The Deception Author: Daniyal Sheva PM Sakura baru sehari - TopicsExpress



          

The Deception Author: Daniyal Sheva PM Sakura baru sehari bertemu dengan seseorang dan ia harus melanggar ratusan peraturan karenanya.. AU! Rated: Fiction T - Indonesian - Romance - Sakura H. - Chapters: 13 - Words: 30,530 - Reviews: 278 - Favs: 106 - Follows: 46 - Updated: 09-29-12 - Published: 07-30-09 - id: 5262160 Disclaimer : Masashi Kishimoto The Deception Chapter 11 Sakura menatap laki-laki di depannya dengan tatapan horror, ia menahan diri untuk tidak mencubit lengannya sendiri dan meyakinkan diri bahwa ini adalah nyata, bukan mimpi! Sasuke Uchiha menyusulnya kesini? Demi apa? "Kenapa kau disini?" Sakura mengubah ekspresi terkejutnya menjadi ekspresi keras dan hampir melemparkan apa saja yang digenggamnya pada wajah tampan Sasuke. Tetapi Sakura masih bisa menahan diri dengan hanya menunjukkan otot-otot pada keningnya dan geraman kecil yang nyaris tak terdengar. "Kenapa kau tidak sopan Sakura-chan," kata wanita setengah baya yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Sasuke dan anak perempuannya. "dia datang jauh-jauh untuk membantumu mempersiapkan acara pernikahan," "Dia?" Sakura menatap ibunya sambil menunjuk wajah Sasuke. "Bu, percayalah dia tidak datang untuk itu!" "Kau tidak boleh tidak sopan pada tamu Sakura-chan!" kata ibu Sakura. "sekarang kau ajak dia masuk, ibu akan menemui bibimu sebentar," Sakura langsung diam. Ia menatap ibunya yang berpamitan pada Sasuke dengan senyum paling lebar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ibunya jelas menyukai Sasuke, apa yang telah ia katakan sampai ibunya sangat menyukainya? Mungkin memang bayi egois ini benar-benar pintar merayu wanita. Wanita di seluruh Konoha ini benar-benar buta! Mereka hanya mempercayai apa saja yang mereka lihat dan dengar, seharusnya mereka dipaksa menyaksikan keegoisan laki-laki ini! "Dimana kamarku?" kata Sasuke santai. "Apa?" "Kau tidak dengar apa yang ibumu katakan?" kata Sasuke sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. "aku akan berada di desamu ini sampai acara pernikahanmu selesai! Jadi-" "Kenapa kau tidak tidur di hotel saja?" kata Sakura semakin frustasi. "kau masih punya banyak uang bahkan setelah kau membeli hotel disini! Dan apakah kau begitu tak punya pekerjaan sampai kau rela jauh-jauh kesini! Kau tidak laku lagi begitu?" "Tentu saja aku masih laku," kata Sasuke sedikit kesal. "aku cuti sampai beberapa bulan karena kontrakku sudah habis, jadi daripada aku menganggur-" "Lebih baik datang kesini dan merusak hidupku! begitu?" "Aku tidak bilang begitu," kata Sasuke. "Dengar ya Uchiha Sasuke! Kalau kau benar-benar ingin menghancurkan hidupku, aku ingatkan sekali lagi bahwa kau sudah pernah melakukannya! Jadi, kali ini aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal itu lagi!" Sakura mengakhiri kalimatnya dengan mendelik mengancam, ia berjalan cepat sekali dan masuk kamarnya tanpa mengatakan apa-apa lagi. Ino yang sedari tadi memperhatikan hal tersebut sekarang hanya bisa berdiri melongo. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada Sasuke dan terlihat berpikir sebentar sambil mengangkat jari telunjuknya. "Aku tidak tahu apa rencanamu Sasuke," kata Ino. "tapi kali ini aku tidak akan tertipu dengan ketenaranmu, kau sudah terlalu banyak membuat sahabatku dalam masalah. Jadi jika kau berniat untuk kembali membuat masalah, aku akan membuat hidupmu menderita!" Ino mengacungkan tinjunya di depan wajahnya dan menatap Sasuke dengan pandangan mengancam. Sasuke tampak tak terpengaruh dan hanya menatap Ino dengan agak kesal. ::::: "Si Sasuke Uchiha ini benar-benar tidak bisa dipercaya," kata Ino yang baru saja masuk ke kamar Sakura. Ia menyeret kursi belajar Sakura dan duduk menopang dagunya. "Apa maksudmu Ino?" kata Sakura yang tampak kesal membereskan belanjaannya. "Yeah, kau tahu," kata Ino. "menurutku kau pantas bersyukur," Sakura melirik sahabatnya dengan pandangan tak percaya. "Maksudku Sakura, ada berapa banyak sih anak cewek yang begitu beruntung dikejar-kejar oleh selebriti kaya dan tampan seperti Sasuke? Kau bikin semua cewek iri, sadar tidak?" "Aku juga tidak meminta hal itu," kata Sakura. "lagipula, Sasuke itu lebih banyak menyusahkanku, tidak seperti yang orang lain pikirkan. Kau sudah tahu itu kan Ino?" "Ya ya ya, aku tahu," kata Ino. "tapi sepertinya cuma kau yang tidak suka padanya," "Ugh, memangnya ada berapa banyak lagi gadis-gadis yang ingin melihatnya?" "Err, satu," "Ya lalu? Aku harus peduli?" "Ya karena dia itu nenekmu," "Apa?" "Nenekmu baru saja datang, aku baru mau memb-" "SIALLL!" ::::: "Jadi kau ini bintang film?" kata wanita kurus yang tingginya hanya sebahu Sasuke, ia terkekeh sambil menyipitkan mata hijaunya di balik kacamatanya. Seolah mengatakan bahwa ia baru pertama kali memperlakukan orang sebaik Sasuke. Sasuke tampak santai dan senang mengobrol dengan nenek Sakura. Sakura yang mengawasi dari balik pintu mengumpat kata-kata makian. Bagaimana mungkin semua wanita selalu tertipu dengan wajah tampan dan kata-kata manis? Wanita perlu mengubah pola pikirnya. "Nenekmu tampaknya suka pada Sasuke," kata Ino yang berdiri dan ikut mengintip. Sakura benci mengakuinya, tetapi neneknya jarang menyukai laki-laki yang mendekati Sakura. Meskipun beberapa laki-laki merayu neneknya dengan memamerkan kekayaannya, neneknya tak pernah seramah itu. Bahkan pada Kimimaro yang sangat sopan sekalipun, neneknya tidak pernah tertawa-tawa seperti itu. "Benar-benar..." "Dia benar-benar hebat Sakura," kata Ino terkekeh. :::: "Ibuku, ayahku, adik bahkan nenekku semuanya benar-benar sudah buta ya?" kata Sakura pada Kimimaro lewat telepon. "Memangnya separah itu ya?" kata Kimimaro. Sakura berguling di atas tempat tidurnya dengan kesal, posisinya kini terlentang dan menatap langit-langit. "Mereka benar-benar tidak mempedulikan penderitaanku gara-gara Sasuke baru-baru ini," kata Sakura. Terdengar hening di seberang saluran. Tampaknya Kiminaro sedang menyiapkan jawaban yang tepat. "Apa kau masih belum bisa memaafkannya?" kata Kimimaro. "Aku tidak tahu Kimimaro-kun," kata Sakura. "aku hanya merasa tidak tenang. Aku takut pernikahan ini aka-" "Jangan berprasangka buruk Sakura," kata Kimimaro bijak. "tidak akan ada yang menghalangi selama kita berniat baik," Sakura tersenyum lega. Ia tahu Kimimaro tidak akan membiarkannya merasakan kegelisahannya sendiri. Ia akan menenangkannya, sama seperti biasanya. "Bagaimana persiapan disitu?" tanya Sakura. "Aku sudah menyewa gedung yang akan kita gunakan untuk resepsi, Konoha Hall seperti impianmu," kata Kimimaro. "Kau sudah dapat tanggalnya?" kata Sakura antusias. "Ya," Sakura menjerit gembira. Ia melompat-lompat dan mungkin sudah memeluk Kimimaro jika pria itu ada di depannya. :::: Sasuke duduk di belakang rumah keluarga Haruno, ia menyesap rokok yang tinggal setengah batang dan menghembuskan asapnya dengan berat. Ia memilih menyembunyikan diri disini karena tidak akan mungkin ada fans nya yang akan memanggil-manggilnya seperti ketika di depan rumah. Ia sedang malas menghadapi gadis-gadis yang menjerit-jerit. "Kau merokok?" Sasuke menoleh pada asal suara, ia menatap anak laki-laki berusia 9 tahun yang mempunyai warna rambut merah muda cerah. Sasuke langsung berpikir apa yang dialami bocah ini dengan warna rambutnya yang mencolok dan berwarna khas perempuan. Sasuke lalu mengangguk dan mempersilahkan si bocah untuk duduk. "Sejak kapan kau merokok?" tanya Aki. "aku tidak pernah melihatmu merokok waktu di televisi?" Sasuke tertawa kecil. "Sejak SMA," kata Sasuke. "sebenarnya aku sudah lama berhenti merokok, tapi aku sedang bosan saja," "Sebenarnya kau merokok karena Kak Sakura akan menikah kan?" Sasuke terbatuk menelan asap rokoknya sendiri dan menatap bocah laki-laki yang kini nyengir lebar. "Boleh aku mencobanya?" tanya Aki. "Tidak!" kata Sasuke sebal. "kau ini masih kecil!" "Tapi semua temanku sudah pernah mencobanya," kata Aki memelas. "aku hanya ingin mencobanya sekali saja, setelah itu aku tidak akan penasaran lagi," "Kau tidak akan suka rasa dan baunya!" "Tapi kenapa kelihatannya kau begitu menikmatinya?" tanya Aki. "Kau tahu satu batang rokok ini mengandung ribuan racun berbahaya!" kata Sasuke. "Tapi kenapa kalian orang dewasa tetap saja menghisapnya?" tanya Aki diplomatis. "Kau ini keras kepala seperti kakakmu ya?" kata Sasuke, ia menatap Aki dengan agak sebal. Kemudian menyodorkan rokoknya pada Aki. "Ini!" kata Sasuke. "coba hisap!" Aki nyengir dengan antusias dan menempelkan rokok pada mulutnya. Tidak sampai 5 detik, Aki sudah terbatuk-batuk dan melemparkan batang rokoknya. "ARRRGGGHH! UHUKK! UHUK!" Jerit Aki. "APA INI SIH? UGH! GAK ENAK!" Sasuke tertawa dan mengambilkan air minum untuk Aki. Aki bergegas meminumnya banyak-banyak. Sasuke menepuk-nepuk bahu Aki yang masih terbatuk-batuk. "Kau masih mau mencobanya?" tanya Sasuke. Aki menatap Sasuke kemudian menggeleng keras-keras. "Kau ini orang dewasa paling keren yang pernah kutemui," kata Aki ketika batuknya sudah berhenti total. Sasuke diam saja. "Kau tidak ingin tahu kenapa aku bilang begitu?" tanya Aki, Sasuke menggeleng. "Kalau begitu akan aku beritahu," kata Aki duduk sambil melipat kedua kakinya. "kau orang dewasa pertama yang mengijinkanku mencoba menghisap rokok!" Sasuke tampak tak terkejut. "Kalau kau berteman dengan anak nakal kau pasti juga akan dipaksa merokok," kata Sasuke. "kau ini masih kecil, belum tahu macam-macam orang," "Yaa, aku tahu," kata Aki. "tapi biasanya orang dewasa cuma suka melarang saja tanpa mengatakan alasan sebenarnya. Aku kan ingin tahu mengenai hal apa saja. Jadi kalau dilarang nanti aku tahu apa?" "Jalan pikiranmu ini sudah seperti orang tua saja," kata Sasuke. "Haha terserah kak Sasuke," kata Aki. "tapi kau mau tidak aku bantu supaya kak Sakura jadi suka padamu?" ::::::::::::::::: Sasuke mendengar bel yang tampaknya ditekan dengan antusias, ia bangkit karena belum ada yang membukanya sampai berbunyi hingga tiga kali. Sasuke membuang puntung rokoknya dan berjalan menuju pintu depan, tetapi belum sampai langkah ketiga ia sudah diinterupsi oleh suara berisik yang menjerit-jerit. Sakura berlari dan bergegas membuka pintu depan. Tak berapa lama, muncul sosok lelaki tampan berambut perak. Ia tersenyum ketika Sakura menabraknya, memeluknya dengan sangat erat seperti sudah tak bertemu selama bertahun-tahun. Sasuke ragu-ragu mendekati mereka, ketika ia hendak berbalik sebuah suara menghentikannya. "Halo Sasuke," kata Kimimaro sambil tersenyum tulus. Sakura melepaskan Kimimaro dan berbalik untuk memandang Sasuke. "Hai," jawab Sasuke sekenanya. "bagaimana kabarmu?" "Aku baik," kata Kimimaro yang berjalan mendekati Sasuke. "aku pikir kau pasti masih disini karena banyak gadis-gadis di luar sana," Kimimaro menunjuk ke arah depan rumah. Sasuke mengangguk sekenanya. "Aku hanya tidak ingin melewatkan hari bahagia Sakura," Kimimaro menatap Sasuke dengan pandangan bersahabat, lalu menjulurkan tangannya. "Terima kasih," kata Kimimaro. "terima kasih sudah membantu Sakura," ::::::::::: Meja panjang tanpa tempat duduk dipenuhi makanan panas yang masih mengepul. Seluruh penghuni rumah keluarga Haruno tengah makan malam dan menjamu tamu-tamu yang istimewa. Sakura, Aki, Tuan dan Nyonya Haruno, nenek Sakura, Tsunade, Ino, Kimimaro dan tentu saja Sasuke Uchiha duduk mengelilingi meja persegi panjang yang terlihat tradisional. Mereka berdesakan karena ukuran meja yang terbilang terlalu pas untuk jumlah mereka. Entah mengapa Sakura bisa terjebak di antara Sasuke dan Kimimaro yang duduk mengapitnya. Sasuke di sebelah kanannya dan Kimimaro di sebelah kirinya. Para tamu diperlakukan dengan sangat baik oleh seluruh keluarga Sakura. Terutama Sasuke yang mendapat perlakuan terlampau istimewa dari nenek Sakura. Nenek Sakura memaksa Sasuke untuk makan banyak-banyak. Bahkan ia mengambilkan Shabu-shabu untuk Sasuke dan memenuhi piringnya dengan irisan daging dan sayuran yang Sasuke tidak yakin bisa menghabiskannya. Sasuke mencapit dagingnya dengan sumpit dan mencoleknya dengan saus wijen. Selama beberapa saat hanya terdengar suara kelontangan sendok, garpu, sumpit dan dentangan piring yang diambil dari tempatnya. "Oh ya Tsunade, kudengar kau baru saja menangani gaun Anko," kata Ino. "Anko?" tanya Aki. "bukankah dia artis terkenal yang bulan lalu mampir ke kota ini?" "Yeah," kata Tsunade tampak malas-malasan membahas pekerjannya di tengah makan malam yang menyenangkan. "orangnya tidak terlalu banyak bicara, kupikir ia tidak akan menuntut gaun yang terlalu macam-macam. Tapi aku harus menyelesaikannya lebih dari sebulan hanya untuk mendesain bentuknya!" "Bukankah Anko juga pernah main film sama kak Sasuke?" tanya Aki yang mulutnya masih penuh dengan irisan daging. "Hanya sekali," kata Sasuke. "Tapi kau pasti sudah membintangi ratusan film," kata nenek Sakura. "Tidak sebanyak itu nek," kata Sasuke sopan. "Ya! Ya ! tapi iklanmu banyak sekali kan?" "Nenek," Sakura menegur neneknya. "Aku tidak banyak menonton," kata nenek Sakura. "tapi Aki yang cerita," Sakura mendelik pada adiknya yang dengan cuek malah mencomot satu ikan bakar yang belum disentuh siapapun. "Cukup tentang pekerjaan Sasuke!" kata Sakura. "aku yakin dia malas cerita waktu sedang makan, iya kan Sasuke?" "Tapi kami semua ingin tahu seperti apa," kata Aki cuek. "Sudah, sudah," kata ibu Sakura. "jangan bicara lagi di saat makan oke?" :::::::::::::: Sakura ingin makan dengan tenang, seperti biasa. Akan tetapi setiap ia akan melahap makanannya, ia harus mengabaikan perasaan aneh yang ia rasakan setiap kali tangannya menyentuh lengan Sasuke. Sasuke memang tidak bereaksi apa-apa, menyedihkan. Hanya Sakura yang kelihatannya merasa terganggu. Sasuke bahkan dengan santai melayani setiap pertanyaan yang Aki ajukan. Hanya Sakura yang harus meneguk perasaannya dalam-dalam ketika Sasuke bahkan tidak terlihat sedih di tengah persiapan acara pernikahannya. Apa Sasuke sudah benar-benar mengikhlaskannya? Apa dia sedah benar-benar tak mempedulikan perasaannya di masa lalu? Tidak, tunggu dulu! Untuk apa Sakura peduli dengan perasaan Sasuke di masa lalu? Sasuke tidak punya perasaan apa-apa padanya, setidaknya begitu menurutnya. Ia bahkan tidak peduli apakah Sakura bahagia atau tidak, ingat kalau Sasuke itu egois! Jadi dia akan melakukan apa saja seenaknya. "Kau mau kuambilkan ikan bakar?" tanya Kimimaro membangunkan Sakura dari kecamuk pikirannya. Sakura menggeleng. "Aku sudah kenyang," Kimimaro tersenyum. Ia toh tetap mencomot ikan bakar dan ia letakkan di piring Sakura. "Kau harus banyak makan," kata Kimimaro. "Aku tidak mau," kata Sakura. "Sakura tidak suka ikan," kata Sasuke tiba-tiba. Kimimaro dan Sakura sama-sama membeku. Mereka menatap Sasuke dengan pandangan heran. "Bagaimana kau tahu?" tanya Sakura. "Ada di Wikipedia," kata Sasuke. "Di Wiki- mana mungkin ada di Wikipedia!" kata Sakura kesal. "kalau kau mungkin memang ada disitu! Orang terkenal!" "Kenapa sewot begitu?" kata Sasuke. "Kenapa? Kau pikir kenap-" "Sakura!" Nyonya Haruno memperingatkan anaknya. Sakura tampak kesal karena tidak bisa meneruskan untuk meluapkan kekesalannya. Ia kembali menekuni piringnya tanpa berkata apa-apa lagi. Sasuke Uchiha brengsek! Apa ia mau mempermainkan perasaannya lagi? "Ah Kimimaro, bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Nyonya Haruno sambil tersenyum ramah. "Ah, ya! Saya melakukannya seperti biasa, hanya harus meliput ke daerah yang terpencil," kata Kimimaro. "tapi saya diijinkan cuti sementara untuk mempersiapkan pernikahan," "Kau sudah pindah?" kata Sasuke. "Aku pindah ke Sakura TV," kata Kimimaro. "tidak lagi menangani berita selebritis dan hanya meliput berita nasional. Kau tahu, kurasa aku memang tidak terlalu cocok dengan hal itu," "Kimimaro baru-baru ini meliput berita Tsunami di Thailand," kata Tuan Haruno. "terkadang aku merasa hidup kita sudah sangat beruntung," "Ya, banyak yang kehilangan rumah dan keluarganya," kata Kimimaro. "sayangnya aku hanya seminggu di sana, tidak bisa banyak membantu," ::::::::::: Sasuke merasa tenggorokannya kering, ia tidak bisa tidur dan berniat minum air dingin dan mencari udara segar di luar rumah. Ia yakin sudah tak akan ada gadis-gadis yang menunggu dan menjerit-jerit di luar pagar. Ini baru jam sepuluh malam, ia tidak terbiasa tidur di bawah jam 12. Ia melewati Ino yang tengah membaca buku di ruang tamu, tampak terlalu serius dan tidak mau diganggu. Jadi Sasuke melanjutkan perjalanannya ke luar rumah. Pintu depan masih terbuka sedikit, Sasuke sudah akan membukannya lebar-lebar, tetapi diurungkannya ketika melihat ke luar. Sasuke melihat Sakura dan Kimimaro tengah tidur-tiduran di balkon sambil mengobrol. Mereka berdua menyandarkan kepala dengan satu tangan dan saling berhadapan. Sesuatu yang tak ingin dilihatnya. Sasuke sudah akan berbalik, tetapi ia mendengar namanya disebut. "Kau pikir kenapa Sasuke bisa tahu kalau kau tidak suka ikan?" kata Kimimaro. "aku bahkan tidak tahu hal itu sama sekali," "Entahlah," kata Sakura. "mungkin dia memperhatikan kalau aku tidak pernah makan ikan," "Kau ini memang jarang mengeluh di depanku," kata Kimimaro. "sesekali aku juga ingin tahu apa yang tidak kau suka," "Aku tidak terlalu memikirkan hal yang tidak kusuka," kata Sakura. "ada banyak hal yang harus disyukuri kan? Kenapa harus meributkan hal-hal remeh semacam itu," "Bagiku itu bukan hal yang remeh," kata Kimimaro. "lagipula kau tidak sesantai ini waktu kemarin membicarakan Sasuke," "Jangan membicarakan dia lagi!" kata Sakura. "lagipula Sasuke itu bukan hal remeh, dia masalah besar buatku!" "Dia menyedot perhatianmu sebesar itu?" "Tidak! Bukan begitu, kau tahu maksudku kan?" Sakura bangkit dari posisi bersandarnya dan menggeleng keras-keras. Kimimaro tertawa geli dan menarik Sakura agar kembali ke posisinya. "Aku tahu," kata Kimimaro. Ia membelai wajah kekasihnya dan bergerak pelan untuk menciumnya. Sakura merasa wajahnya merah padam, ia memejamkan mata dan membalas ciuman Kimimaro tanpa tahu bahwa Sasuke menatap mereka dengan perasaan terbakar. ::::::::::::::::::::ToBeContinued::::::::::::::::::::::
Posted on: Tue, 18 Jun 2013 06:43:27 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015