Siapakah mujahid di negara kita yang secara umum hidup tentram, - TopicsExpress



          

Siapakah mujahid di negara kita yang secara umum hidup tentram, aman dan damai? Imam Ibnul Qayyim rahimahullaahu taala berkata, Jihad dengan hujjah (dalil) dan keterangan didahulukan atas jihad dengan pedang dan tombak. (Al-Kaafiyah asy-Syaafiyah fil Intishaari lil Firqatin Naajiyah, hal. 35) Membantah segala bentuk penyimpangan di dalam agama baik berupa kesyirikan, kebidahan dan khurafat adalah mujahid (orang-orang yang berjuang dijalan Allaah Subhanahu wa Taaala) dengan melakukan pemurnian Islam dan mendidik atau mengajarkan kaum muslimin dengan aqidah dan manhaj yang benar sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan serta yang dibawa oleh Muhammad Rasululillah shallallaahu alaihi wa sallam. Allaah Subhanahu wa Taala berfirman : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imraan [3] : 104) Dari Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallaahu taala anhu, ia berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, Demi Allaah yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaklah kalian menyuruh yang maruf dan mencegah kemunkaran atau (kalau kalian tidak lakukan, maka pasti) Allaah akan menurunkan siksa kepada kalian, hingga kalian berdoa kepada-Nya, tetapi tidak dikabulkan. (Shahiih, HR. At-Tirmidzi, no. 2169, Ahmad, V/388 - 389, al-Baihaqi dalam al-Kubraa, X/93, dan al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, XIV/3453, no. 4154) Dari Abu Said al-Khudriy radhiyallaahu taala anhu, ia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya), jika ia tidak mampu maka dengan lisannya (menasihatinya), dan jika ia tidak mampu juga, maka dengan hatinya (ingkari perbuatan tersebut dengan merasa tidak senang dan tidak setuju), dan demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (Shahiih, HR. Muslim, no. 49, Ahmad, III/10, 20, 49, 52 - 53, 54, Abu Dawud, no. 1140, 4340, an-Nasaa-i, VIII/111 - 112, no. 5008, at-Tirmidzi, no. 2172, Ibnu Majah, no. 1275, 4013, Abdurrazaq dalam al- Mushannaf, no. 5649, Abu Awanah, I/35, Ibnu Hibbaan, no. 306, 307, Abu Yala, no. 1005, 1198, al-Baihaqi dalam Sunannya, III/296 - 297, dan dalam Syuabul Iiman, no. 7153, ath-Thayaalisi dalam Musnadnya, no. 2310, Ibnu Mandah dalam al-Iimaan, no. 178 - 182, dan Abu Nuaim dalam Hilyatul Auliyaa, VII/304, no. 10611, X/27, no. 14387) Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullaahu taala pernah ditanya oleh seseorang. Kemudian ia berkata, Manakah yang lebih engkau sukai, antara seorang yang berpuasa (sunnah), shalat (sunnah), dan itikaf dengan seorang yang membantah ahli bidah? Beliau rahimahullaahu taala menjawab, Kalau dia shalat dan itikaf maka kebaikannya untuk dirinya pribadi, tetapi kalau dia membantah ahli bidah maka kebaikannya untuk kaum muslimin, dan ini lebih utama. Bahwasanya manfaat membantah ahlul bidah umum bagi kaum muslimin bagi agama mereka, termasuk jenis jihad fii sabilillaah. Karena memurnikan jalan Allaah dan agama, manhaj dan syariat-Nya serta membantah kesesatan dan permusuhan mereka hukumnya wajib kifayah berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Kalau bukan karena orang-orang (para ulama) yang telah ditegakkan Allaah untuk menolak bahaya ahlul bidah maka tentu akan rusak agama ini. Kerusakan yang ditimbulkan oleh ahlul bidah lebih berat (besar) daripada kerusakan yang ditimbulkan oleh musuh perang yang menguasai. Karena para musuh perang itu mereka tidak merusak hati dan tidak merusak agama secara langsung, akan tetapi belakangan. Adapun ahlul bidah maka mereka merusak hati secara langsung. (Majmuu Fataawaa, XXVIII/231 - 232)
Posted on: Fri, 21 Feb 2014 07:44:26 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015