Tittle : The Vampire`s Blood (Chapter 5) Author : Hilwa - TopicsExpress



          

Tittle : The Vampire`s Blood (Chapter 5) Author : Hilwa Agustina Genre : Mysteri, Advanture, Conflicts, Friendship, Love, Happy-Sad Ending (Just Read) Rate : Teen (Just Read) Cast : Issabella Stephanie Tyler, Harry Edward Styles, Niall James Horan, Louis William Tomlinson, Zayn Javadd Malik, Liam James Payne, Eleanor Jane Calder, Kayla Elena Anderson, And Other Cast (Just Read) ===CHAPTER 5=== “ Bodoh! Untuk apa aku menurutimu? Kau hanya memperdayaku, menjadikanku alat! Kau memisahkanku dari keluargaku yang sebenarnya! “ Kayla membentak El, dia sangat marah dengan perilaku Eleanor. “ Percuma, Kay! Meskipun kau sudah bertemu dengan keluarga aslimu, kekuatanmu tak bisa mengalahkanku dan Louis! Sisi manusia dalam dirimu sudah hilang. “ Eleanor mencekik leher Kayla. “ Kau yang membuatku seperti itu! “ Kayla mulai kesakitan, ia tak bisa melawan El karna ia sendiri sedang terkunci oleh kekuatan El di dinding. Melihat itu aku tak tinggal diam. Aku berlari untuk melawan El. Tanganku mengepal bermaksud memukulnya. Sepertinya El tak merasakan kedatanganku yang semakin dekat dibelakangnya. Aku mencengkeram kuat jubahnya, lalu kulempar El. Dia tersungkur. Seketika Kayla dan juga kakakku lepas dari dinding. Kayla melemas sedangkan kakakku masih terbatuk-batuk. Aku merebahkan tubuh Kayla. “ Bertahanlah! Berjuanglah bersamaku saudaraku. Kumohon… “ aku mulai menangis melihat keadaan saudara kembarku. Lalu aku menghampiri kakakku. “ Kak? Kau tak apa-apa kan? “ aku memeluknya erat. “ Aku tak apa-apa. Bagaimana dengan Kay? “ kakakku bertanya. Sebelum aku menjawab, aku mendengar suara di balik punggungku. “ Ahh!! “ Kayla kesakitan. Aku terkejut dan spontan langsung melepas pelukan kakakku, melihat keadaan Kayla di belakangku. Dia terbaring lemas. Kulihat El tertawa, sepertinya dia ingin melukaiku tapi Kayla menyelamatkanku. “ Bella, maafkan aku, aku tak bisa bertahan. Aku tahu kau punya kekuatan lebih besar daripada aku. Kau pasti bisa mengalahkan dia dan Louis. “ Kayla memegang tanganku. Dia menatapku dengan tatapan sayu. “ Kak Liam… Aku senang ternyata aku punya kakak sepertimu. Kau baik dan bijaksana. “ setelah mengucapkan itu, darah hitam pekat keluar dari mulut Kayla. Nafasnya tersenggal-senggal. “ Kay! Kumohon, jangan… “ aku menangisinya. Ternyata dia sudah tak ada. Kekuatan El begitu kuat sehingga Kayla tak bisa melawannya. “ Kay! Bangunlah! Kayla! “ kakakku pun ikut menangis. Rasanya ini tak adil. Aku baru beberapa saat bertemu dengannya, dia saudara kembarku. Tapi ini sudah terlambat. Eleanor masih tertawa puas. Kak Liam menghapus air matanya lalu berdiri. Mukanya merah padam, dan seperti biasa jika dia marah taringnya akan keluar, cakarnya pun ikut memanjang, matanya memerah. “ Kau telah membunuh adikku, El. Kau akan tahu akibatnya! “ kak Liam mulai mengeluarkan kekuatannya, namun sayang itu tak berhasil. Dia terlempar cukup jauh dari tempatnya berpijak. “ Jangan mengancam istriku anak muda! “suara bernada sentakan itu menejutkanku. Itu Louis, dia yang membuat kakakku terpental jauh seperti itu. Dia juga membuka tudung kepalanya, wajahnya sama seperti El, pucat pasi dan bibirnya sangat merah. Kakakku juga tersungkur sama seperti Kayla. Dia memegang dadanya, menahan rasa sakit. Kini tinggal aku sendirian. Kayla sudah tak ada, Harry masih tak sadarkan diri, sedangkan kakakku masih menahan rasa sakit akibat ulah Louis. Hanya satu yang kuharapkan saat ini. Aku ingin Niall disini, datang untuk membantuku mengalahkan mereka. dimana dia? Kenapa dia tidak datang? “ Kenapa kau menangis tikus kecil? Kini kau sendirian. Mungkin kau sekarang berharap seseorang datang membantumu, dan aku tahu siapa dia. Kau berharap Niall datang bukan? Hahaha… Gadis bodoh! “ kata-kata Louis membuat amarahku semakin memuncak. Ingin rasanya aku menyobek mulutnya. Dia meremehkanku. “ Kenapa kau melakukan ini semua? Aku, kak Liam, dan Kayla masih satu darah denganmu, Louis. Kau pamanku dan El adalah bibiku. Bisakah kita memperbaiki semuanya? Aku hanya ingin kita berkumpul layaknya keluarga, Lou. “ aku mencoba menyadarkan Louis dan El. “ Sekarang aku tanya padamu, Isabella! Aku tahu kau keponakanku, aku hanya iri dengan ayahmu. Kenapa hanya dia yang jadi penguasa sedangkan aku tidak? Pikirkanlah. Aku juga ingin seperti ayahmu, menjadi raja, mempunyai pengawal, memiliki istana. Tapi kenapa hanya dia dan selalu dia? Kurasa membunuh orang tuamu adalah hal yang paling tepat kulakukan. “ Louis marah, sekarang aku tahu alasannya kenapa dia tega membunuh orang tuaku. Dia hanya cemburu. Aku tak segera menjawab kalimat Louis. Aku menutup wajahku dengan tanganku, menangis. Aku hanya berharap satu keajaiban yang membuat ini semua berakhir. “ Kau tak pantas melakukan itu, Louis. “ aku mendengar seseorang berbicara. Aku sangat kenal dengan suara itu. Itu Niall, dia ada di belakangku. Tuhan mengabulkan doaku. “ Oh, kau datang rupanya. “ El berbicara ketus. “ Sudah berapa banyak korban tak bersalah mati sia-sia karena mu Louis, El! Kenapa kau menculik Harry lalu menyiksanya begini? Dia tak ada hubungannya dengan masalah ini. Kenapa kau dulu merawat Kayla dari kecil jika ujung-ujungnya kau hanya ingin membunuhnya seperti ini? Kalian berdua memang keterlaluan! “ Niall mengemukakan semua argumennya. Aku berhenti menangis, kini aku menjadi lebih kuat dengan adanya Niall yang mendukungku. Kulihat kakakku masih memegang dadanya yang sakit akibat ulah Louis, dan Harry sedikit demi sedikit mulai membuka matanya. Aku tahu dia sadar. Aku senang, kini Harry mulai bangkit dan menghampiriku meskipun susah rasanya untuk ia berjalan. “ Aku ada di pihakmu. “ bisik Harry pelan di dekat telingaku. Aku tersenyum padanya. Tiba-tiba 2 orang pengawal Louis datang sambil menyeret seseorang. Ya Tuhan! Dia Zayn. “ Dia berkhianat tuanku. Mata-mata kita yang satu ini memberitahukan tempat kita pada dia. “ salah satu pengawalnya berbicara sambil menunjuk Niall. Tak kusangka Zayn berhubungan dengan ini semua. Ternyata selama ini Zayn memata-mataiku, pantas saja Louis tahu semua tentangku. Kulihat tubuh Zayn yang lemah di tanah. Wajah dan bajunya berlumuran darah. Susah payah ia menghirup nafas, kurasa ia sudah disiksa dengan pengawalnya Louis dan El. “ Ternyata kau masih belum mengerti konsekuensinya, Zayn? Baiklah, pengawal kirim prajurit kita untuk membunuh kedua orang tuanya! “ suruh El pada pengawalnya. “ Kumohon, ja… jangan! Aku tak mau orang tuaku mati karna aku. “ ucap Zayn di sela-sela nafasnya yang mulai habis. Louis tak menggubris, dia menendang perut Zayn hingga Zayn terpental membentur dinding. Aku tahu Zayn tak bisa melawannya sebab dia tak mempunyai kekuatan apapun karna dia manusia. Aku semakin geram dengan mereka berdua. Sungguh tak punya hati. Aku, Niall, dan Harry pun maju untuk melawan mereka berdua, saling adu kekuatan. Ini sebanding, karna kami semua masih punya darah vampire dalam tubuh kami. Kakakku juga mulai bangun meskipun aku tahu ia masih kesakitan. Dia membantuku melawan Louis dan Eleanor. Saat aku melihat usaha kakakku untuk bangun, aku lengah. Louis berhasil memukulku. Aku terlempar cukup jauh lalu terhempas di tanah dengan keras. Rasanya tulangku remuk. Aku mengaduh kesakitan. Tak lama setelah aku jatuh, Niall pun juga ikut tersungkur di sampingku. Aku berteriak karna Niall terlempar jauh lebih keras dariku. Niall menatapku. “ Mungkin aku hanya bisa membantumu cukup sampai disini saja. Aku tahu kau bisa melakukannya. “ Niall berbicara padaku sambil tersenyum manis. Meskipun aku tahu itu palsu, Niall hanya ingin membuatku kuat, tidak lemah. Perlahan, Niall memejamkan matanya. Kutepuk pipinya keras, namun sama saja. Dia tetap tak mau bergerak. Niall sudah mati, sama seperti Kayla. Aku menangis untuk kesekian kalinya. Aku melihat Harry dan kakakku masih berjuang mati-matian untuk mengalahkan Louis dan El. Mungkin Harry juga sudah tak kuat lagi. Saat ia mulai lemah dan lengah Louis menggigit leher Harry, menghisap darahnya. Nafas Harry tersenggal-senggal. Aku menghampirinya saat Louis sudah melepas gigitannya. Badan Harry sudah berlumuran darah. “ Jangan tinggalkan aku. “ ucapku sambil memegang pipinya. “ Aku tak bisa sayang. Maafkan aku. Aku senang bisa membantumu melakukan ini. Ketahuilah, aku mencintaimu, Isabella. “ Harry mengerang lalu diam, tak bergerak lagi. Dia mati. Kini aku benar-benar tak berdaya. Orang tuaku, saudara kembarku, sahabatku sekaligus penjagaku, dan kini kekasihku, mereka sudah mati. Louis dan Eleanor yang melakukan ini. “ Lihat kakakmu! Dia sudah tak berguna! “ ucap El di hadapanku dengan angkuh. Aku melihat kakakku. Keadaannya sangat kacau. Wajah dan tubuhnya sudah dipenuhi luka cakaran. Tapi dia masih berjuang melawan Louis. “ El, komohon hentikan ini. Jangan bunuh kakakku! Kau sudah mengambil semuanya dariku. Ayah ibuku, saudara kembarku, sahabatku, kekasihku, dan kini kau mau mengambil kakakku? Serakah sekali kau! “ kini aku mulai mengeluarkan kekuatanku. Entahlah, aku kini mulai berhenti menangis. Aku ingat pesan ayah, aku memiliki kekuatan besar untuk mengalahkan Lou dan El. Ayah saja yakin akan itu, kenapa aku tidak? Sepertinya kakakku sudah tak mampu lagi. Louis sudah mengalahkannya. Kini tinggal aku, aku harus bisa mengalahkan mereka berdua. Aku masih berduel dengan El, Louis tak tinggal diam. Dia juga ikut menyerangku. Aku tahu ini sakit, sakit sekali. Tapi ini semua belum sebanding dengan mereka yang sudah berkorban nyawa hanya untuk aku. Aku harus bisa megalahkan mereka. aku tahu aku bisa melakukannya. Tanganku mengepal lalu memukul tubuh El berkali-kali dengan kuat. Kurasa El cukup kesakitan saat ini. Aku masih belum puas, aku mencari sesuatu yang bisa kugunakan untuk membunuh Eleanor. Tak lama aku mencari, aku menemuka sebuah ranting yang kurang lebih ukuran garis tengahnya sekitar 5 cm. Tanpa pikir panjang kutancapkan ranting itu tepat di jantungnya. Dia mengerang sangat keras. Dia menahan rasa sakit. Aku sedikit beranjak menjauh darinya. Louis menyaksikan kejadian itu. Dia sangat marah padaku karna aku sudah berhasil mengalahkan El, istrinya. Dia sudah bersiap menerkamku. Kakakku tak tinggal diam. Dia juga mencari ranting yang ujungnya sangat lancip sama sepertiku. Namun dia menemukan ranting yang ukurannya lebih besar dari yang kutemukan. Garis tengahnya berkisar 7-8 cm. Dia tak mau ambil resiko, dengan cepat ia berlari menghampiri Louis lalu menancapkan ranting itu tepat di jantungnya. Tubuh Louis roboh di samping tubuh El. Mereka berdua saling kesakitan. Aku dan kakakku hanya diam dengan tatapan tak percaya. Ternyata cara apapun tak akan bisa membunuh mereka berdua, kecuali satu, menusuk jantung mereka. Tubuh mereka kini mulai diam, lalu tak bergerak sama sekali. Aku dan kakakku mencium bau amis darah yang sangat menyengat. Itu darah yang keluar dari mulut Louis dan Eleanor, warnanya merah kehitaman. Aku dan kakakku lalu mendekati mereka. sepertinya Louis dan Eleanor sudah mati. Like nya semangat dongg :o -_- -Inuyasha
Posted on: Sat, 03 Aug 2013 03:42:04 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015