Soal Pengelolaan Aset Pastika Bantah Ada Kongkalikong - TopicsExpress



          

Soal Pengelolaan Aset Pastika Bantah Ada Kongkalikong Denpasar (Bali Post) - Gubernur Pastika membantah pengelolaan aset Pemprov Bali banyak penyimpangan, permainan dan kongkalikong. Saat ditemui usai membuka acara job fair di GOR Lila Buana Denpasar, Jumat (23/8) kemarin, Pastika menegaskan pengelolaan aset pemprov sudah transparan. 'Tidak ada begitu (permainan dan kongkalikong pengelolaan aset - red). Tidak ada masalah,' tegasnya menyikapi tudingan bahwa pengelolaan aset Pemprov Bali tidak transparan, ada kongkalikong dan ada aset yang belum jelas alias saru gremeng. Dari awal sejak menjabat 2008 silam, Pastika mulai gencar mendata dan menginventarisasi aset-aset Pemprov Bali. Namun dalam perjalanannya, pengelolaan aset pemprov masih banyak menuai masalah hingga rutin menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Bali. Bahkan, berbagai pihak menuding pengelolaan aset Pemprov Bali belum transparan, banyak penyimpangan dan kongkalikong. Bahkan, ada rumor bahwa dua aset di jalan Melati Denpasar telah terjual dan ada pula yang disewakan untuk dibangun rumah kos-kosan. Saat ditanya sejauh mana sudah iventarisasi dan pengelolaan aset Pemprov Bali, Pastika mengatakan sudah ada peningkatan jumlah aset dan juga banyak aset berupa tanah yang sudah disertifikatkan. Menurutnya, saat pertama menjabat aset tanah pemprov yang bersertifikat cuma sekitar 2.000 bidang, sekarang sudah lebih dari 4.000. Pastika mengaku pihaknya sudah bekerja sama secara maksimal dengan BPN (Badan Pertanahan Nasional) Bali untuk menyertifikatkan aset. 'Tiap tahun pemprov menyertifikatkan tanah lebih dari 800 bidang. Karena kapasitas BPN yang tidak bisa semua permohonan kami diurus, sebab mereka juga harus melayani yang lain yakni masyarakat yang ingin menyertifikatkan tanahnya. Kami juga terus indentifikasi dan pasang pelang di aset supaya tidak diserobot orang,' ujarnya. Di lain pihak, anggota Komisi III DPRD Bali Ida Bagus Putu Parta menilai pengelolaan aset Pemprov Bali masih belum optimal, kurang transparan dan masih amburadul, bahkan ada indikasi penyimpangan atau kongkalikong. Akibatnya, pengelolaan aset belum memberi kontribusi positif bagi pendapatan daerah. Menurutnya, kondisi itu harus segera dibenahi dengan segera membentuk pansus aset. Sayangnya hal itu hanya menjadi wacana sejak bertahun-tahun di dewan dan hingga kini belum terealisasi. 'Sangat urgen segera dibentuk pansus aset jika mau membenahi pengelolaan aset pemprov. Jangan hanya wacana,' tegas politisi yang akrab dipanggil Gus Parta ini. Kata dia, DPRD Bali secara kelembagaan harus punya kemauan politik yang kuat ikut membenahi pengelolaan aset Pemprov Bali yang masih banyak menuai masalah melalui pembentukan pansus aset. Diharapkan pansus aset ini nantinya mampu mengidentifikasi, menginventarisasi dan menyelidiki, status dan pengelolaan aset Pemprov Bali, baik aset yang dikelola sendiri, dikerjasamakan atau disewakan dengan pihak ketiga. Politisi asal Mengwi, Badung ini menuding pengelolaan aset Pemprov Bali masih banyak bermasalah. Banyak keberadaan aset yang belum jelas dan mangkrak, banyak pula aset yang disewakan kepada pihak ketiga nilainya masih di bawah kewajaran. Akibat kondisi itu, kontribusi pengelolaan aset bagi pendapatan daerah kurang optimal. Ia juga meminta pertanggungjawaban pihak eksekutif atas kondisi pengelolaan aset selama ini. 'Harus dijelaskan aset apa saja yang sudah dimanfaatkan, mana yang belum dan masih telantar, berapa yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga dan berapa kontribusinya. Semua harus jelas dan transparan. Jangan saru gremeng,' kritik Wakil Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali ini. Terkait pansus aset yang hingga kini belum terwujud di dewan dan hanya menjadi wacana, Pastika malah mengklaim dirinyalah yang paling getol mendorong terbentuknya pansus aset. 'Pansus aset tidak dibikin-bikin. Malah saya yang paling bolak-balik bilang cepat bikin pansus aset untuk membantu kami, terutama mengurus aset yang kecil-kecil. Sebab, banyak sekali aset yang kecil-kecil dan susah diurus, misalnya ada tanah dua are, tiga are yang tersebar di mana-mana. Besok-besok kalau ditempati orang kita pusing mengusirnya lagi. Mau diapakan ini,' tutup Pastika. (kmb29)
Posted on: Fri, 23 Aug 2013 16:38:24 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015