Terjemahannya : Hosni Mubarak, 16 - 10 - 1986 ; " Adalah sesuatu - TopicsExpress



          

Terjemahannya : Hosni Mubarak, 16 - 10 - 1986 ; " Adalah sesuatu yang memalukan bagi saya, karena salahsatu dari tentara saya menembaki warga Israel yg melanggar masuk ke perbatasan (wilayah mesir) yang mengakibatkan 7 warga Israel tewas. Setelah orang orang Israel itu melanggar masuk ke perbatasan Mesir, As syahiid sulaiman khaatir memperingati mereka dengan bahasa inggris dan bersuara yg keras sebanyak tigak kali, orang2 israel itu tidak menghiraukannya lalu sang tentara menembaki mereka yg mengakibatkan tewasnya 7 warga Israel. Beberapa saat kemudian, keluar keputusan presiden berdasarkan undaang-undang darurat Mesir untuk memenjarakan sang tentara dan menghukumnya dengan kerja paksa selama 25 tahun. di hari kesembilan dalam penahanannya sang tentara diberitakan tewas bunuh diri seiring dengan kunjungan delegasi pejabat Israel yg sengaja "menjenguk" sang tentara tersebut. Pernyataan bunuh diri ini terasa ganjil, mengingat satu hari sebelum dinyatakan kematian bunuhdirinya sang tentara sempat meminta kepada bundanya untuk dikirimkan buku-buku hukum untuk dia pelajari. Nama tentara yg syahid ; Solaiman El Khater. Analisis saya ; Perjanjian perdamaian Mesir - Israel yg ditanda tangani oleh mendiang Presiden Sadat di Camp David sesungguhnya mengandung banyak arti kekalahan bagi Mesir. Meski secara militer Mesir sempat memenaginya dengan merebut kembali tanah Sinai, pemerintah militer Mesir yg saat itu dipimpin oleh Jenderal Sadat tiba-tiba menyetujui perundingan perdamaian bahkan berinisitaf untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tidak tanggung tanggung, Sadat membawa delegasi tingkat tingginya berkungjung langsung ke jantung gerakan zionisme Israel. Sadat seakan berperan sebagai pihak yang ditekan dan bukan sebagai penekan. Sehingga banyak yang menilai jika tujuan Sadat dalam perang Oktober hanyalah terbatas kepada petualangan merebut sinai belaka, padahal masih ada tanah-tanah Mesir dan bangsa arab lainnya seperti Gaza yg masih menunggu untuk dibebaskan tentara Mesir. Dalam persyaratan perdamaian juga banyak terdapat klausul-klausul yg menunjukkan tingginya daya tawar Israel ketimbang Mesir.Diantara yang tersirat dalam klausul itu adalah pembatasan jumlah tentara Mesir yang berpangkal di Sinai, dan diantara yang tidak tersirat didorongnya sebuah kondisi perberlakuan undang2 darurat di Mesir yang menguatkan posisi penguasa terutama di sektor eksekutif/kepresidenan, militer, yudikatif/lembaga2 hukum. Undang2 darurat ini oleh banyak pihak dinilai didesain untuk keamanan semesta Israel. Karena umumnya undang2 darurat itu selalu menyasar elemen-elemen islamis dan pesaing-pesaing potensial rezim yg berkuasa/ Mubarak. Salahsatu manivestasi dari undang2 darurat adalah wujud lembaga "keamanan negara"/amn daulah. Lembaga superbody ini berhak mengontrol,mematai matai,menyadap,menangkap,membubarkan, menginterogasi apapun dan siapapun di Mesir, termasuk menverivikasi data data mahasiswa asing di Mesir. Tidaklah aneh jika dalam era Mubarak menjadi perwira polisi adalah salahsatu statud sosial yg terbaik disamping sisi power juga sisi ekonomi yg melimpah. Maka, hal yg pertama yg disasar rakyat Mesir setelah terjungkalnya Mubarak adalah pembubaran lembaga amn daulah itu. Cerita seorang syahid solaiman El khater adalah contoh ironi heroisme seorang tentara yg diganjar hukuman yg menyakitkan oleh negaranya sendiri. 30 tahun kekuasaan adalah waktu yg matang untuk menciptakan sebuah fundamental kekuasaan yg kokoh dan kuat. Meski sempat dirobohkan oleh arus revolusi 25 februari, tidaklah menghabisi akar2 kekuasaan lama. Kudeta atas presiden demokratis Mursi adalah fenomena akar rezim yg kembali tumbuh dan pulih. Karakter2 kekuasaan rezim mubarak kembali terasa pasca kejatuhan mursi, seperti pembekuan harta benda lawan politik, pemenjaraan lawan politik, demonisasi/pensetanan personal dan jamaa yg intens di media2 pro kudeta, penculikan,pembunuhan dengan sengaja semuanya adalah ciri2 khas kekuasaan mubarak yg kini sedang memulihkan diri. Puncak momentumnya adalah pembebasan seorang sponsor besar rezim Mubarak oleh mahkamah agung Mesir yaitu seorang konlomerat baja yg bernama ahmad El Ezz. Bukan saja rakyat Mesir yg lama kelamaan menyadari bahwa yg terjadi adalah revitalisasi kekuasaan rezim Mubarak, sampai sampai delegasi eropa dan Amerika yg sesungguhnya keberatan dengan berkuasanya kelompok ikhwanpun merasa jengah dengan gelagat buruk gaya kekuasaan rezim pro kudeta ini. Seluruh negara2 barat dengan lantang menyatakan bahwa pemerintah saat ini adalah pemerintah kudeta, mereka mengatakan Mursi harus dibebaskan, mereka mengatakan bahwa demokrasi mesti kembali ditegakkan. Yang dikhawatirkan banyak pihak adalah, jika pemerintah boneka saat ini yg frustasi karena banyak negara2 barat (dan baru2 ini Saudi) meninggalkan mereka, pemerintah yg kalut ini akan meminta dukungan Russia. Belajar dari kasus Suriah, rezim Assad yg frustasi membendung keinginan rakyatnya memilih mengobarkan api senjata mereka dengan penuh keprcayaan diri karena ; dukungan Russia. Russia yg kini kembali bangkit menjadi negara kuat ternyata melihat peta politik global hanya dengan kacamata sejarah kejayaan masa lalunya dengan Uni Soviet. russia gak peduli dengan nilai dan moral, mereka hanya haus akan sekutu-sekutu baru yg mampu menegakkan kembali kejayaan masa lalunya. Russia bukanlah antisintetis dari amerika, mereka sama-sama kapitalis, sama-sama imperialis, sama-sama liberal hanya beda di kemasannya saja. suriah adalah contoh nyata, saat Russia dengan cueknya mengabaikan ratusan ribu korban rakyat suriah yg dibombardir oleh peralatan militer pemerintah suriah yg dipasok langsung oleh Russia.
Posted on: Sat, 10 Aug 2013 08:55:56 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015