Serba Serbi Dunia Penerbangan : MERPATI AIRLINES - TopicsExpress



          

Serba Serbi Dunia Penerbangan : MERPATI AIRLINES GANTI DIREKSI Maskapai Merpati Nusantara kembali membuat berita. Kali ini adalah penggantian seluruh jajaran direktur, termasuk direktur utama oleh pemegang saham (Pemerintah cq. Kementerian BUMN). Rejim Dirut Rudy Setyo Purnomo (yang sebelumnya adalah salah satu komisaris Merpati) harus berakhir pada 31 Juli lalu dan digantikan rejim Capt Asep Eka Nugraha, mantan Direktur Operasi yang kemudian mengundurkan diri pada era Rudy SP. Rejim Rudy SP sebenarnya baru 14 bulan menjalankan biduk Merpati, yaitu sejak 11 Mei 2012. Namun kursi panas pucuk pimpinan maskapai pelat merah itu tidak bisa dengan nyaman didudukinya. Sebelum Rudy, beberapa direktur utama juga tidak bisa berlama-lama duduk. Setelah Hotasi Nababan mengundurkan diri dari dirut pada awal 2008, dirut-dirut selanjutnya tidak ada yang bertahan lebih dari dua tahun. Tercatat sebagai pengganti Hotasi adalah Cucuk Suryo Suprojo (3 Maret 2008- 7 Agustus 2008), kemudian Bambang Bhakti (7 Agustus 2008 – 27 Mei 2010) dan Sarjono Jhony (27 Mei 2010 – 11 Mei 2012). Penggantian Rudy oleh Asep, menurut Plh Deputi Bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Imam A Putro adalah karena kondisi Merpati tidak kunjung membaik. “Sudah satu tahun tidak ada perubahan,” ujar Imam. (Detik, 31/7/2013) Selain penggantian semua pejabat, jajaran direksi juga diciutkan dari lima menjadi tiga. Tiga direktur tersebut adalah Direktur Utama, Direktur Keuangan dan Direktur Produksi. Direktur Keuangan dijabat oleh Daulat Musa yang sebelumnya pejabat di PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Sedangkan Direktur Produksi dijabat oleh Capt Haryo Suryokusumo, pilot senior dari aliansi Internasional Sky Team. Untuk memenuhi aturan keselamatan penerbangan, sejumlah direktur seperti direktur operasi, direktur teknik/ maintenance dan direktur niaga tetap ada. Namun posisinya berada dibawah direktur produksi. Sedangkan direktur keselamatan langsung di bawah direktur utama. Pada tiga hari sebelum lebaran (5 Agustus 2013), jajaran direksi Merpati tersebut membeberkan rencana aksi korporasi mereka kepada Angkasa. Capt Asep yang menjadi juru bicara. Konsolidasi internal Diakui atau tidak, goncangnya Merpati adalah tidak akurnya sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Bahkan beberapa orang yang sebenarnya sudah berada di luar Merpati, juga seperti tidak rela akan keberadaaannya itu. Keadaan seperti itu membuat Merpati seperti tidak punya pemimpin dan tidak punya arah akan “terbang” ke mana. Semua ingin memuaskan ego. “Sangat gaduh, sehingga memunculkan negative campaign bagi Merpati,” ujar Asep. Salah satu langkah pertama yang akan diambil manajemen baru adalah mengadakan rekonsiliasi nasional ala Merpati. “Grup- grup karyawan akan kami ajak duduk bareng. Kita sampaikan informasi yang ada. Bisa jadi perbedaan karena informasi tidak nyampe,” lanjut Asep. Menurutnya, yang akan dijelaskan adalah target akhir dari Merpati. Pertanyaan yang harus dijawab oleh semua SDM di Merpati adalah: “Layakkah Merpati hidup?” Jawaban pertanyaan itu akan dijadikan bahan untuk merumuskan tujuan bersama. (Gatot R) (Tulisan selengkapnya bisa dibaca di Maj. Angkasa edisi September 2013)
Posted on: Sat, 21 Sep 2013 00:35:36 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015