Seperti pemuda yang gemar mengasah kecerdasan intelektual dan ketajaman spiritualnya. Bisa juga diibaratkan sebagaimana kesatria tanpa tanding yang tengah menyempurnakan ilmu kedikjayaannya di lereng kawah candradimuka. Berlatih, berlatih, dan terus berlatih demi meningkatkan kualitas ilmu dan ketangkasannya, kualitas akal dan hatinya, kualitas logika dan bathinnya, kualitas jiwa dan raganya. Setelah tiba waktunya turun gunung, tak ada lagi yang perlu Ia takutkan kecuali hanya Dia yang Maha Perkasa. Semua yang menjadi sudut pandang mata bathinnya adalah sama, kecuali pada kebaikan dan kebenaran. Pada kebaikan Ia abdikan dirinya dan pada segala bentuk tindak kejahatan rela Ia korbankan jiwa raganya untuk memeranginya. Ia akan terus berjuang dan berusaha untuk menumpas segala bentuk kebathilan dan kemungkaran hingga kokoh tegak berdirinya yang hak dan yang benar. Baginya, mati dalam parjuangan adalah kesempurnaan diri yang menjadi idaman dalam tujuan akhir hidupnya. Kematian baginya adalah sebuah kesempurnaan modifikasi inovasi formula terbaru dengan tingkat efektifitas dan daya ekonomis yang telah berhasil Ia sempurnakan. Dunia memang hanyalah persinggahan sementara perjalanan panjang dari sejatinya proses pengembaraan ruh dan jiwa manusia. Perjalanan panjang saat manusia masih berada di alam ruh, saat masih berada di alam kandungan, saat masih berada di alam dunia, saat sudah berada di alam barzakh, saat sudah berada di alam akherat, dan saat sudah harus kembali pada keharibaanNya, kembali menyatu dengan dzatNya. Jika dalam preparat farmasi pada proses peracikan adalah hal yang sangat menentukan kelayakan suatu sediaan. Maka dalam dunia fana inilah bagaimana proses kehidupan selanjutnya sebenarnya sedang ditentukan nasibnya. Jadi, dunia hanyalah bagian kecil dari persinggahan perjalan panjang seorang anak manusia untuk kembali padaNya. Jasad raga wadak yang dikenakan akan kembali menjadi tanah. Jiwa yang suci akan dengan suka cita menunggu datangnya hari pengadilan. Jiwa yang kotor akan bimbang bukan kepalang menanti datangnya hari yang sungguh amat sangatlah mengerikan itu. Formula yang sesuai standar dengan dosis tepat akan memberikan efek terapi yang maksimal dan formula yang tak sesuai standar dengan dosis berlebih bisa menjadi racun mematikan dalam tubuh, atau malah bisa tidak memberikan efek therapi sama sekali bila dosisnya direndahkan dan terlalu rendah. Mutu kimia dan fisika yang baik tanpa adanya efek farmakologi dan farmakoterapi yang baik itu sama dengan percuma. Efek farmakologi dan farmakoterapi yang baik tanpa adanya mutu kimia dan fisika yang sesuai juga sama dengan sia – sia. Kecerdasan intelektual tanpa kecerdasan spiritual itu sama dengan bohong. Kecerdasan spiritual tanpa kecerdasan intelektual itu akan terasa kosong. Seorang yang berfikir tanpa hati dan perasaannya akan sangat mudah terpengaruh oleh tipu daya nafsu dunia. Sedangkan orang yang hanya pandai berperasaan tanpa menggunakan logika berfikirnya itu seperti jiwa penasaran yang kehilangan wadaknya di alam dunia. Maka, gunakan selalu dua kaki dalam melangkah agar tidak pincang saat sedang berjalan. Agar lebih mudah berjalan dalam mengarungi petualangan panjang, pengembaraaan abadi menuju keharibaanNya yang kekal dan abadi. Kala seorang telah terlahir ke dunia ia menangis dan semua tersenyum atas kehadirannya. Harapannya tentu saat seorang tersebut telah kembali padaNya ia dapat tersenyum dan semua akan menangis atas kepergiannya. Hidup hanya sekali, untuk apa hidup jika hanya menunggu mati. Jika hidup hanya sekedar makan, tidur, memiliki pasangan, punya anak, dan mati. Lalu apa bedanya manusia dengan hewan ternak milik kakek dan nenekku yang di kampung. Jadilah formula yang bukan hanya sekedar menjadi obat, tapi jadilah formula yang juga dapat memberikan efek farmakologi dan terapi yang maksimal dengan mutu kimia fisika yang memang sesuai dengan standar mutu literatur.
Posted on: Thu, 29 Aug 2013 04:24:44 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015