WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (1) OPINI | 28 January 2012 | - TopicsExpress



          

WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (1) OPINI | 28 January 2012 | 17:45 Dibaca: 2108 Komentar: 49 3 Pa… Mama berangkat ya…. saat itu jam 7:00, Assallamualaikum….. Waalaikum salam…. Suamiku menjawab. Setiap pagi rutinitas kami seperti itu, kami berangkat masing-masing. Saya ke arah Mampang, Suami ke arah Jati Warna bekasi. sedangkan saat itu kami tinggal di daerah Jati Asih. Hari itu Kamis 21 April 2011, 9 bulan yang lalu. Tidak terbesit sedikitpun di otak Saya hari itu menjadi titik balik yang menyeret kehidupan Saya dan Keluarga ke dalam badai puting beliung kancah politik yang begitu hebat sampai mengguncangkan Indonesia dan juga Internasional. Selama perjalanan Saya sudah termenung menung, sudah hampir 4 bulan ini kantor kami sedang dalam keadaan yang tidak enak. Sejak Januari kasus Daniel Sinambela, Saham Garuda, dan PLTS (Solar Sell Depnakertrans) perasaan Saya tambah kacau balau, 2 minggu belakangan keadaan tambah tegang, jadi di mobil selama perjalanan rumah ke kantor otak melanglang buana di masalah-masalah yang Saya hadapi. Sampailah saya di gedung TOWER PERMAI jam 8:30, pagi Bun…. security menyapa Saya, di kantor memang sudah biasa Saya di panggil BUNDA oleh staf TOWER PERMAI. Sudah hampir 2 minggu Pak Nazar tidak pernah datang ke kantor, karena menurut beliau ada yang sedang menjebak beliau supaya tersangkut dalam kasus PLTS, Pak Marisi Matondang (Dir PT.Mahkota Negara dan Berkah Alam Berlimpah) juga di suruh tiarap oleh Pak nazar dan Saya tidak tau di mana Pak Marisi, karena rumah Pak Marisi yang di bekasi sudah hampir 1 bulan dikosongkan. Di rumah Pak Marisi Bekasi sudah beberapa kali di datangi orang-orang yang mengaku dari KPK. Pak Marisi sedang di cari-cari KPK untuk di mintai keterangan masalah PLTS. Sampai di ruangan Saya menelphon assistent Pak Hari (Dirut Mandiri Sekuritas) untuk membuat janji bertemu jam 3 sore untuk membicarakan Saham Garuda kami yang bermasalah. (Saham Garuda akan Saya ceritakan dalam segmen tersendiri) Jam 10:00 Saya di panggil oleh Pak Doni untuk kordinasi di lantai 6, saat Saya naik sudah ada Pak Albert di sana. Akhirnya mulailah kami berdiskusi Pak Doni bener nggak sih berita 3 hari yang lalu “beberapa hari yang lalu driver salah satu direksi mengajukan berhenti, driver itu di ajak temannya untuk melamar hari Senen, ternyata temannya itu mengajak dia melamar menjadi supir di KPK, hari Senen itu dia langsung di test untuk pengetahuannya jalan-jalan di Jakarta, test pertama dia di suruh ke daerah tebet dekat lapangan Ros, dan berhenti di kantor kami yang di TEBET, setelah itu ke perumahan Cipinang di sana adalah daerah rumah ibu ROSA, lalu ke daerah rawamangun di sana berhentinya di dekat rumah ibu MINARSIH, dari situ dia di suruh ke arah warung buncit mereka berhenti di daerah dekat kantor kami yang di MAMPANG (TOWER PERMAI) selesai di sana langsung menuju arah pejaten dekat rumah Pak Nazaruddin.” hal itu Saya tanyakan karena gara-gara itu Saya di panggil Pak Nazar jam 22:00 dan di perintah untuk membereskan semua data keuangan, Senen malam itulah Saya bertemu Dede Yusuf sedang berbicara dengan ibu Bertha. Selasa pagi kami keuangan langsung beres-beres, dan karena ibu Neneng sedang Umroh, maka data-data keuangan di masukan ke dalam kamar kos-kosan, biasanya data-data keuangan di ambil oleh ibu Neneng di masukan ke gudang yang kami sendiri tidak tau keberadaannya. Pak Doni bicara ya udah taro aja di sana dulu sampai bu Neneng pulang Umroh. setelah itu Pak Albert bicara, Ah itu cuma gertak sambal aja supaya kita panik, tenang aja…… Akhirnya setelah selesai kordinasi Saya turun, saat itu sudah pukul 12:00, keadaan lantai 3 sepi hanya ada 1 org kasir dan 2 staf IKPP (pabrik CPO yang berada di Pekan baru), staf Saya selebihnya bekerja di Apartemen Rasuna sambil membawa data yang tidak di masukkan ke dalam kamar kos-kosan karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, tanggal 30 April kami harus pelaporan pajak tahunan seluruh perusahaan Pak nazaruddin, dapat dibayangkan saat itu kami sedang sibuk sekali, tapi keadaan menegangkan. Jam 1:00 beberapa staf datang dari Apartement Rasuna, termasuk Oktarina Furi, Okta melanjutkan pekerjaan di kantor, karena Okta bingung dengan isi brangkastnya, kan tidak mungkin isi brangkast Okta di pindahkan ke kamar kos, maka brangkast di ambil keputusan uang akan di setor ke Bank, yang lain di masukkan ke kotak kardus. Tapi kami tidak berencana menyetor hari itu, Okta harus Cash Opname terlebih dahulu sebelum di setor. Jam 1:30 Saya meninggalkan kantor untuk bertemu dengan assistent Pak Hari(Dir.ManSek) untuk bertemu jam 3 sore, Sampai di sana Saya bicara berdua, jam 5:00 Saya kembali ke Kantor. Dikantor lantai 3 hanya ada Okta, Neni kartini saja, saat itu sudah hampir magrib WISMA ATLET-21 April yang Mencekam (2) OPINI | 30 January 2012 | 08:04 Dibaca: 2122 Komentar: 51 8 Jam 18:00 Saya sampai di kantor, di kantor masih ada Oktarina Furi dan Neni Kartini, Saya saat dalam perjalan dari Mandiri Sekuritas ke kantor TOWER PERMAI minta Neni unutk mempersiapkan data-data yang Saya perlukan untuk permasalahan SAHAM GARUDA. Saya meminta Neni tidak pulang sebelum selesai pekerjaan yang Saya minta. Saat itu hampir Magrib, tiba-tiba Pak.Frangky (Jimy R TAKE) dan Pak Doni telp Saya di telp khusus (kami menyebutnya telephon khusus, karena di telephon itu hanya boleh telp diantara kami saja, dan di telp itu juga Pak Nazar selalu berkomunikasi dan memberikan perintah, setiap saat telp khusus ini bisa di tarik oleh HRD dan di ganti baru, di tlp tersebut sudah ada semua no direksi, termasuk Pak Nazar dan Keluarganya) Pembicaraan saat itu sangat dinamis antara Saya, Pak Frangky, Pak Doni, Pak Nazar dan Pak Nasir (kakak Pak Nazar) Frangky : Yul…. lagi dimana… Yuli : Baru Sampe kantor Pak habis meeting dengan org mansek, ada apa Pak Frangky : Tolong di periksa Bu ROSA ada di mana Yuli : Iya pak… aku buka GPS ku dulu ya pak, oh…. bu Rosa ada di TVRI pak… udah 3 jam tidak bergerak Frangky : Ok thanks Yul, Saya akan meluncur ke sana, kok tadi supirnya tlp saya panik katanya bu ROSA di tarik orang, saya sudah suruh supirnya untuk masuk kedalam untuk melihat, sekarang supirnya itu tidak bisa di telp, makanya Saya mau kesana. Saya tidak berfikir jelek pada saat itu karena Saya tau bu ROSA sedang bermasalah dengan suaminya masalah perwalian anak, Pak frangky beberapa menit kemudian telp saya dengan panik. Frangky : Yul…. si ROSA ditangkap KPK… dia saat ini ada di gedung MENPORA(ternyata di GPS munculnya TVRI dekat dengan gedung MENPORA) Saya sudah telephon Pak Nazar, tapi Saya di bentak Pak Nasir katanya jangan main-main (saat itu Pak Nazar dan Pak Nasir sedang bersama-sama) Yuli : Ya ALLAH pak…. beneran pak…. ya udah pak Saya akan menghubungi Pak nazar Saat komunikasi Saya dengan Pak Frangky terputus tlp dengan Pak nazar masuk, jadi Pak Nazar yang menghubungi Saya Nazar : Nis… kamu di mana….. (Pak Nazar tidak mau memanggil Saya YULI…. dia memanggil Saya ANIS) Yuli : Masih di kantor pak baru selesai meetting dengan org Mansek, Pak… apa benar yang di katakan Pak Frangky? Nazar : Saya sudah suruh Pak Al (Albert Pangabean) memeriksa, Pak Al sedang odw (Pak Nazar selalu bicaranya odw, bukan otw) Kamu ngasih apa sama ROSA… Dia ini mau main-main sama Saya (dengan nada marah dan gusar) Yuli : Hari ini bu ROSA tidak ada pengajuan Pak, jadi saya tidak ngasih apa-apa sama dia, baik cash atau cek Nazar : Di bangkast ada berapa…. Yuli : lagi di stock opname sama Rina pak, saldo buku sih rupiah kurang lebih 7M dan valas Usd 300.000, oh ada Euro sekitar 5.000 pak. Nazar : Kamu beresin brangkast, ruangan ROSA dan ruangan Frangky, cek cctv, cabutin aja semua, beresin juga ruang keuangan jangan sampai ada data keuangan yang tertinggal. Yuli : Iya Pak, di sini cuma ada data pabrik IKPP pak, kemarin kan bapak udah perintahkan saya untuk beres-beres data keuangan, jadi yang tertinggal hanya isi brangkast aja pak. Nazar : Ya udah… cepet kamu beresin… Yuli : Iya Pak….. Sesuai dengan Instruksi Pak nazar… akhirnya Saya membereskan Ruangan Rosa, Pak Frengky, dan menyuruh Oktarina Furi dan neni kartini untuk membereskan ruang accounting serta isi brangkast, karena memang kami sudah siap dengan banyak kotak bekas gara-gara hari Selasa kemarin. Saya naik lift ke lantai 4 ke ruangan ROSA, di lantai itu ternyata masih banyak kotak-kotak data marketing, di sana ada 2 orang karyawan staf marketing laki-laki Darma dan Brei sedang bekerja, Saya tanya ke mereka… kok data-data marketing masih banyak di sini, kok nggak di beresin masuk ke gudang, menurut mereka semua data-data ini sudah siap angkut, rencananya besok pagi HRD akan mengangkut data-data tersebut. Aduh…. kepala Saya yang sedang pusing bertambah pusing, Saya suruh mereka berdua membantu untuk membereskan semuanya, tolong bantu Aku Mas… Brei beresin ruangan bu ROSA dan Pak Frangky ya, semua data apapun di ruangan bu Rosa dan Pak Frangky di masukan ke kotak, trus tolong di amanin, Darma tolong cek cctv(karna dia mengerti IT) cabut-cabutin aja ya Dar, mereka berdua bingung… ada apa BUN…. , mereka berdua itu adalah staf ibu ROSA, jadi Saya terus terang kepada mereka kalau Bu ROSA tertangkap KPK, akhirnya mereka berdua membantu Saya beres-beres. Kringggg…. tlp khusus Saya berbunyi…. ternyata Mr.LUCKY telp (di HP khusus itu Pak Nazar di beri nama Mr.LUCKY, dan Saya ANIS) Nazar : Nis…. udah selesai…. Yuli : Ini sedang di beresin Pak… ruang keuangan di beresin Rina dan Neni plus OB, ruangan Marketing diberesin Brei dan OB, sedangkan Darma sedang nyabutin CCTV pak. Nazar : Kamu cek ulang Nis… jangan sampai ada yang tertinggal Yuli : Iya Pak… Saya udah suruh mas Dayat cari mobil box untuk mengangkut semua, sebagian yang bisa di masukin ke mobil Saya akan Saya masukin pak. Nazar : Ya udah…. Cek ulang semua… Yuli : Iya pak….. Komunikasi Saya dengan pak Nazar terputus. Dari lantai 4 Saya bergegas turun ke lantai 2 mengecek pekerjaan Darma, di sana Darma bersama seorang security yang Saya lupa namanya, ” Udah Dar…. Iya Bun… lagi berusaha nyari kuncinya nih sama Pak security “di lantai 2 itu adalah ruang HRD Pak baskoro, di sanalah pusat CCTV, dan juga kantor MONEY CHANGER” kalo udah Ma… ke lantai 3 ya…. tolong cabutin CCTV yang diruangan Bu Neneng, karena di ruangan itu CCTVnya terpisah, Iya BUN… Darma berkata”. Akhirnya Saya naik ke lantai 3 untuk mengecek pekerjaan Rina dan Neni, ternyata Oktarina sudah tidak ada di ruangan bu neneng, Saya tanya ke Neni, Rina kemana…. turun BUN katanya mau pulang, Saya memang tidak bicara ke mereka berdua kalau Bu Rosa tertangkap KPK, Oktarina berfikir perintah yang ia dengar bisa di lakukan besok pagi, akhirnya aku suruh OB untuk mengejar Rina, Rina kembali ke lantai 3 dengan bingung, BUN aku kurang enak badan, aku udah stock opname beres-beresnya besok aja ya… (karena Rina bekerja di Apartement Rasuna sampai larut malam dan Dia belum pulang ke rumah), barulah Saya bercerita bahwa bu Rosa tertangkap KPK, jadi isi brangkat akan di amankan Pak Nazar, Rina kaget…. barulah Oktarina membereskan semuanya. Kami bertiga (Yuli,Rina,Neni) bergerak cepat memasukkan semua yang ada di brangkast ke dalam kotak, Saya bilang ke Rina campurin aja semuanya, kan ada buku brangkastnya besok baru di pisah-pisahkan. Yang penting kotak ini keluar dulu. Beberapa menit Saya membantu Rina membereskan brangkastnya, dan tinggal bangkast yang ada di luar di ruangan Saya. Saya pamit ke Neni dan Rina mau mengecek pekerjaan teman-teman yang lain, saat itu kira-kira Jam 20:00, 2 jam yang sangat menegangkan bagi Saya. Karena baru mendapat instruksi jam 19:00 baru 1 jam kami beres-beres, dan masih banyak yang harus Saya cek. Saya Pencet lift untuk turun ke lantai 2 mengecek cctv, lift terbuka….. di sana ada ibu ROSA, 2 orang laki-laki dan 1 org perempuan, bu Rosa terlihat sangat pucat, Saya pura-pura tenang…. menyapa bu Rosa… Yuli : Oh bu Rosa mau kemana…., sama tamunya bu…. (padahal Saya sudah tau bu Rosa tertangkap KPK) Rosa : Ini Bu Yuli Pak…. keuangan kami (Saya dengan mereka berjabat tangan berkenalan) Yuli : Yuli Pak…. Ya udah ya bu Rosa… aku mau turun dulu…. KPK : Oh ini bu Yuli…. nggak usah turun bu Yuli… kita ngobrol-ngobrol dulu di sini Yuli : Maaf pak… Saya ada yang harus Saya ambil di bawah, nanti saya naik lagi (Saya berkeras pura-pura santai dan sepertinya tidak ada apa-apa) KPK : Tidak usah bu Yuli…. ibu duduk di sini saja, kami dari KPK mau bicara dengan bu Yuli. (lobi kasir di depan lift banyak tempat duduk untuk menunggu bagi yang mengambil uang) Yuli : Ohhhh ada masalah apa Pak…. Tiba-tiba Neni berteriak dari dalam memanggil Saya…. Bunda….. Babe tlp…. sambil membawa telphon khusus Saya yang tertinggal di ruangan Rina. Neni masuk lobi kasir dan kaget melihat ada bu Rosa dan 3 orang yang Neni tidak kenal, Neni langsung masuk lagi dan berlari keruangan Rina sambil melempar hp khusus ke Rina sambil bicara “Rina KPK udah datang”, Rina langsung mengambil HP tersebut dan mengunci ruangan Saya dan bu Neneng, pekerjaan Rina untuk beres-beres sudah selesai tapi belum di pindahan. KPK langsung bertanya pada Saya. KPK : Itu siapa bu…. tolong di suruh duduk di sini Yuli : Neni Pak… Salah satu staf keuangan. (Dan Saya memanggil Neni) Nen… sini…. Neni : Iya bun….. aku mau ke kamar mandi dulu Bun… sakit perut tadi makan sotonya kepedesan. KPK : Nggak usah mbak Neni…. tolong duduk di sini (Sopan namun sangat tegas) Neni : Aduh pak…. aku sakit perut…. KPK : Cuma sebentar kok mbak…. Diruang lobi kasir itu duduk lah Saya, Rosa, Neni, sedangkan dari KPK 2 orang laki-laki dan Satu orang Perempuan tetap berdiri. Mereka sangat ramah…. namun sangat tegas. Saya dan bu Rosa saling bertatapan…. saat KPK tersebut tidak melihat kami, Saya tanya bu Rosa, kenapa di bawa kelantai 3 bu…. kan ruangan ibu lantai 4, bu Rosa hanya diam sambil menggeleng-gelengkan kepala, ia terlihat lemas. KPK : Bu Rosa…. ini ruangan apa? (sambil menunjuk Kasir) Rosa : Itu Kasir Pak…. KPK : PT-nya apa bu…. Rosa : Banyak PT-nya Pak…. Neni : PT-nya memang banyak pak… tapi masing-masing (Neni menyambar omongan ibu Rosa, sedangkan Saya hanya diam mengamati mereka berbicara) KPK : Disana ruangan apa bu Rosa…. (Sambil menunjuk pintu yang memisahkan lobi kasir dan ruang keuangan) Rosa : Keuangan Pak…. KPK menyuruh kami berdiri dan masuk ke ruangan keuangan. Kami semua masuk keruangan keuangan. KPK : Tolong bu Yuli terangkan ada ruangan apa saja di sini Yuli : Ini ruangan kasir pak (terkunci), ini ruangan keuangan (sambil menunjuk ruangan Saya, saat KPK mau masuk ke ruangan Saya sudah terkunci, Saya bilang orangnya sudah pulang Pak, karena di sana ada kotak-kotak gudang garam yang berisi banyak uang dan data, 4 kotak gudang garam) Di sini partisi orang accounting dan Pajak masing-masing PT. Ada ruangan IT, Ruangan Manager keuangan (padahal itu ruangan Neni karena Dia sebagai manager investasi), dan ruangan meetting pak. KPK : Accounting dan keuangan ibu Rosa di mana. Yuli : Yang itu Pak tapi orang-orangnya udah pulang (Dengan sembarangan Saya menunjuk salah satu Partisi) KPK : Nah… ibu Yuli dan Mbak Neni sebagai apa di sini Yuli : Saya Pajak IKPP(Pabrik CPO yang ada di Pekan baru) pak, Neni accounting IKPP, kami sedang mengerjakan Pajak IKPP pak karena mau laporan pajak (memang di sana banyak data-data IKPP) Neni : Iya pak kami sedang buat pajak Kringggg….. HP khususku berbunyi…. Oktarina yang memegang HP ku, Bun… Pak Doni….. Yuli : Pak…. kami lagi lembur nih pak…. di sini ada ibu rosa, tolong bawain makanan ya pak kami belum sempat beli makan malam , aku, neni , rina, rosa ditambah 3 tamunya. Doni : KPK udah datang ya Yul…. Yuli : Iya Pak…. cepetan ya pak…. kami sudah lapar…. sekalian bawa minumannya ya pak…. Doni : Tenang ya Yul…. nanti kami ke Sana… Yuli : Iya Pak… makasih ya pak Percakapanku dengan Pak Doni sangat sarat kode-kode, karena Saya berbicara di depan orang KPK, Saya berbicara dengan Pak Doni dengan suara yang riang, seperti benar-benar minta di bawain makanan. Kringggg…. HP khususku berbunyi lagi…. sekarang yang bicara adalah Pak Nasir, pembicaraan Saya dengan Pak Nasir juga sarat dengan kode-kode Yuli : Iya Pak….. Makanannya cepet ya pak….. yang enak Nasir : berapa orang Yuli Yuli : Saya, Rosa, Neni, Rina dan 3 orang tamu bu Rosa, jangan kurang ya Pak Nasir : Tenang Yuli….. Yuli : Iya Pak…. Komunikasi Saya dengan Pak Nasir terputus. KPK mulai berbicara saat itu hampir jam 10:00 KPK : Bu Yuli sama mbak Neni udah biasa pulang malam kayak begini….. Yuli : Iya Pak….. masih ada pekerjaan yang harus kami kerjakan Pak….. KPK : IKPP ini punya siapa bu Yuli…. Neni : Kami mah nggak tau milik siapa kami cuma staf Pak (menyambar pertanyaan dari KPK) Yuli : Iya pak…. KPK : Bu Yuli jangan bohong loh…. Saya punya banyak rekaman suara bu Yuli, berkomunikasi dengan beberapa orang. Rekaman video ibu juga ada. Yuli : Maksudnya apa Pak…. Saya bingung, ngapain bapak merekam Saya. KPK : Ah…. ibu kan orang penting di sini Yuli : Kata siapa Pak…. Saya kan cuma karyawan di sini KPK : Ya udah kalo ibu tidak mau jujur dengan kami saat ini, kami mau ke lantai 4 dahulu kata bu Rosa ruangannya di lantai 4. Ibu tunggu kami di lantai 3 ya, nanti kita ngobrol lagi. Yuli : Baik Pak….. Akhirnya KPK (2 laki-lai dan 1 perempuan) naik lift ke lantai 4, di ruangan keuangan tidak ada orang KPK yang menjaga kami, Neni mempunyai ide untuk memindahkan kotak-kotak di ruangan bu Neneng dan Ruangan Saya untuk di masukkan ke ruangannya. Semua kotak masuk ke ruangan Neni dan dikunci, Security tlp ke lantai kami, dan menyuruh kami untuk mematikan semua lampu di lantai 3, kami bertiga menyebar ke seluruh ruangan, mematikan lampu, setelah selesai kami bertiga masuk ke ruangan bu Neneng dan di kunci dari dalam. Ruangan bu Neneng sangat gelap, satu-satunya cahaya adalah dari hp kami, kami mengintip keluar dari jendela kamar bu Neneng, Rina dan Neni menangis… Bun… takut….., Saya hanya dapat berbicara sabar… Saya mencoba telp ke Pak Nazar, ternyata hp khusus Pak Nazar sudah mati, akhirnya Saya menelphon Pak Doni. Yuli : Pak Doni…. tolong keluarkan kami…. di bawah banyak mobil dan motor yang tidak kami kenal, sepertinya itu mobil dan motor KPK (banyak mobil avanza hitam dan motor x-trail) Doni : Kamu di mana sekarang, KPK nya kemana Yuli : Kami di ruangan bu neneng Pak, KPK sedang ke lantai 4 ruangan bu Rosa, semua lampu di lantai 3 sudah mati, kami menguci diri di ruangan bu Neneng, aduh pak…. kami takut…. Rina dan Neni sudah histeris Pak….. Doni : Sabar Yul…. Saya sudah dekat di sana….. cuma memang banyak mobil dan motor KPK, lagi menunggu Pak albert, diakan pengacara jadi Dia pasti tau apa yang harus di lakukan. Yuli : Iya pak…. tolong cepat pak…. (saat itu sudah Jam 00:00) Kringggg….. HP khususku berbunyi lagi, saat itu aku fikir Pak Nasir, ternyata Pak Nazar melephon dengan menggunakan telp Pak Nasir. Nazar : Nis… kamu di mana Yuli : Di ruangan bu Neneng pak, kami mengunci diri disini, semua lampu di lantai 3 sudah di matikan. Nazar : Brangkast bagaimana…. Yuli : Udah kosong pak, semua isinya sudah di kotak gudang garam, sekarang ada di ruangan Neni. Nazar : Cek-cek di mana…. Yuli : di tas travel pak…. (karena cek-cek kami sangat banyak, jadi kami masukkan ke tas travel, tas tersebut tidak terlalu besar, sedang lah, cukup untuk bawa baju untuk 2 hari) Nazar : Maaf Nis….. kamu jadikan saja cek-cek itu seperti pembalut kamu, kamu bagi bertiga, saat kalian di jemput tidak mungkin mereka menggeledah ke sana. Yuli : Haaaaa….. (Saya tidak bisa bicara….. rasa kesal…. marah…. jijik…. dan merasa terhina saat Pak Nazar bicara seperti itu, kok cek yang dia tanyakan, bagaiman keselamatan kami, tapi Saya tetap berbicara sopan kepadanya) Maaf pak…. terlalu banyak…… tidak mungkin Nazar : Tidak usah semua Nis…. yang penting cek Anak negri, Anugrah, Mahkota dan Mega Niaga, kalo bisa semua lebih bagus Yuli : Maaf pak…. perusahaan itu cek-ceknya akan Saya masukkan ke tas Laptop, dan akan Saya lempar ke belakang, Anak Negri, Anugrah, Mahkota, dan Mega niaga. Komukasiku dengan pak Nazar terputus, Kesal…. Marah…. Sedih…. dan Terhina menjadi satu dalam perasaanku, bagaimana seorang laki-laki yang kebetulan pemimpin kami bisa bicara seperti itu dengan Saya seorang wanita yang bukan muhrimnya, jijik….. sangat jijik Saya saat itu, Saya sempat termenung dan menitikkan air mata, Rina dan Neni tidak tahu apa yang Saya rasakan Saat itu, karena keadaan sangat gelap. Mereka tidak tahu kalau Saya menangis. Saya takut mereka tambah histeris. Jam 01:00 Pak Albert naik ke lantai 3, Pak Al di anter OB ke atas, kami awalnya berfikir yang mengetuk-ngetuk ruangan kami adalah orang KPK, kami tidak berani membukakan pintunya. Akhirnya Pak Al telp ke telp khusus Saya, barulah kami berani membukakan pintu, kami semua pindah ke ruangan Saya, ruangan bu neneng kami tutup, karena kami mau menyalakan lampu. mulailah kami diskusi Yuli : Pak bagaimana kami keluar…. Albert : Sebentar lagi kita keluar, di bawah ada Pak Hasim dan pak Yunus (Paman Pak Nazar) Pak Yunus kenal dengan salah satu penyidik di bawah. Yuli : Iya Pak…. tolong lah pak jangan terlalu lama. Rina cek-cek ada di mana…. Rina : Di tas travel di ruangan Bu neni Bun…. Yuli : Ambil cek Anak Negri, Anugrah, Mahkota dan Mega Niaga Rina : Cuma itu aja Bun…. Yuli : Iya…. karena Anak negri kan ada nama bu Rosa, dan keempat PT tersebut ada nama Pak Nazar, Pak Nasir, Bu neneng dan Pak hasim di Akte Pendiriannya. Rina : Oh…. aku ambil ya Bun (Neni dan Rina mengambilnya). Ini Bun…. Yuli : Masukkan ke tas Laptop, suruh OB melemparnya ke tanah belakang dari atap gedung, tapi tunggu instruksi aku dulu, aku kordinasi sama Mas Dayat dan makmur. Saya telp Mas Dayat untuk kordinasi Yuli : Mas Dayat…. Mas tolong ambilin cucian kotorku ya…. Mas tunggu aja di belakang nanti OB yang kasih. Setelah itu simpan ya… besok di loundry Dayat : Oh iya Bun…. sama siapa bun Yuli : Sama Harso…. kamu coba telp Harso ya…. Dayat : Iya Bun.. Setelah itu… datanglah Pak Hasim… tidak lama Pak Yunus bergabung dengan kami, saat itu jam 02:00 Albert : Gimana sudah amankah di bawah. Hasim : Aman… ya udah pada pulang Albert : tadi Saya sempat berantam adu mulut dengan Penyidik, nggak boleh masuk, aku manjat aja, sempat ketemu Rosa tadi, keras-kerasan adu mulut, aku tanya surat-suratnya mana, identasnya mana, kalo mau menggeledah harus ada suratnya. Frangky dan Doni tidak mau kemari, takut mereka Yuli : Oh…. sekarang udah aman pak…. kami mau pulang sekarang ya pak. Yunus : Tenang aja ya, ada teman kita di bawah. Hasim : Mana cek-cek…. Yuli : Di ruangan neni Pak Hasim : Cek-ceknya di bawa ke bawah saja Neni : Memang nggak apa-apa Pak Yuli : Nanti di sita pak, kan pasti kita di geledah Hasim : Nggak apa-apa, aman….. Yuli : 4 Perusahaan ceknya sudah Saya lempar ke belakang pak, Anak negri, Anugrah, Mahkota dan Mega Niaga Pak, karena akte-akte pendirian ke 4 perusahaan itu ada nama Pak Nazar, Pak Nasir, Pak Hasim dan Bu Neneng. Hasim : Oh… ya udah baguslah kalo begitu, yang ini bawa aja ke bawah. Yuli : Iya Pak… Neni : Ini kunci ruangan Saya Pak, ada 4 kotak gudang garam di dalam, isinya uang kurang lebih Rp. 7 M, Usd 300.000 dan Euro 5.000 Hasim : Oh…. uang ada di sana ya…. Rina : Ada Sertificate, BPKB dan data penting yang lain Hasim : Ya udah…. kita turun sekarang Besiap-siaplah kami turun lewat tangga, tas travel yang berisi cek semua perusahaan di bawa oleh OB ke bawah, kami langsung naik mobil yang sudah dinyalakan. Baru jalan beberapa meter kami di berhentikan oleh KPK KPK : Mau kemana Pak…. Albert : Mau antar ibu-ibu ini pulang dulu…. sekarang sudah jam 2:30, kasihan mereka punya anak kecil KPK : Mohon keluar dulu Pak….. kami geledah terlebih dahulu…. Albert : Wah….. ibu-ibu ini nggak bawa apa-apa, udah lah….. KPK : Mohon keluar dulu pak….. tidak boleh keluar dari kantor ini tanpa kami geledah Akhirnya kami keluar dari mobil, tas kami di geledah mencari apakah kami membawa data keluar, di belakang ada tas travel yang berisi cek-cek, jantung Saya langsung terasa mau copot saat mereka bilang….. KPK : Ini kalian bawa data….. Hasim : Bang… itu cek-cek perusahan kami…. nggak apa-apa lah bang…. KPK : Maaf tidak boleh…. kami sita Hasim : Jangan lah Bang….. gimana kami mau usaha kalo cek-cek kami di ambil KPK : Maaf tetap tidak bisa. Ibu-ibu ini boleh keluar, tas sudah kami geledah Akhirnya kami keluar dari Pintu Gerbang perusahaan, Pak Albert, Saya, Rina dan Neni, Pak Hasim dan Pak Yunus tetap di sana, perasaan Saya saat itu sudah mulai sedikit tenang, Pak Albert muter-mutar di kemang, karena takut diikuti oleh KPK, kami masuk ke Restaurant DIMSUM 24 jam. Disana kami minum dan makan dulu supaya tenang, tapi…. cuma minuman yg bisa masuk ke mulut Saya. Jam 03:00 kami bubar, Rina di jemput saudaranya, Pak Albert pergi, Saya dan Neni naik taxi dengan tanpa tujuan, akhirnya kami ke arah blok M, dan kami berhenti di Seven Eleven di dekat hotel Mahakam, Saya berkomunikasi dengan Mas Dayatdan minta mengantarkan tas Lap top yang tadi di lempar Harso, menunggu Mas Dayat Saya termenung , Ya ALLAH… TOLONG KAMI Akhinya mas Dayat dan Makmur datang, neni mengambil tas tersebut sambil memberika uang cash untuk pegangan mereka. Mas Dayat dan makmur aku suruh pergi, Saya dan Neni jalan kaki ke hotel Mahakam. Saat itu Sudah hampir jam 4:00, petugas hotel bingung kami mau cek in, dan kamar yang ada hanya kamar yang agak mahal, 1 malam Rp. 3.5oo.ooo,- Nggak apa-apa mas, kami cuma mau istirahat sebentar saja, kami masuk kamar hotel. Saya duduk di sofa dan termenung, sedangkan Neni di tempat tidur menangis. Jam 4:00 Saya telp suami minta jemput di hotel MAHAKAM, sambil terisak menangis, saat itulah semua perasaan tumpah ruah…..
Posted on: Sat, 06 Jul 2013 06:11:00 +0000

Trending Topics



ext" style="margin-left:0px; min-height:30px;"> Ahora que la Coca Cola organiza actuaciones musicales en bares que
Some incidents as they unfold in this cruel world can humble you,

Recently Viewed Topics




© 2015