Tahun depan kita akan lebih susah Kerajaan mojopahit yg berdiri di nusantara ini hanya bertahan 50 tahun. Kerajaan Sriwijaya yg hebat hanya bertahan 70 tahun. Uni Soviet yg raksasa dunia hanya mampu bertahan 70 tahun. Indonesia sudah 68 tahun kemerdekaan, bukan tidak mungkin sebentar lagi pecah (semoga tidak terjadi). Mengingat permasalahan permasalahan menumpuk dan datangnya bertubi-tubi tiada henti. 2014 adalah tahun politik yg kritis, apalagi bila terjadi penyenggara pemilu yg amburadul baik pileg maupun pilpres. Serta bila di duga ada kecurangan yg masif di IT KPU (kesalahan dari KPU adalah tidak ada orang IT/Telekomunikasi/team teknik yg menjabat komisaris di KPU ) dll. Tahun 2015 Indonesia mengikuti pasar bebas. Ternyata dengan mengikuti pasar bebas, deretan masalah malah bermunculan, jauh dari harapan yg semula diyakini, bahwa pasar bebas itu akan membawa sejumlah berkah ekonomi Bangsa indonesia, tetapi sebaliknya akan tersandung suatu jebakan, juga akan terjadi terbuntur kebuntuan ekonomi dan politik dll. Bangsa China sudah mempersiapkan diri jauh hari dalam menghadapi pasar bebas, yakni membuat bendungan-bendungan besar untuk listrik dan irigasi pertaniannya. Makam-makam digusur di jadikan lahan lahan pertanian. Mal-mal dan gedung2 perkantoran lantai teratasnya dijadikan lahan pertanian. Sebaliknya dengan Bangsa indonesia, lahan tanah pertanian subur dijadikan perumahan2, dijadikan mall-2, dijadikan lapangan2 golf, dijadikan makam2 mewah dan super mewah. Padahal lahan2 tersebut adalah sentra2 pertanian yg membuat rakyat indonesia kenyang dari pelita 1 sampai dengan pelita 3 di jaman orde baru. Bangsa indonesia yg belum memiliki daya saing kuat dan keunggulan produk, namun harus ikut dalam pasar bebas, akan terhempas kesana kemari dalam pusaran arus pasar bebas. Diperkirakan Tahun 2015 Beras China sampai pasaran indonesia dengan harga sekitar Rp 3000/kg. Hal ini terjadi karena hasil mekanisasi pertanian dari 1 hektar sawah menghasilkan 30 Ton beras. Beras Thailand dan Vietnam, harga berasnya sampai indonesia sekitar Rp 4000/kg. Karena 1 hektar di negara tsb menghasilkan 15 - 20 Ton beras, sedangkan di Indonesia harga berasnya Rp 9000/kg, dengan 1 hektar sawah menghasilkan 5 - 6 Ton. Jadi dikemanakan petani kita yg jumlahnya jutaan orang tersebut? Itu baru dari sisi beras saja belum dari kedelai. Apalagi Kedelai sekarang untuk dibuat menjadi makanan Tahu dengan teknologi yg baru tidak memerlukan banyak tenaga kerja. Bikin makanan Tahu cuma 15 menit, sudah jadi Tahu. dikemanakan jumlah ribuan tenaga kerja itu? belum dari ribuan / jutaan tenaga kerja yg bergerak dari sektor 9 bahan pokok dll. Banyak lagi yg menjadi ancaman Bangsa indonesia ini, ancaman terhadap nilai tukar dan pelemahan nilai Rupiah yang terus menghantui, dan pada saatnya nanti sulitnya mendapatkan minyak dari Timur Tengah dll, karena Indonesia sudah sebagai negara importir minyak. Juga perlu dicermati demo buruh yang Rapi "berseragam" dan masif terjadi diseluruh indonesia menuntut kenaikan upah buruh yg tidak masuk akal dalam kondisi saat ini, sehingga investor asing takut masuk indonesia. Di sisi lain kita juga senang dengan adanya Pemimpin generasi muda, Fenomena Jokowi, Ahok, Ganjar Pranowo, Bima Arya, Ridwan kamil , Rismaharini dll. Tetapi tokoh2 tsb apakah sudah teruji secara lahir batin? Mengingat contoh, Prof RR yg putra terbaik bangsa, terbaik ITB jatuh di kubangan yg sama, ketangkap KPK. Dari fenomena2 diatas, apakah kita mampu menghalangi gelombang yang namanya perdagangan bebas? Contoh nyata, di bidang telekomunikasi, hancur gara2 produk China yakni Huawei dll yg menciptakan jutaan pengangguran warga negara barat termasuk sebagian para insyinyur Indonesia. Ini sekedar potret yang perlu diantisipasi sehingga Indonesia tidak pecah ketika berusia 70 tahun. Jangan seperti 1997-1998 yg kolaps adalah para pengusaha besar. Sementara di tahun 2015 serbuan produk asing akan menimpa para petani, pengusaha mikro, para UKM dll.
Posted on: Thu, 26 Sep 2013 22:49:34 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015