Siapa yang lebih cinta negeri ini?! Oleh : Rezaldi Harisman S.Pd I - TopicsExpress



          

Siapa yang lebih cinta negeri ini?! Oleh : Rezaldi Harisman S.Pd I (Sekjen Gema Pembebasan wilayah Jawa Barat) Paling tidak pertanyaan ini yang ingin saya tanyakan kepada kelompok masyarakat yang beraliansi atas nama Gerakan Pemuda Indonesia, dan disokong kuat oleh dewan dayak setempat yang beranggotakan orang-orang besar mulai dari tentara sampai akademisi. Aliansi ini menuntut pembubaran, pengusiran bahkansanksi DO bagi anggota-anggota organisasi mahasiswa ber Ideologi Islam, GerakanMahasiswa (GEMA) Pembebasan. Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan adalah organisasimahasiswa yang mengedepankan pemikiran dalam aktivitasnya, sudah barang tentuide-ide yang berlandaskan Ideologi Islam yang menjadi coraknya. Ide dibalaside, konsep dibalas konsep, sangat tidak adil jika respon protes itu datangdengan cara terror disertai ancaman-ancaman fisik dan pembakaran atribut-atributGema Pembebasan. Hal ini dilakukan oleh aliansi masyarakat tersebut karena salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh Gema Pembebasan bertema “MenggugatSumpah Pemuda”. Sekilas barang kali banyak yang menganggap para aktivis-aktivisGema Pembebasan tidak cinta negeri ini, padahal sumpah Pemuda adalah cikalbakal terlahirnya bangsa Indonesia. Ide dibalas ide, konsep dibalas konsep. Secara singkat, asas dari dibentuknya Sumpah Pemuda padakongres ke-dua tgl 28 Oktober 1928 (kongres pertama 30 April- 2 Mei 1926)mengkristal-lah ide Pluralisme, Nasionalisme dan Demokrasi dibenak kaum pemudapada saat itu. Dengan kondisi terjajah, tentu akan mengindahkan pemikiranjernih tentang konsep paripurna sebagai solusi ideologis bagi negeri inikedepan, ideology Islam tentunya. Pada saat itu yang diharapkan hanyalahterlepas dari segala macam penjajahan fisik dan menjadi bangsa yang berdaulatdalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tentu ini menjadi angin segar bagi imperialis asing yang akan kewalahan menghadapi perlawanan fisik dari bangsa jajahannya, maka konsep penjajahan fisik mulai ditanggalkan dan beralih kepada penjajahannon-fisik (neo-imperialisme) sebagai upaya meninggalkan “pengaruh”-nya kepada bangsayang telah diberikan ‘kemerdekaan’. Dan ini serentak terjadi dinegeri-negeri Asia, terutama negeri-negeri Muslim. Jadi jelas dan tegas bahwa ‘kemerdekaan’yang dirasakan pada saat itu yang terlepas dari penjajahan fisik adalah kemerdekaan Semu, dan beralih ke bentuk penjajahan baru. Sesungguhnya penjajahan non-fisik (neo-imperialisme) jauh lebih berbahaya, pasalnya yang dijajah tidak merasa bahwa mereka sedang dijajah! Di sisi lain bagi kaum muslim yang menjadikan Ideologi Islam sebagai poros hidupnya dan menjadikan perkara hidup dan matinya, tentu akan memandang segala macam peristiwa dengan kaca mata Islam. Maka tidak heran Gerakan Mahasiswa (gema) Pembebasan Menggugat Sumpah Pemuda. Hal ini karena jelas asas-asas dari Sumpah pemuda bertentangan dengan Islam. Pluralisme, Berbeda dengan pluralitas. Pluralitas adalah fakta kemajemukan, sedangkan pluralisme merupakan paham yang menyatakan bahwa kekuasaan negara harus diserahkan kepada berbagai golongan dan tidak dibenarkan dimonopoli oleh satu golongan. Atau dimaknai juga sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama,kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Pluralisme membolehkan berdirinya partai,aliran, dan golongan apapun sekaligus membolehkan partai/aliran/golongantersebut untuk menyebarluaskan ide-idenya, Maka pluralisme membolehkanberdirinya partai/aliran/golongan kufur dan yang menyebarkanpemikiran-pemikiran kufurnya. Sedangkan dalam Islam, Pluralitas atau kemajemukantentu membutuhkan aturan Islam untuk mengatur kemajemukan tersebut. “Maka putuskanlahperkara mereka menurut apa yang Allah turunkan, dan janganlah kamu mengikutihawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”(al-Maidah : 48). Bukan justru dikompromikan dengan ide-ide lainya yang jelasbertentangan dengan Islam. Sedangkan Nasionalisme, adalah upaya Barat untuk memecah belah kesatuan kaum Muslim dalam naungan Khilafah (Institusi Negara kaum muslim). Bagaimana tidak kaum muslim yang seharusnya memiliki satu Negara, satu aturan, satu pemerintahan, satu kepala negara dan satu kekuatan militer, bisa terpecah belah menjadi lebih dari 53 Negara lemah. Yang selanjutnya Barat menjadikan sekat-sekat nasionalisme tersebutmenjadi potongan-potongan kue jajahan. Padahal Rasulsaw. Bersabda “Kaum Muslim itu laksana seorang manusia. Jika matanya tertimpa sakit, maka seluruh (anggota badannya) juga sakit. Dan jika kepalanya sakit, maka seluruh (anggota badannya) sakit” (HR Muslim). Tapi kini tubuh itu telah dipotong-potong menjadi lebih dari 53 bagian. Tengok apa yang terjadi dengan sebagian besar kaum muslim ketika puluhan ribu kaum muslim dibantai diSuriah, Palestina, Irak, Afghanistan, Myanmar? Diam seribu bahasa, atau menganggap itu adalah urusan dalam negerinya masing-masing! Toh disentuh saja isu perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, mereka siap mati untuk berperang! Bukankah mereka bersaudara?! Nasionalisme adalahikatan atas dasar kebangsaan yang bersifat emosional dan temporal. Rasul sawtelah mengatakan ikatan ini Ashobiyah, dengan sabdanya “Barang siapa terbunuhdibawah bendera kejahiliyahan, benci karena ashobiyah, atau berperang atas namaashobiyah, atau menyeru kepada ashobiyah; maka matinya (dalam keadaan) jahiliyah” (musnad Ahmad). Begitu pun dengan demokrasi; kedaulatan dan kekuasaan ditangan rakyat. Yang tentunya menyerahkan kedaulatan dalam membuat hukum, standar baik-buruk, benar-salah dan terpuji-tercela kepada manusia semata. Padahal Allah berfirman “Menetapkan Hukum itu hanyalah hak Allah SWT.” (al-An’aam: 57). Lihat dan rasakanlah apa yang terjadi ketika manusia atau kaum Muslim berpaling dari Ideologi Islam? Kehidupan yang merana dan penuh kesempitan di berbagai macam aspek. “Barang Siapa Berpaling dari peringatan-Ku, maka bagi mereka penghidupan yang sempit”(QS Tahaa:124) Gema Pembebasan memandang, seluruh problematika yang terjadi di Negeri ini adalah diakibatkan oleh berpalingnya dari Ideologi Islam dan mencampakkan intitusi penerap nya: Khilafah Islamiyah. Negeri ini justru mengambil Ideologi Kapitalisme-demokrasi sebagai system hidupnya, dan nasionalisme sebagai ikatannya. Dan perayaan sumpah pemuda yang menghabiskan waktu sampai 85 tahun, justru menjadi penguat cengkraman ide-ide busuk nan kufur ini. Siapakah yang lebih cinta negeri ini? Para pejuang IdeologiIslam-kah, atau yang menolak penerapan ideologi Islam apapun alasannya? “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengakudirinya telah beriman kepada orang yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yangditurunkan sebelum kamu? Mereka hendak bertahkim kepada Tahgut, padahal merekatelah diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkanmereka dengan penyesatan sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka : “Marilah kamu (tunduk)kepada hukum yang Allah telah turunkan dan (tunduk) kepada Rasul,” niscaya kamulihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan keras dari kamu.” (QSan-Nisa : 59-61) . cp : 089611539125
Posted on: Sat, 02 Nov 2013 01:42:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015