WILUJENG ENJING, “Ibu kenapa kita harus menunggu lama? Aku tak tahan lagi, Bu.” Rengek seorang bocah yang tengah mengantri di sebuah tempat makan yang ramai pengunjung, sehingga mereka terpaksa harus mengantri demi dapat menikamati makanan favorit. “Tunggu sebentar lagi ya, Sayang.” Sambut si ibu dengan tersenyum, anaknya tampak cemberut terlebih saat seorang bocah seusianya melintas sambil membawa nampan penuh makanan disertai senyum ceria di wajahnya. “Bu, ayo kita ambil makanannya sekarang, nanti kita kehabisan bagaimana?” kata bocah itu lagi sambil menarik-narik lengan ibunya, “Tidak sayang, kita harus mengantri untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.” Balas sang ibu menahan gerakan tubuh anak itu yang berguncang tak karuan, “Kenapa harus mengantri, Bu?” Tanya bocah itu lesu, lalu berdiam diri. “Dengar, Nak.." Ucap ibunya lembut. "Kita tidak boleh egois dan harus sabar, kamu lihat mereka yang berada di depan atau belakang kita? Mereka juga sangat mengingkan makan kesukaan mereka segera.” Anak itu kemudian mengamati orang-orang yang dimaksud ibunya. Terlihat beberapa orang tua bahkan ada juga anak-anak dalam antrian yang tetap tenang menantikan giliran. Tak lama senyuman tersungging di bibir anak itu. “Ibu benar, mereka tetap sabar dan tidak terlihat sangat lapar.” Ibunya tertawa kecil, “Mereka sebenarnya juga sangat lapar sepertimu, tapi mereka tahu untuk menghargai orang l ain yang mengantri” Kata sang ibu sedikit berbisik, yang disambut anggukan kepala anaknya seraya tertawa lebar . Semoga bermanfaat:)
Posted on: Sun, 18 Aug 2013 22:00:00 +0000