Seringkali para perempuan gak nyaman dengan yang satu ini, si - TopicsExpress



          

Seringkali para perempuan gak nyaman dengan yang satu ini, si PUTIH...... KEPUTIHAN/ FLOUR ALBUS I. Pengertian 1.1. merupakan sekresi vaginal pada wanita. 1.2. kombinasi dari cairan dan sel yang terus keluar melalui vagina. 1.3. Fluor albus (white discharge, leukorea, keputihan) adalah bukanlah suatu penyakit melainkan gejala berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang berlebihan dan bukan merupakan darah. II. Epidemiologi Penelitian secara epidemiologi, fluor albus patologis dapat menyerang wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, ekonomi dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Flour albus patologis sering disebabkan oleh infeksi, salah satunya Bateri Vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus terinfeksi vagina), Vulvovaginal Candidiasis (VC) disebabkan oleh jamur candida species, 80-90% oleh candida albicans, Trichomoniasis (TM) disebabkan oleh trichomoniasis vaginalis, angka kejadiannya sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina. III. Patogenesis Meskipun banyak variasi warna, konsistensi, dan jumlah dari sekret vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu diinterpretasikan penderita sebagai suatu infeksi, khususnya disebabkan oleh jamur. Beberapa perempuan pun mempunyai sekret vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar dari vagina mengandung sekret vagina, sel-sel vagina yang terlepas dan mucus serviks, yang akan bervariasi karena umur, siklus menstruasi, kehamilan, penggunaan pil KB. Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, dan hasil metabolit lain. Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain. Kandidiasis vaginalis merupakan infeksi vagina yang disebabkan oleh Candida sp. terutama C. albicans. Infeksi Candida terjadi karena perubahan kondisi vagina. Sel ragi akan berkompetisi dengan flora normal sehingga terjadi kandidiasis. Hal-hal yang mempermudah pertumbuhan ragi adalah penggunaan antibiotik yang berspektrum luas, penggunaan kontrasepsi, kadar estrogen yang tinggi, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, pemakaian pakaian ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi. Perubahan lingkungan vagina seperti peningkatan produksi glikogen saat kehamilan atau peningkatan hormon esterogen dan progesterone karena kontrasepsi oral menyebabkan perlekatan Candida albicans pada sel epitel vagina dan merupakan media bagi prtumbuhan jamur. Candida albicans berkembang dengan baik pada lingkungan pH 5-6,5. Perubahan ini bisa asimtomatis atau sampai sampai menimbulkan gejala infeksi. Penggunaan obat immunosupresan juga menajdi faktor predisposisi kandidiasis vaginalis. Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari Trichomonas vaginalis. Vaginitis sering disebabkan karena flora normal vagina berubah karena pengaruh bakteri patogen atau adanya perubahan dari lingkungan vagina sehingga bakteri patogen itu mengalami proliferasi. Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut dan memacu pertumbuhan bakteri patogen. Pada vaginosis bacterial, diyakini bahwa faktor-faktor itu dapat menurunkan jumlah hidrogen peroksida yang dihasilkan oleh Lactobacillus acidophilus sehingga terjadi perubahan pH dan memacu pertumbuhan Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis dan Mobiluncus yang normalnya dapat dihambat. Organisme ini menghasilkan produk metabolit misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga merupakan penyebab timbulnya bau pada fluor albus pada vaginosis bacterial. Fluor albus mungkin juga didapati pada perempuan yang menderita tuberculosis, anemia, menstruasi, infestasi cacing yang berulang, juga pada perempuan dengan keadaan umum yang jelek, higiene yang buruk dan pada perempuan yang sering menggunakan pembersih vagina, disinfektan yang kuat. IV. Fungsi Keputihan Membersihkan dan melindungi vagina. Warna dan konsistensi keputihan bervariasi dari putih dan lengket dan berair jelas antara periode menstruasi , kira-kira sesuai dengan tahap siklus reproduksi . V. Jenis Keputihan Fluor albus fisiologik pada perempuan normalnya hanya ditemukan pada daerah porsio vagina. Sekret patologik biasanya terdapat pada dinding lateral dan anterior vagina. 5.1. Fisiologis (normal) Fluor albus fisiologik ditemukan pada : 5.1.1. Bayi baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari: disini sebabnya ialah pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin. 5.1.2. Menjelang atau setelah haid. 5.1.3. Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini berkaitan dengan kesiapan vagina untuk menerima penetrasi pada senggama. 5.1.4. Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer. 5.1.5. Kehamilan 5.1.6. Stres, kelelahan 5.1.7. Pemakaian Kontrasepsi Hormonal 5.1.8. Pengeluaran sekret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan penyakit menahun, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri. 5.2. Pathologis (tidak normal) 5.2.1. Bakteri a. Gonococcus Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative “Neisseria gonorrhoeae” ditemukan oleh Neisser in 1879. N. gonorrhoeae adalah diplokok berbentuk biji kopi, bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram negatif dengan ukuran 0,8 – 1,6 mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus tidak tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual. Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2 dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 35-37°C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal. Pada sediaan langsung dengan gram bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram bersifat gram negative, terlihat diluar dan dalam leukosit, kuman ini tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, dan tidak tahan zat desinfektan Secara morfologik gonokok terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili dan bersifat virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menyebabkan reaksi radang. Organisme ini menyerang membran mukosa, khususnya epitel kolumnar yang terdapat pada uretra, servik uteri, rectum, dan konjungtiva. Gambaran tersebut dapat terlihat pada pemeriksaan Pap Smear, tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada pemeriksaan sedian apus dengan pewarnaan Gram. Cara penularan penyakit ini adalah dengan senggama. b. Chlamydia Trachomatis Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan penyakit traukoma. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina yang berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal. Dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Bakteri ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel vagina. Pada pemeriksaan Pap Smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi clamidia ini karena siklus hidupnya tidak mudah dilacak. c. Gardanerrella vaginalis Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan yang optimal pada pH 5.0-6.5. Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. d. Treponema Pallidum (Spirochaeta pallida) Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan penyakit dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata. Bakteri berbentuk spiral P: 6 – 15 μ, L: 0,25 μ, lilitan: 9 – 24 dan tampak bergerak aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada pemeriksaan mikroskopis lapangan gelap. Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh. Penularan dapat secara kontak langsung yaitu melalui coital : STD dan dapat juga melalui non-coital (jarum suntik). 5.2.2. Jamur a. Candida Albican Cairan yang dikeluarkan biasanya kental, berwarna putih susu seperti susu pecah atau seperti keju, dan sering disertai gatal, vagina tampak kemerahan akibat proses peradangan. Dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu (pseudohifa). Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah kehamilan, diabetes mellitus, pemakai pil kontrasepsi. Pasangan penderita juga biasanya akan menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong. 5.2.3. Parasit a. Trichomonas Vaginalis Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop. Cara penularan penyakit ini dengan senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset (MULAI DARI SEKARANG HATI- HATI DENGAN CLOSET DUDUK YANG ADA DI TEMPAT- TEMPAT UMUM MISALNYA DI MALL). 5.2.4. Virus a. Herpes Simpleks Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2 yang merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35% dapat juga disebabkan virus herpes simpleks tipe 1. Pada awal infeksi tampak kelainan kulit seperti melepuh seperti terkena air panas yang kemudian pecah dan meimbulkan luka seperti borok. Pasien merasa kesakitan. b. Human Papilloma Virus Papovavirus merupakan virus kecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai genom beruntai ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada tempat infeksi pada sel) yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuk simetri ikosahedral. Berkembang biak pada inti sel. Human Papilloma Virus merupakan penyebab dari kondiloma akuminata. Kondiloma ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger ayam berukuran besar. Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal. Penyakit ini ditularkan melalui senggama dengan gambaran klinis menjadi lebih buruk bila disertai gangguan sistem imun tubuh seperti pada kehamilan, pemakain steroid yang lama seperti pada pasien dengan gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta penderita HIV AIDS. 5.2.5. Iritasi 1. Sperma, pelicin, kondom 2. Sabun cuci dan pelembut pakaian 3. Deodorant dan sabun 4. Cairan antiseptic untuk mandi. 5. Pembersih vagina. 6. Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat 7. Kertas tisu toilet yang berwarna. 5.2.6. Tumor atau jaringan abnormal lainnya Tumor atau kanker akan menyebabkan fluor albus patologis akibat gangguan pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan makanan dan O2 pada sel tumor atau kanker tersebut. Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak dan berbau busuk akibat terjadinya proses pembusukan tersebut dan sering kali disertai adanya darah yang tidak segar. 5.2.7. Benda asing Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai sewaktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus uteri dapat merangsang pengeluaran caian vagina secara berlebihan. Jika rangsangan ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal yang berada dalam vagina sehingga timbul fluor albus. 5.2.8. Radiasi 5.2.9. Fistula 5.2.10. Penyebab Lain 1. Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik 2. Tidak diketahui : “ Desquamative inflammatory vaginitis” VI. Gambaran Klinis Segala perubahan yang menyangkut warna dan jumlah dari sekret vagina merupakan suatu tanda infeksi vagina. Infeksi vagina adalah sesuatu yang sering kali muncul dan sebagian besar perempuan pernah mengalaminya dan akan memberikan beberapa gejala fluor albus : 6.1. Keputihan yang disertai rasa gatal, ruam kulit dan nyeri. 6.2. Sekret vagina yang bertambah banyak 6.3. Rasa panas saat kencing 6.4. Sekret vagina berwarna putih dan menggumpal 6.5. Berwarna putih kerabu-abuan atau kuning dengan bau yang menusuk Pada infeksi karena Gonokokus, kelainan dapat ditemui adalah orifisium uretra eksternum merah, edema, labia mayora dapat bengkak, merah dan nyeri tekan. Cairan yang keluar dari vagina pada infeksi ini yang lebih dikenal dengan nama gonorrhea ini berwarna putih kental/ kekuningan (mukopurulen) yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung Neisseria gonorrhea. Kadang-kadang kelenjar bartholini ikut meradang dan terasa nyeri waktu berjalan atau duduk. Pada pemeriksaan melalui spekulum terlihat serviks merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Pada infeksi klamidia biasanya tidak bergejala. Sekret vagina yang berwarna kuning seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal. Vaginosis bacterial menyebabkan sekret vagina yang keruh, encer, putih abu-abu hingga kekuning-kuningan dengan bau amis dan juga memberikan gambaran vulva dan vagina yang hiperemis, sekret yang melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau berkilau. Pada pemeriksaan serviks dapat ditemukan erosi yang disertai lendir bercampur darah yang keluar dari ostium uteri internum. Bau semakin bertambah setelah hubungan seksual. Pada sifilis yang disebabkan oleh bakteri Triponema Pallidum tampak cairan putih kekuningan, bau anyer, terdapat luka pada bibir kemaluan, yang tidak nyeri, disertai pembesaran kelenjar getah bening pada lipatan paha kanan kiri. Pada Kandidiasis Vaginalis dapat ditemukan peradangan pada vulva dan vagina, gatal dari sedang hingga berat dan rasa terbakar kemerahan dan bengkak. Pada dinding vagina sering terdapat membran-membran kecil berwarna putih yang jika diangkat meninggalkan bekas yang agak berdarah. Sekret vagina menggumpal putih kental. Pada Trikomonas Vaginalis (Trikomoniasis) dinding vagina tampak merah, sembab dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih saat berkemih. Pada pria sering tanpa gejala sehingga mereka tidak menyadari dan menularkan pada istri atau pasangannya.. Kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai Strawberry appreance. Bila sekret banyak dikeluarkan dapat menimbulkan iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna. Sekret vagina biasanya sangat banyak, berwarna kuning kehijauan, berbusa/berbuih menyerupai air sabun dan berbau busuk. Pada herpes genitalis akan tampak adanya vesikel-vesikel pada vulva, labia mayor, labia minora, vagina dan serviks. Pada keadaan lebih lanjut dapat dilihat adanya ulkus-ulkus pada vagina dan serviks. Pada Kondiloma akumilata yang disebabkan oleh Human Papiloma Virus tampak cairan vagina berwarna keputihan, berbau amis, disertai kumpulan kutil menyerupai jengger ayam. Pada kanker serviks awal akan terlihat bercak berwarna kemerahan dengan permukaan yang tidak licin. Gambaran ini dapat berkembang menjadi granuler, berbenjol-benjol dan ulseratif disertai adanya jaringan nekrotik. Disamping itu tampak sekret yang kental berwarna coklat dan berbau busuk. VII. Diagnosis 7.1. Anamnesis 7.1.1. Usia Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita atau wanita dewasa, fluor albus yang terjadi mungkin karena kadar estrogen yang tinggi dan merupakan fluor albus yang fisiologis. Wanita dalam usia reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi lainnya. Pada wanita yang usianya lebih tua harus dipikirkan kemungkinan terjadinya keganasan terutama kanker serviks. 7.1.2. Metode kontrasepsi yang dipakai Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan adanya infeksi jamur. Pemakaian IUD juga dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks menjadi meningkat. 7.1.3. Kontak Seksual Untuk mengantipasi fluor albus akibat PHS seperti Gonorea, Kondiloma Akuminata, Herpes Genitalis dan sebagainya. Hal yang perlu ditanyakan kontak seksual terakhir dan dengan siapa melakukan. 7.1.4. Sifat Flour Albus Hal yang harus ditanya adalah jumlah, bau, warna, dan konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan sudah berapa lama kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu ditanyakan secara detail karena dengan mengetahui hal-hal tersebut dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya. 7.1.5. Hamil atau menstruasi Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi, karena pada keadaan ini fluor albus yang terjadi adalah fisiologis. 7.1.6. Masa Inkubasi Bila fluor albus timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau pengaruh rangsangan fisik. 1. Penyakit yang diderita 2. Penggunaan obat antibiotik atau kortikosteroid. 7.1.7. Perilaku Pasien yang tinggal di asrama atau bersama temannya kemungknan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan terjadinya fluor albus cukup besar. Contoh: kebiasan yang kurang baik tukar menukar alat mandi atau handuk. 7.2. Pemeriksaan Fisik dan Genital Pemeriksaan fisik secara umum harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan penyakit kronis, gagal ginjal, ISK, dan infeksi lainnya yang mungkin berkaitan dengan fluor albus. Pemeriksaan khusus yang juga harus dilakukan adalah pemeriksaan genetalia yaitu meliputi : 7.2.1. Inspeksi dan palpasi genitalia eksterna 7.2.2. Pemeriksaan spekulum untuk melihat vagina dan serviks 7.2.3. Pemeriksaan pelvis bimanual Untuk menilai cairan dinding vagina, hindari kontaminasi dengan lender vagina. Dan dapat disesuaikan dari gambaran klinis sehingga dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. 7.3. Pemeriksaan Laboratorium Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah : 7.3.1. Pengukuran PH Penentuan pH dengan kertas indicator (N: 3.0-4.5) Hasil pengukuran pH cairan vagina 7.3.2. Penilaian sediaan basah Penilaian diambil untuk pemeriksaan sedian basah dengan KOH10% dan NaCl 0.9%. Cairan dapat diperiksa dengan melarutkan sampel dengan 2 tetes larutan NaCl 0,9% diatas objek glass dan sampel kedua di larutkan dalam KOH10%. Penutup objek glass ditutup dan diperiksa di mikroskop. 1. Trikomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan NaCl 0.9% sebagai parasit berbentuk lonjong dengan flagelanya dan gerakannya yang cepat. 2. Candida albicans akan terlihat jelas degan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) atau hifa semu. 3. Vaginitis non spesifik yang disebabkan oleh Gardnerella vaginalis pada sediaan dapat ditemukan beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak seberapa banyak dan banyak sel-sel epitel yang sebagian besar permukannya berbintik-bintik. Sel-sel ini disebut clue cell yan merupakan ciri khas infeksi Gardnerella vaginalis. 7.3.3. Pewarnaan Gram Neisseria Gonorhoea memberikan gambaran adanya gonokokus intra dan ekstra seluler. Gardnerella vaginalis memberikan gambaran batang-batang berukuran kecil gram negative yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil. 7.3.4. Kultur Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara pasti, tetapi seringkali kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-hati dalam penafsiran. 7.3.5. Pemeriksaan Serologis Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi Herpes Genitalis dan Human Papiloma Virus dengan pemeriksaan ELISA. 7.3.6. Test Pap Smear Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan pada serviks, infeksi Human Papiloma Virus, peradangan, sitologi hormonal, dan evaluasi hasil terapi. Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis vaginosis bakterial harus ada tiga dari empat kriteria sebagai berikut, yaitu : 1. Adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, 2. Adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada cairan vagina 3. duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, 4. pH vagina lebih dari 4.5 dengan menggunakan nitrazine paper. VIII. Penatalaksanaan Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan: 1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan. 2. Setia kepada pasangan. 3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak. 4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang. 5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina. 6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi. 7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya. Adapun treatment Tahitian Noni Bioactive Beverage yaitu : • TNBB Extra dapat diberikan : Dewasa : 4 x 30 cc (pagi, siang, sore dan malam) • TNBB Original dapat diberikan : Dewasa : 4 x 60 cc (pagi, siang, sore dan malam) Sedangkan untuk maintenance dapat diberikan : • TNBB Extra dapat diberikan : 2 x 30 cc ( pagi dan malam) • TNBB Original dapat diberikan : 2 x 60 cc ( pagi dan malam). Dan jangan lupa untuk mengkonsumsi air putih hangat minimal 3 liter / hari karena Tahitian Noni Bioactive Beverage mudah larut dalam air dan komunikasi antar sel di dalam tubuh dapat saling tercipta dengan baik. TNBB merupakan antioksidan terbaik yang merupakan anti bakteri, anti virus, serta anti jamur karena kaya akan bioactive yaitu iridoid sebagai komponen terbesar dalam Tahitian Noni Bioactive Beverage. TNBB memiliki efek sebagai anti mikroba karena mengandun getanol, methanol serta etilasetat. TNBB juga mengandung Antraquinon sebagai anti bakteri, anti parasite (jamur) serta anti infl amasi (peradangan) dan anti kanker yang dapat meningkatkan system imunitas tubuh serta bersama dengan Damnacantal yang dapat menghambat pertumbuhan kanker. Konsultasikan keputihan dengan kami, kami akan membantu anda dan siap mendampingi anda selama mengkonsumsi TNBB Ciri- ciri keputihan masih tergolong normal bila : 1. Bentuknya cair/encer 2. Warna bening atau sedikit putih 3. Jumlahnya sedikit 4. Hampir tidak berbau 5. pH asam, antara 3,8 – 4,5 6. Tidak menimbulkan rasa gatal atau nye Ciri- ciri keputihan abnormal/patologis Bila cairan yang keluar dari vagina memiliki karakteristik seperti di bawah ini : 1. Bentuknya kental 2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau 3. Dalam jumlah banyak 4. Berbau tidak sedap 5. Menimbulkan gatal kadang nyeri pada genital dan sekitarnya 6. Mengandung darah
Posted on: Fri, 15 Nov 2013 03:36:00 +0000

Recently Viewed Topics




© 2015