TUGAS IPS KEDUA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - TopicsExpress



          

TUGAS IPS KEDUA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan wilayah yang memiliki luas lautan yang lebih besar dari luas daratan yakni sebesar 5,8 juta km² atau mendekati 70% dari keseluruhan luas Negara indonesia. dengan luas lautan yang lebih besar dari luas daratan yang hanya mencapai 30% dari luas Negara indonesia maka sebagian besar masyarakatnya menggantungkan hidupnya dengan mengelola kekayaan laut misalnya ikan, udang cumi-cumi, gurita dll. Indonesia merupakan salah satu Negara bahari yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi tersebut antara lain sebanyak 14% terumbu karang dunia tersebar di wilayah Indonesia dan lebih dari 2.500 jenis ikan dan 500 jenis karang hidup di dalamnya (Diah Harianti dalam Christanty, Moosa,Soekarno, dan Abrar,2008:V). Mata pencaharian penduduk yang tinggal di daerah pesisir memiliki pekerjaan antaralain nelayan, pengumpul, pelaku budidaya, pelaku perdagangan biota laut untuk akuarium, serta beragam pekerjaan dan kesempatan komersial yang berhubungan dengan turisme. Jika terjadi ganguan pada ekosistem terumbu karang baik yang bersifat alami seperti pemanasan global (global warming), gempa bumi dan tsunami, dsbnya maupun akibat ulah manusia yakni penangkapan ikan dengan racun, penangkapan ikan dengan bom, penambangan karang, tertabrak kapal, dll maka populasi dari biota laut akan mengalami penurunan akibat habitat mereka yang rusak. Oleh karena itu, ekosistem terumbu karang perlu dijaga kelestariannya agar kehidupan masyarakat dipesisir tidak terganggu. Laporan Status of Coral Reefs of the World: 2004 dalam gefcoral.org, memperkirakan sekitar 20% terumbu karang dunia telah hancur total dan tidak memperlihatkan peluang pemulihan dalam waktu dekat, 24% terumbu karang dunia berada sangat dekat dengan resiko kehancuran karena tekanan manusia, dan sebanyak 26% terancam dalam jangka panjang. Kondisi terumbu karang di perairan laut Kabupaten Sikka, saat ini sangat mengkhawatirkan atau kritis. Dari hasil survei yang dilakukan konsultan coremap Sikka di tahun 2008, 50 hingga 55 persen terumbu karang di daerah tersebut rusak parah atau digolongkan sangat jelek. Hanya berkisar 15 hingga 20 persen saja yang ditemukan masih sangat baik. Bila kerusakan terumbu karang di Sikka tidak segera diatasi atau ditangani, maka dipastikan, dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan, taman laut Sikka tanpa terumbu karang lagi. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: Ekosistem terumbu karang yang ada pada pesisir pantai Kabupaten Sikka Khususnya Daerah Darat Pantai Kecamatan Talibura mengalami kerusakan yang cukup serius akibat bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tanggal 12 Desember 1992. Terdapat pengaruh yang berbanding lurus antara jumlah ekosistem terumbu karang dengan jumlah populasi biota laut. 1.2.2. Perumusan masalah Dari identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah peraturan perundang-undangan yang menjamin kelestarian ekosistem terumbu karang? Upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat dalam menjaga dan melestarikan ekosistem terumbu karang dipesisir pantai Darat Pantai Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka. 1.3. Metode Penelitian Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, penulis menggunakan studi pustaka/ literatur yang diambil dari buku, surat kabar, peraturan perundang-undangan dan dari bahan bacaan dari internet. Penulis juga menggunakan teknik wawancara, dimana wawancara dilakukan kepada masyarakat Darat Pantai yang tinggal di sepanjang pesisir laut Darat Pantai Kecamatan Talibura.
Posted on: Tue, 10 Sep 2013 10:21:33 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015