Ujung dari salah kelola pendidikan di Indonesia adalah minim tersedianya guru kompeten bagi anak-anak Indonesia. Padahal guru punya peran vital bangun mental ilmiah dan karakter humanis murid--jauh lebih penting dari mewahnya bangunan sekolah ataupun kerennya seragam anak sekolah. Aku sering nemu guru yang malas diajak berpikir tentang kebutuhan pola didik murid mereka, "Kalau disuruh bikin bahan ajar sendiri, saya pusing, Pak. Toh juga bisa lulus UN tanpa repot kayak gitu," kalimat model ini sering aku dengar. Karakter guru Indonesia didominasi guru bebal yang hanya mengejar kenyamanan--asal dah jadi PNS ngapain mikirin hal susah. Hanya sedikit yang guru yang sadar mereka punya tugas sebagai agen perbaikan peradaban, yang tersadar justru sering diasingkan dan disingkirkan oleh rekan guru lainnya. Pendidikan Indonesia juga terbukti gagal bangun mental pendidik di para orangtua. Banyak orangtua yang hanya mau melihat kecerdasan anaknya dari nilai ujian. Banyaknya kasus bocor soal tiap Ujian Nasional adalah bukti peran orangtua menjerumuskan anaknya pada sistem yang salah. Harga bocoran soal bukan setukar uang jajan anak sekolah. Saatnya warga yang masih mampu berpikir sehat paksa Muhammad Nuh dan Susilo Bambang Yudhoyono menggunakan sisi sehat akal mereka dalam membuat kebijakan pendidikan. Cara awalnya; turut tandatangani petisi ini. Cara berikutnya amati dan perbaiki caramu, cara guru anak-anakmu dan lingkungan anak-anakmu dalam mendidik anak-anakmu.
Posted on: Fri, 27 Sep 2013 00:15:42 +0000
Trending Topics
Recently Viewed Topics
© 2015