The World - TopicsExpress



          

The World Factbook https://cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2195.html GDP (current US$) data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD Lolos dulu PT 20% aja belum tentu, omongannya sudah setinggi langit. Apalagi kelak kalau terpilih jadi Presiden betulan? Tentang empat masalah yang dihadapi Indonesia itu, sebenarnya banyak yang tahu akan hal itu di negeri ini, bukan cuman Prabowo saja yang paham. Bahkan mahasiswa fakultas ekonomi di seluruh negeri ini, ketika menempuh mata-kuliah Perekonomian Indonesia, oleh sang dosen wajib diberikan pokok bahasan materi seperti yang dimaksud Prabowo itu. Jadi itu bukan barang istimewa dan baru. masalah energi RI itu sebenarnya lebih banyak disebabkan karena salah dalam pengelolaannya saja (miss management). Stock energi kita itu sebenarnya melimpah (selain minyak, gas dan batubara), seperti panas bumi (geothermal), tenaga angin disepanjang 81.000 km panjang pantai Indonesia, dan tenaga matahari. Itu tak berkembang baik akibat kemauan politik pemerintah saja yang belum kuat. Dan karena ada kepentingan kapitalis asing dan kapitalis lokal (termasuk Prabowo juga tentunya, yang punya tambang batubara di Kalimantan itu) yang sudah menanam investasi besar di sektor migas dan batubara. Para pemodal itu menolak keras dikembangkannya enerji alternatif di negeri ini, termasuk enerji nuklir dengan mendirikan PLTN misalnya, karena bisa bikin bisnis enerji mereka bangkrut akibat kalah bersaing dengan enerji murah. Tentang Pemerintahan yang lemah, justru apa bukan akibat Indonesia ini kelamaan dipimpin jenderal? Selama 32 tahun dibawah Soeharto, lalu 10 tahun dibawah SBY, total menjadi 42 tahun. Kalau Prabowo naik lagi, sampai 10 tahun ke depan lagi misalnya, apanya NKRI tak dipimpin Jenderal selama setengah abad? Pemerintahan yang kuat justru kalau negeri ini dipimpin oleh kepemimpinan sipil kok, dalam kondisi masyarakat madani yang sehat dan bebas-bertanggung jawab. Bukan masyarakat yang ketakutan dibawah rezim otoriter militer seperti zaman jenderal Suharto dulu, atau dalam iklim kebebasan yang kebablasan seperti zaman jenderal SBY sekarang ini. Yang baik, yaaa ditengah-tenga diantara kedua kondisi itu, tidak terlalu bebas, tetapi juga tidak terlalu tertekan akibat sistem kekuasaan yang otoriter. Lihat aja sejarah tahun 1950-an dana wal 1960-an dulu. Tentang struktur ekonomi, yang dinilai timpang hanya karena karena melihatnya dari jumlah peredaran uang saja dimana dikatakan 60% peredaran uang hanya di Jakarta, itu benar kalau dilihat secara fisik. Tapi di zaman sekarang ini, zaman internet, uang fisik (chartal dan giral) tak begitu penting lagi. Uang yang ada sekarang hanya catatan elektronik yang bisa berada di negara mana saja. Selembar kartu ATM anda yang ada sekarang, bisa menjadi mata uang di hampir 200 negara di dunia ini, cukup hanya dengan mengeseknya saja di seluruh dunia atau masuk ke ATM di negeri asing itu. Apa artinya itu? Artinya tak penting lagi bentuk fisik uang dan memperbincangkan dimana uang itu disimpan. Itu kartu-kartu ATM milik orang kaya yang tinggal Jakarta, belum tentu rekeningnya secara fisik ada di kota Jakarta, tetapi bisa aja disimpan di Singapore, Hong Kong, Shanghai, New York, Cayman Island, Swiss, bahkan di Israel.
Posted on: Sun, 10 Nov 2013 01:31:25 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015