Setelah Kuntilanak Minta Rokok Acek Tobat Main ‘Wanita - TopicsExpress



          

Setelah Kuntilanak Minta Rokok Acek Tobat Main ‘Wanita Nakal’ Foto kuntilanak) Hujan setengah lebat membuat ,Acek, harus menghentikan Vespanya untuk berteduh di salah satu Ruko yang berada persis tak jauh berhadapan dengan perkuburan di Desa Mule Rejo, Binjai. Acek tak ingin menembus hujan pada malam itu menuju rumahnya, karena kalaupun dilanjutkan perjalan membuat tubuh Aceh akan basah kuyub, dan tentunya badan Acek akan menggigil kedinginan. Untuk itu Acek memutuskan untuk istirahat sejenak di antara Ruko yang ada menunggu hujan redah. Acek terlihat dapat menikmati istirahat sejenak, sambil menghisap rokoknya agar dinginnya udara malam itu sedikit dapat terobati dengan sekelumit bara api dan kepulan asap rokok yang ada di jarinya. Keluar rumah pada malam hari seusai magrib memang sudah menjadi kebiasaan Acek, karena untuk menikmati malam, dengan membuat aktivitas lain yang bisa menghilangkan kepenatan dirinya yang telah bekerja seharian di kilang padi miliknya. Isti Acek dan tiga anaknya sepertinya sudah memaklumi kebiasaan buruk Acek untuk keluar rumah pada malam hari. Tentu saja mereka tidak tahu persis kemana kaki acek melangkah, dan di tempat mana yang sesungguynya disinggahi Acek. Setiap malam meninggalkan rumah, Aceh terlihat cukup rapi, meski bercelana pendek saja, dan ditambah dengan bau parfumnya yang menggoda. Teman-teman Acek dan tetangga lainnya ada juga tahu kebiasaan Acek keluar pada malam hari, dan tentunya juga tahu persis kemana tempat yang sering disinggahi Acek. Kebiasaan Acek adalah mengunjungi rumah kitik-kitik yang tak kalah banyaknya dibanding Padangbulan Medan. Apalagi kerja Acek, kalau tidak bersama perempuan-perempuan nakal itu. Acek memang memiliki langganan khusus di rumah kitik-kitik itu, setiap kali Acek datang tentu disambut hangat cewek-cewek nakal di tempat itu. Apalagi kalau Acek nggak ‘cuci baut’. Malam sudah semakin larut, dingin telah menusuk tulang , Acek tak kuasa lagi untuk berlama-lama di lokasi maksiat itu. Setelah menyelesaikan kewajiban bayar membayar, Acek mengengkol Vespanya menuju rumah tempat istrihat bersama istri dan anak-anaknya. Di tengah perjalanan menuju pulang, rintik hujan cukup ramai membasahi bumi, Acek tentu tak kuasa lagi melanjutkan perjalanan, sehingga memaksanya untuk istirahat sejeka di antara Ruko yang ada di jalan Binjai Km12 persis tak jauh dari perkuburan di kawasan itu. Menjelang tak berapa lama istirahat, sosok perempuan cantik datang mengampiri Acek sambil berkata,”Cek jalok rokokne cek.” Tanpa ragu dan wasa-wasa Acek langsung memberi rokok dan sekaligus memasangi rokok cewek itu sambil ngobrol ngidul. Saat setelah ngobrol, tiba-tiba Acek mengajukan pertanyaan terhadap perempuan yang menghampirinya,” eh aku lali (lupa) kue ini siopo (kau siapa?).” Perempuan cantik berambut panjang itu bilang, “masak Acek nggak werro (tahu) sama aku.” Acek sepontan menjawab, “aku lali (lupa)”. “Aku kan pok ngie (aku kan yang mati),”ucap cewek itu. Acek nanya lagi, “pok ngie siopo.” Dijawab cewek itu,”sing mati wingi (yang mati kemarin).” Tanpa ba bi bu, Acek langsung engkol Vespa yang berada di depannya. Satu, dua, tiga kali engkol baru Vespa itu hidup, dan Acek bersama Vespanya langsung tancap gas meninggalkan cewek yang tak lain adalah kuntilanak, di tengah hujan lebat padA malam itu. Melihat Acek yang kerasak kerusuk mengengkol Vespanya, kuntilanak yang datang dari Kuburan Desa Mule Rejo, Binjai itupun ketawa cekikikan, ha ha ha ha hi hi hi hi hi………Suara ketawa kuntilanak itu terus terngiang-ngiang di kuping Acek. Kisah nyata yang dialami Acek membuat dirinya jatuh sakit demam untuk beberapa hari, walau sudah dibawa ke dokter, namun demam Acek tak pernah reda, yang akhirnya dibawa ke ‘orang pintar untuk diobati. Sejak peristiwa itu, Acek betul-betu tobat, tidak berani lagi keluar malam bermain bersama wanita-wanita nakal di seputar Binjai Km 12. Tentu saja seisi rumah, anak dan istri Acek tidak lagi pusing melihat tingkah laku Acek seperti biasanya pulang larut malam, dengan alasan bisnis. Acek (panggilan lelaki sudah tua dalam bahasa Tiongha) memang dikenal cukup ramah dengan warga di sekitar kilang padinya. Selain ramah Acek juga termasuk yang dermawan. Dan setiap memberi rokok kepada siapa saja, Acek langsung memasangkan api rokok tersebut.(rasyid)
Posted on: Mon, 11 Nov 2013 16:08:28 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015