Syiah memutar balikkan fakta bentrok sunni-syiah di - TopicsExpress



          

Syiah memutar balikkan fakta bentrok sunni-syiah di Jember Informasi yang sampai kepada GenSyiah dari Gus Aab, ketua PC NU Jember bahwa Syi’ah memutar balikkan fakta dengan mengatakan yang diserang dan mati adalah orang syi’ah, yang mati adalah dari sunni sebagaimana juga berita yang diturunkan di Hidayatullah : Hidayatullah—Bentrok yang terjadi di Puger, Jember Jawa Timur, telah berlangsung sejak lama. Ketua Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Jember Agus Mudhofir mengatakan, kasus bentrok yang melibatkan warga NU dengan kelompok yang diduga penganut Syiah di Puger sudah berlangsung lama. “Kasus ini sudah lama terjadi. Kasus yang akhirnya telah menelan korban jiwa ini masuk kasus ketiga, “ demikian disampaikan Mudhofir, kepada hidayatullah, Kamis (12/09/2013). Tahun lalu, menurut Mudhofir, Eko Mardianto sudah pernah terluka di bagian kepala akibat sabetan senjata tajam. “Tahun lalu saudara Eko mendapat jahitan delapan di bagian wajah, “ tambahnya. Bentrok berdarah terjadi di Jember tepatnya di kawasan Puger, Jember, pada hari Rabu (11/09/2013) siang-sore. Menurut Wakil Ketua MUI Jember KH Abdullah Syamsul Arifin yang akrab dipanggil Gus Aab, bentrok berdarah dipicu rencana Pawai Karnaval 17 Agustus yang akan diselenggarakan oleh Ponpes Darus Sholihin pimpinan Habib Ali al Habsy. Menurut NU dan MUI Jember, Ponpes sejak lama ditengarai menganut paham Syiah. Gus Aab mengatakan, sejumlah warga sekitar rupanya menolak pawai yang digelar oleh ponpes Darus Sholihin. Apalagi menurut Agus Mudhofir, setelah ada kejadian di tahun-tahun sebelumnya, ada perjanjian dengan warga agar acara-acara serupa tidak dilakukan secara terbuka di luar pondok pesantren. Acara ini juga tidak mendapat izin aparat kepolisian karena dikhawatirkan terjadi hal-hal tidak diinginkan. “Warga tidak ingin karnaval itu digelar di luar pesantren. Lagipula, Karnaval juga tidak mendapat izin kepolisian,” ujar Gus Aab kepada hidayatullah, Kamis (12/o9/2013). Penolakan warga rupanya tidak digubris, pihak Ponpes Darus Sholihin tetap melakukan kegiatan di luar kompleks pesantren. Menghindari hal-hal tak diinginkan, polisi melakukan blockade di beberapa tempat. Massa kelompok pengajian Nurul Mustofa pimpinan Ustadz Fauzi (NU) menyerbu lokasi Ponpes Darus Sholihin guna membubarkan paksa acara karnaval sambil membawa pentungan kayu dan berakhir bentrok dan rusaknya beberapa bangunan. Muncullah aksi balasan, di mana sekitar 20 orang yang diduga pendukung Habib Ali al Habsy menyerang Eko Mardianto. Eko adalah saksi kunci pada bentrok serupa tahun 2012. Eko dilaporkan terluka dan meninggal saat di rumah sakit. “Eko dikeroyok sekitar 20 orang, sementara dia hanya berdua, “ujar Agus Mudhofir, Ketua MWC NU Puger kepada hidayatullah. Agus mengaku, pada saat kejadian dirinya berada tidak jauh dari lokasi. Saat dirinya kembali dari pos polisi untuk meminta bantuan, Agus didapati telah banyak luka dan meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Pasca bentrok suasana di Desa Puger Kulon masih mencekam. Aparat kepolisian berjaga-jaga di lokasi. Untuk menenangkan warga Kapolda Jatim Irjen Pol Unggung Cahyono, Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawwakkil Allallah, Ketua MUI Jawa Timur KH Abdussomad Buchori harus turun ke lokasi hingga dini hari.* Sementara itu, Ketua PCNU Jember KH Abdullah Syamsul Arifin yang juga Wakil Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember mengatakan, Eko adalah saksi kunci pada bentrok tahun lalu. “Saya khawatir, Eko menjadi sasaran karena ia adalah salah satu saksi kunci pada bentrokan tahun lalu, “ujar nya. “Tapi dugaan saya bisa salah bisa benar,” lanjut pria yang akrab dipanggil Gus Aab ini. Menurut Gus Aab saat ini, semuanya sudah diserahkan pada aparat kepolisian agar segera diselidiki
Posted on: Thu, 19 Sep 2013 00:52:54 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015