Tolong Ibu, Dok .. (25 September 2012) Penulis : handyt2 Baru - TopicsExpress



          

Tolong Ibu, Dok .. (25 September 2012) Penulis : handyt2 Baru hari ketiga aq ditempatkan di desa terpencil ini, kampung mayit, terisolasi dari keramaian karena letaknya di lereng gunung. Tugas pertamaku setelah lulus medical school, memang aq ingin mengabdi di tempat2 terpencil. Seharian hujan yg tak henti, sudah jadi gerimis kecil sejak sore. Malam ini kulewatkan dgn membaca novel dekat lampu minyak, krn listrik desa yg memang sering mati lampu. Ditengah sepi, ketukan lirih pintu depanku terdengar menggelegar. Hmm.. siapa ya hujan2 begini.. Kulihat seorang gadis yg basah kuyup tanpa payung, tapi terlihat tak peduli. “Masuk dik..” Tak terduga, tangannya menangkap lenganku “Tolong Dok, tolong ibu..” suara lirihnya.. tapi yg mengagetkanku adalah betapa dinginnya telapak tangan si gadis ini, kasihan mungkin kelamaan di hujan.. Buru2 kuambil payung & tas perlengkapan dokterku, mengikuti si gadis yg udah duluan berjalan tanpa menungguku. Wajahnya cantik, mungkin sekitar 15thn, meski ada yg terasa aneh, mungkin parasnya yg sama sekali tanpa ekspresi, juga nada bicaranya yg lirih, lembut dan hampir tanpa intonasi.. Kita berdua berjalan di kegelapan & kesunyian yg mencekat, selain suara gerimis yg monoton. Bahkan gardu ronda yg biasanya melantunkan lagu dangdut yg kubenci, malam ini rasanya pengen banget aq mendengarnya utk memecah sunyi. “Masih jauh, dik ?” tanyaku, dia hanya menjawab dengan gelengan.. “Siapa namanya dik?”.. lagi2 tak ada jawaban.. mungkin dia kalut, ingin segera menolong ibunya yg sakit. akhirnya sampai juga kita dirumahnya. Dari cahaya rembulan yg terseliput awan, jelas kulihat rumah ini berdiri sendiri tanpa tetangga kanan kiri. Ah semoga saja aq bisa mengatasinya, tanpa bantuan orang lain, krn dari tadi nggak lihat ada seorangpun di perjalanan. Si gadis mendorong pintu depan yg berdecit, kelihatannya rumah tua ini kurang terurus. Bau di dalam rumah jg bau udara yg tidak segar. Tapi aq yg paling takjub adalah barang yg nggak ada di seluruh rumah: furniture.. nggak terlihat ada kursi tamu, meja atau apapun. Hanya dipan tempat tidur sederhana di tengah ruangan persis. Lampu minyak yg terletak di lantai, sesekali tertiup angin membuat bayang2 terliuk2 aneh & agak mengerikan.. Atau memang daya khayalku mulai berpikir yg aneh2.. Tanpa bicara sepatahpun, si gadis setengah menyeretku ke tempat tidur yg disitu tergeletak ibunya yg sama sekali tak bergerak, bahkan dadanya pun tak terlihat naik turunnya pernafasan. Wajahnya yg putih pucat, menatapku, matanya sesekali berkedip. Secara refleks kurasakan temperatur di dahinya. Terkesiap aku krn dinginnya temperatur beliau, buru2 kukeluarkan stetoscope dari tas, tapi jg tak kudengar detak nadi.. Ah masak sih peralatanku rusak. Akan kusuntikkan cairan nutrisi, krn aq khawatir badannya yg pucat spt mayat ini pasti tak mendapatkan gizi yg cukup. Setelah dgn susah payah kusiapkan dosis di sinar lampu yg redup ini, kusuntik lengan kanannya. Bersamaan dgn ini, terasa angin dingin menyapu ruangan & mematikan lampu satu2nya yg menerangi ruang. Panikku mulai merasuki akal sehatku. Kutumpahkan tasku, krn aq tau ada senter kecil disitu. di tengah kekalutan, kuarahkan senter ke ranjang si ibu, tapi yg kulihat hampir membuatku pingsan. Jarum suntikku masih tertancap di gundukan kuburan. Aku yg tadinya duduk di pinggiran dipan si ibu, skrg posisiku hampir memeluk kuburan. Dan aq tidak lagi berada di dalam ruangan rumah, tapi di tengah areal kuburan luas dan tak terurus, dgn suasana gerimis begini terlihat semakin mengerikan. Ada tulisan di batu nisan yg kelihatan sudah usang, tapi aq sudah kehabisan keberanian.. Tanpa memasukkan peralatanku kembali ke tas, hanya kuambil senter & berlari ke arah acak, krn aku sendiri tak yakin arah kemana utk kembali ke kampung. Bbrp pemuda yg lagi ronda akhirnya mendengar teriakan minta tolongku. Setelah bbrp orang menenangkanku dengan teh manis & handuk pengering hujan, pak RT mulai bercerita. Konon ada seorang ibu yg waktu itu sakit keras. Si gadis satu2nya harus menempuh jarak jauh utk mencari pertolongan dokter krn letak desa yg terpencil ini. Tapi si ibu menemui ajalnya tanpa sempat mengucapkan kata perpisahan pada si gadis tunggal. Kesedihan meliputi si gadis ini yg akhirnya mengakhiri nyawanya dgn bunuh diri. Sejak itu, tiap ada dokter baru yg bertugas di desa, si gadis ini kerap mendatangi utk meminta tolong. Mungkin aneh, tapi di benakku, aq ingin juga utk bertemu kembali dgn si hantu gadis & ibu ini. Aq nggak akan bisa membantu apa2, tapi paling tidak ingin kuyakinkan bahwa si ibu tak tertolong, bukan salah si gadis. Tapi hari2 berikutnya si gadis tak kunjung menampakkan dirinya.. Jangan lupa mengunjungi web kita tercinta mistik.reunion.web.id/
Posted on: Wed, 25 Sep 2013 05:15:44 +0000

Trending Topics



Recently Viewed Topics




© 2015