berkaitan dengan emosi negatif dan dapat memicu penarikan, ketakutan dan kesedihan. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Psychosomatic Research.
Posted on: Tue, 10 Sep 2013 07:58:03 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015