Singapura mendramatisir kondisi asap yang pada kenyataannya telah - TopicsExpress



          

Singapura mendramatisir kondisi asap yang pada kenyataannya telah menyelimuti langit Singapura, bias dipahami karena Singapura merupakan Negara kecil yang wilayahnya tidak seluas Indonesia, oleh karena itu dampak Asap terhadap kehidupan Singapura sangatlah besar. Sementara Malaysia juga mengalami hal serupa menyelimuti sebahagian langit daerah Malaysia, namun demikian justru langit Indonesia yang menerima kabut asap yang paling besar mencakup wilayah yan jauh lebih luas dari Singapura maupun Malaysia. Tidak benar kalau kabut asap kemudian diekspose seolah sangat mengotori negara lain, dan Indonesia di kesankan sebagai biang kerok dan penyebab bahkan dipojokan sebagai produsen asap, yang merusak dan mengganggu kehidupan Negara tetangganya. Namun sabar dulu, karena pada kenyataannya kegiatan apapun di Indonesia tidak lepas dari kegiatan bangsa lain dan Negara lain yang ada di Indonesia, karena asap diproduksi oleh sebahagian besar daerah yang dikuasai oleh Perkebunan. Perkebunan itu melibatkan investor2 asing yang juga merupakan perusahaan Malaysia, hal ini telah terindikasi oleh pihak pemerintah Indonesia. Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya menyebutkan ada delapan perusahaan yang diduga menyebabkan kebakaran hutan di Riau dan Jambi Tengah. Hasil investigasi Kementerian Lingkungan Hidup, delapan perusahaan ini milik investor Malaysia. Delapan perusahaan itu adalah PT LIH, PT BRS, PT TMP, PT ULD, PT AP, PT JJP, PT MGI, dan PT MAL. “Jika sudah cukup bukti, akan kami ajukan ke pengadilan,” ujar Balthasar di Pekanbaru kemarin. Balthasar menjelaskan, tim investigasi menemukan kebakaran di area konsesi tersebut. Hingga kini, tim masih menyelidiki kebakaran di wilayah lain. “Tim kami masih di lokasi kebakaran,” kata dia. Berkaitan dengan hasil penyelidikan itu, Balthasar berencana menemui Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Malaysia Datuk Seri G. Palanivel untuk melaporkan bahwa pelaku pembakaran hutan adalah warga mereka sendiri. Dalam pertemuan Rabu depan, kedua menteri akan membahas cara mengatasi kabut asap yang telah menyebar ke Malaysia dan Singapura dalam sepekan terakhir. “Titik-titik api itu sebenarnya bisa dipadamkan dalam satu jam,” kata Palanivel di Kuala Lumpur kemarin. Dia menekankan bahwa semua negara ASEAN perlu membahas masalah itu dan mendorong Indonesia segera meratifikasi Perjanjian Penanganan Asap Asia Tenggara 2002 (SEATHA). Ia akan meminta agar pertemuan tingkat menteri mengenai asap di lintas batas ini bisa digelar bulan depan atau maju sebulan dari jadwal. “Sudah banyak orang sakit bahkan sampai dirawat di rumah sakit karena asap,” katanya. Asap tak hanya dirasakan di negara tetangga. Di Batam, Kepulauan Riau, kabut asap makin tebal. Jarak pandang tinggal 300-500 meter kemarin pagi. Padahal, Jumat siang lalu, jarak pandang masih 1.000 meter. “Penerbangan kritis,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Batam, Phillip Mustamu. Di Bandara Hang Nadim, Batam, kemarin, kabut menyelimuti landasan pacu dan tempat parkir mobil. Di papan pengumuman keberangkatan, tertera beberapa penerbangan dibatalkan karena asap. Kemarin pemerintah menerbangkan 5 ton garam untuk menyemai awan dan membuat hujan buatan untuk memadamkan kebakaran. Maka ntar dulu dan sabar, kerusakan yang justru dipicu oleh para pengusaha Malaysia sebagai sumber masalah, harus juga memperoleh akibat yang setimpal dengan perbuatan mereka, Penegakan hukum atas kejahatan perusahaan Malaysia mesti ditindak dengan tegas. Sudah saatnya kita Ganyang perusak hutan yang dating dari Malaysia, kalau perlu dikenakan persona non grata terhadap personil2 yang terlibat, yang telah mengakibatkan kerusakan terhadap kualitas kehidupan masyarakat Indonesia yang tersebar justru lebih luas dari mereka. Korban2 kabut asap sudah saatnya dibuka dan tidak lagi di tutup tutupi, Malaysia sebagai Negara tetangga harus juga menjalani etika pergaulan diantara Negara tetangga, tidak seperti Negara tetangga yang cengeng dan cenderung manja dengan Indonesia. Seolah segala permasalahan dan kejahatan bersumber dari Indonesia, padahal pada kenyataannya banyak permasalahan di Indonesia yang dipicu oleh luberan masalah di Malaysia, termasuk kabut asap dan Teroris yang hingga kini mengaduk aduk kehidupan tenteram di Indonesia. Sumber politik.kompasiana
Posted on: Thu, 27 Jun 2013 02:36:01 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015