Seribu Tahun ( A Thousand Years ) -Part 2- NO BULLY NO COPAS NO - TopicsExpress



          

Seribu Tahun ( A Thousand Years ) -Part 2- NO BULLY NO COPAS NO EDIT Ga suka ga usah baca :) I have died everyday waiting for you (Tiap hari aku mati karena menantimu) Darling don’t be afraid I have loved you (Kasih jangan takut,Aku telah mencintaimu) Tidak rela. Kedua kata itu cocok untuk mewakili ekspresi wajah (Nama Kamu) sekarang. Sekian menit (Nama Kamu) melihat pemandangan yang berada di depan matanya dengan air muka kecewa, kesal dan juga ditemani dengan organ yang bernama hati di dalam tubuhnya bagaikan mengeluarkan rasa perih. ‘Iqbaal berpacaran dengan Adiba’ (Nama Kamu) sudah mendengar kabar itu, ia sudah mendengar rumor itu. Atau mungkin, tidak tepat lagi untuk disebut sebagai rumor. Karena ia sendiri sudah melihat faktanya dengan kedua matanya sendiri. Adiba, gadis cantik dan sangat populer di sekolahnya kini tengah duduk dengan mesra bersama Iqbaal di bangku panjang yang terdapat tepat di bawah pohon besar di tengah-tengah gedung sekolahnya. Adiba merebahkan kepalanya di atas bahu kanan Iqbaal. Sementara Iqbaal juga tampak tidak menolak kelakuan manja Adiba kepadanya. Kini, keduanya memang tengah menjadi bahan sorotan yang hangat di sekolah itu. Termasuk juga oleh (Nama Kamu). Pertama kali (Nama Kamu) mendengar rumor itu, sikapnya memang masih biasa saja. Mencoba untuk tidak terganggu dengan kabar tidak jelas seperti itu. Tapi sekarang, berkali lipat ia sangat terganggu dengan kabar itu. Jujur saja, (Nama Kamu) muak. Sangat muak, karena setiap ia melangkahkan kakinya, setiap itu pula kabar itu terdengar di telinganya. Ia lelah dan sekaligus merasa sakit mendengar kabar itu. Walaupun melihat lelaki itu tengah duduk mesra bersama dengan seorang gadis, tapi (Nama Kamu) masih tetap bertahan di tempatnya berdiri. Tak berniat sama sekali untuk berlari pergi. (Nama Kamu) menahan rasa sakitnya, menahan air mata yang memuncak, hanya untuk satu tujuan. Melakukan kegiatan favoritnya, melihat wajah Iqbaal dengan waktu yang lama. … For a thousand years (Ribuan Tahun) I’ll love you for a thousand more (Aku akan mencintaimu Ribuan tahun lagi) “Kau disini rupanya” seorang gadis cantik dengan kulit putih susu menghempaskan tubuhnya di bangku yang sama dengan bangku panjang yang diduduki (Nama Kamu). (Nama Kamu) tersenyum simpul saat melihat temannya itu kini sudah duduk di sebelahnya. Salsha Adriani, gadis cantik berambut hitam panjang satu-satunya teman yang ia miliki sejak ia menginjak kelas satu SMA. Dan bahkan kini juga menjadi temannya di Oxford University. “Alvaro Maldini mana?” tanya (Nama Kamu). “Dia sedang ada kelas. Mungkin satu jam lagi selesai” jawab Salsha. (Nama Kamu) mengangguk pelan saat mendengar jawaban singkat Salsha. Matanya kembali menatap ke depan. Fokus ke satu arah. Yaitu Iqbaal Dhiafakhri. “Dua jam lagi kita ada kelas dengan Bu Rina guru Biologi” ucap Salsha setelah ia menatap sekilas jam tangan hitamnya. “Aku tau” balas (Nama Kamu)pelan. Salsha melirik sekilas wajah (Nama Kamu). Sementara (Nama Kamu) masih sibuk memandangi lelaki tinggi kecokelatan itu. Walaupun (Nama Kamu) terlihat tidak fokus dengan ucapan yang dikeluarkannya tadi, tapi Salsha tau, (Nama Kamu) pasti mengerti maksudnya. Beberapa hari lalu, (Nama Kamu) menyadari satu hal. Sekalipun di dalam hidupnya, bahkan setelah ia berada di umur 20 tahun seperti saat ini, (Nama Kamu) belum pernah berpacaran dengan lelaki manapun. (Nama Kamu) tertawa kecil saat menyadari hal itu. Sebenarnya selepas dari sekolah menengah, sudah tak terhitung berapa banyak lelaki yang mencoba untuk mengajaknya berkencan. Tapi tidak ada satupun yang diterimanya. Jangankan menerima, (Nama Kamu) merasa tertarik saja tidak. Entah bodoh, atau memang sudah direncanakannya dari awal. Fokusnya setiap hari hanya lelaki yang bernama Iqbaal. Tidak tau manfaat apa yang didapatkannya dari memperhatikan lelaki itu. Tapi sungguh, (Nama Kamu) merasa sangat puas setelah berlama-lama memperhatikan Iqbaal. … Time stands still (Waktu Berhenti Berputar) Good look in all he is (Segala tentangnya begitu Indah) I will be brave (Saya akan Berani) Dari pagi hingga menjelang sore di kota Inggris, tidak sedikitpun (Nama Kamu) melihat sosok Iqbaal. (Nama Kamu) baru saja menyelesaikan kelasnya yang memang dilakukan pada sore hari di sekolah itu. Kedua kaki (Nama Kamu) melangkah dengan cepat. Menuju ruang practice dance di sekolahnya yang terdapat di lantai dua. Menurut insting (Nama kamu), lelaki bernama Iqbaal itu sedang berada di ruang practice dance. Beruntung pintu ruangan itu tidak tertutup rapat. Sehingga (Nama Kamu) bisa mengintip sedikit ke dalam untuk memastikan keberadaan lelaki itu. Benar, Iqbaal sedang duduk bersila di tengah-tengah ruangan tersebut. Lelaki itu tampak sedang tidak baik-baik saja. Dan (Nama Kamu) tau penyebabnya. Baru beberapa bulan hubungan Iqbaal dengan Adiba berjalan, tapi Iqbaal harus menerima kenyataan buruk tentang gadis itu. Lelaki itu melihat dengan mata kepalanya sendiri Adiba tengah berciuman mesra dengan Bidi, teman sepermainannya sendiri. (Nama Kamu) tau dengan jelas. Seseorang bernama Bidi di sekolahnya merupakan lelaki yang senang mempermainkan perempuan. Tipe lelaki yang sangat dibenci (Nama Kamu). Itulah salah satu alasan saat kelas dua tahun lalu(Nama Kamu) sangat takut ketika Bidi mencegat langkah kakinya yang akhirnya diakhiri dengan suara pertolongan dari Iqbaal. Namun (Nama Kamu) benar-benar tidak menyangka, Adiba berani mencampakkan Iqbaal hanya demi seorang lelaki menggelikan seperti Bidi. Tidak masuk akal baginya.(Nama Kamu) hampir tidak berkedip saat melihat Iqbaal yang belum juga berniat untuk berdiri dari duduknya. (Nama Kamu) sadar, Iqbaal benar-benar kecewa dengan gadis itu. Percayalah, memang terasa sangat sakit saat melihat lelaki yang kau cintai berpacaran dengan gadis lain. Tapi akan lebih sakit lagi jika melihat lelaki yang kau cintai itu dikecewakan. Dan inilah yang (Nama Kamu) rasakan. —- I will not let anything take away (Takkan kubiarkan semuanya berlalu begitu saja) What’s standing in front of me (Apa yang menghalangi di depanku) (Nama Kamu) tersenyum lega saat melihat Iqbaal tertawa. Lelaki itu tertawa lebar bersama kedua temannya, Bastian dan Aldi. Raut wajah kecewa sudah benar-benar hilang dari wajahnya. Tidak sampai tiga hari Iqbaal sudah kembali tertawa seperti biasanya dengan teman-teman sepermainannya itu. Bedanya, kini tidak ada lagi sosok Bidi diantara mereka. Entah kemana, (Nama Kamu)) juga tidak mau tau tentang keberadaan lelaki itu. Ia tidak peduli. Yang ia pedulikan hanya Iqbaal. Dan senyuman manis kini sudah terhias kembali di bibir lelaki itu. #Songs Memandang wajahmu Cerah.. Membuatku Tersenyum senang,Indah Dunia... Tentu saja kita pernah mengalami perbedaan... Kita Lalui.. Tapi aku merasa jatuh terlalu dalam,Cintamu... Ku tak akan berubah,,,,ku tak ingin kau pergi selamanya... Ku kan setia.. Menjagamu,bersama dirimu...dirimu.. Sampai nanti.. Akan selalu bersama dirimu... Maaf klo jelek,typo,gaje,kampungan,dll Penasaran? Like dan Comment yang banyak dulu! Dan follow @firaa_adeliaa _Makasih_ _adm..firaa_
Posted on: Wed, 03 Jul 2013 13:53:02 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015